"Ha how you like that?"
"You gon' like that that that that that"
Luna ikut menyanyikan sebuah lagu yang sedang didengarnya melalui speaker.Ia berjoget sambil membawa sapu untuk dijadikan mic,seolah dia menjadi artis terkenal yang sedang bernyanyi di atas panggung besar yang dilihat oleh banyak penonton.
Padahal realitanya ia sedang berdiri di atas ranjang tempat tidur.Bahkan Luna tidak perduli dengan suaranya yang super cempreng seperti kaleng rombeng,yang terpenting ia merasa terhibur.
Luna berhenti sejenak ketika hidungnya mencium aroma yang sangat menggugah selera.Ia langsung memegang perutnya yang terasa lapar.
"Bau apa ini?" Luna bergumam pelan,ia segera keluar dan berjalan menuju dapur.
Disana ia melihat Mama yang tengah memasak sop ayam kesukaannya.Dengan semangat Luna mengambil mangkuk lalu menyodorkan kearah Mama.
"Nanti Kak,Mama mau minta tolong dulu sama kamu.Antarkan sup ayam ini ke rumah Om Nata temen papa.Alamatnya ada di daerah perumahan Teratai, nomor sepuluh," ucap Mama seraya menyerahkan rantang.
"Tapi tempatnya jauh Mah," ujar Luna yang tidak mau mengantar.Tapi karena Mama mengancamnya tidak akan memberikan Luna sop ayam,jadi dengan terpaksa Luna tetap pergi ke rumah Om Nata.
Sekitar kurang lebih dua puluh menit,akhirnya Luna sampai di depan sebuah rumah berwarna ungu.Ia segera mematikan motornya dan mengecek kembali alamat yang Mama berikan tadi.
"Benar kok alamatnya," gumam Luna sambil berjalan kearah rumah tersebut dan mengetuk pintunya dengan pelan.
Tak lama pintu terbuka dan menampakkan sosok anak laki laki yang menatapnya bingung,namun kemudian anak itu langsung menyapa Luna dengan keras.
"Hai Kak,ada apa? Mau ketemu sama Rey ya?" Tanyanya dengan antusias.
Luna menyipitkan mata,apakah ia salah alamat? Bukankah alamat yang tertera di secarik kertas yang dipegang Luna menunjukan benar inilah rumah Om Nata.Lalu Kenapa ia malah bertemu dengan anak ini?
"Cariin siapa sih Kak?" tanya Rey lagi saat melihat Luna yang terbengong.
"Gue lagi cari rumah Om Nata,mau nganterin sop ayam dari Mama gue.Tapi kayaknya salah alamat deh." Buru buru Luna berbalik,tapi Rey mencegahnya.
"Bener kok,gue anaknya," ucap Rey sambil tersenyum manis.
"Masuk aja Kak kalo mau ketemu sama Papa gue," sambungnya,Rey membuka pintu rumahnya dengan lebar.
Luna sedikit ragu,ia berpikir sejenak.Namun pada akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.Tapi setelah Luna masuk dan berada di ruang tamu,Rey menutup pintunya kembali dengan rapat.Membuat Luna merasa waspada.Ia jadi berpikiran yang buruk, apalagi rumah ini terlihat sepi.
"Asyik,gue dapat sup ayam." Rey terlihat senang,dia mengambil rantang yang di bawa Luna dan membukanya dengan cepat.
"Itu buat orang tua lo," tegur Luna,disaat anak itu hendak memakannya.
"Orang tua gue pulangnya masih lama,jadi gue makan duluan.Kebetulan lagi lapar banget nih,Kakak mau?" tawar Rey.
Luna meneguk ludahnya kasar,ia juga merasa lapar.Tapi mendengar jika orang tua Rey belum pulang membuat dirinya marah karena dibohongi tadi.
Luna beranjak dari tempat duduknya hendak pulang,tapi Rey bergerak cepat menghalangi langkah Luna dan merentangkan kedua tangannya dengan lebar.
"Jangan pulang dulu Kak,temenin gue sampai Papa dan Mama balik dari supermarket.Paling bentar lagi pulang kok.Gue janji enggak macam macam,lagian ada Afan lagi tidur di rumah ini." Rey menunjukkan jari kelingkingnya untuk berjanji.Dilihat dari raut wajah anak itu sepertinya tidak berbohong.
"Kalo enggak percaya,biar gue panggil Afan dulu." Rey berlari kencang dan berteriak membangunkan temannya.Tak lama dia kembali bersama Afan yang berjalan sempoyongan, karena belum sadar sepenuhnya.
"Lo harus jadi saksi kalo gue enggak berbuat macam macam Fan,nih lo makan aja tuh sop ayam pemberian dia." Rey memberikan rantangnya kepada Afan,tanpa berbicara sedikit pun anak itu langsung memakannya.Walaupun dengan mata sedikit terpejam.
"Udah tenang aja sekarang,oh iya gue belum tau nama Kakak siapa?" tanya Rey.
Luna kembali duduk di sofa,namun sedikit menjaga jarak dengan Rey yang tampak agresif. "Nama gue Deluna,panggil aja Kak Luna."
"Namanya bagus, orangnya juga cantik.Kak Luna mau enggak jadi pacar gue?" tanya Rey,Luna membelalakkan matanya terkejut.
"Lo gila? Gue udah punya pacar," pekik Luna dengan kuat.Rey hanya menyengir tanpa dosa setelah membuat jantung gadis di depannya hampir copot.
Bahkan Afan yang hendak melahap makanannya langsung berhenti, ia menatap sahabatnya tak percaya.Memuji keberanian Rey yang mengajak kakak kelasnya untuk berpacaran.Sungguh hebat,batin Afan.
"Sebelum janur kuning melengkung,gue sih bakal terobos aja.Inget Kak Luna gue punya segudang ilmu pelet." Tampaknya Rey tidak menyerah.
"Playboy banget lo Rey," ujar Afan sambil menepuk pundak sahabatnya.
Luna menggidik ngeri,ntah kenapa tiba tiba ia merasa takut.Jangan jangan anak ini terobsesi kepada dirinya.Luna langsung berlari membuka pintu ingin cepat pulang sekarang.Tak perduli dengan rantangnya yang tertinggal.
Tapi saat Luna sampai di teras,dia bertemu dengan Om Nata bersama istrinya yang baru saja pulang belanja.Luna jadi kikuk ketahuan lari lari seperti dikejar hantu.
"Kamu Luna kan?" tanya Om Nata.
Luna mengangguk cepat. "Iya Om saya Luna,tadi Mama suruh antar sop ayam buat Om dan Tante.Tapi-" Luna menggantung ucapannya.
"Kenapa Lun?" tanya tante Alen.
"Tapi sop ayamnya udah habis dimakan Rey sama Afan."
"Kebiasaan ya anak itu." Om Nata menggeleng pasrah dengan kelakuan anaknya,ia segera masuk dan menjewer telinga Rey.Harusnya mereka izin terlebih dahulu sebelum makan,apalagi makanan itu ditunjukan untuk orang tuanya.
"Ayo masuk lagi Lun."
"Enggak Tan,Luna mau pulang aja.Soalnya udah dari tadi di sini,takutnya Mama cariin." Luna menolak ajakan Om Nata dengan halus.
"Loh kok pulang sih? Eh bentar,Tante titip bunga mawar ini untuk Mama kamu ya.Katanya Mama kamu suka koleksi bunga." Tante Alen memberikan beberapa pohon bunga Mawar kepada Luna.Ia langsung mengucapkan terima kasih dan pamit untuk pulang.
"Titip salam aja buat Papa Arka dan Mama Vera ya Lun,jangan lupa besok main kesini lagi," pesan Om Nata.
"Iya Om," jawab Luna sambil mengengkol motornya.
Namun pandangan Luna tiba tiba beralih kearah jendela.Disana terlihat Rey yang menatap Luna dan menunjukan flying kissnya.Sontak ia langsung terbatuk batuk tanpa sebab, sepertinya Luna lah yang akan gila sekarang.Sangat di luar batas kelakuan cowok itu.
"Enggak waras banget sumpah!" Ucap Luna tanpa suara,tapi gerakan mulutnya masih bisa diketahui oleh Rey.
***
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...