Wajah Luna cemberut kesal sejak tadi,bahkan perutnya lapar saja ia biarkan.Ia memilih tidak makan dan berdiam diri di dalam kamar.Mengingat permintaan Om Nata dua hari yang lalu membuatnya menghela nafas kasar,Om Nata meminta Luna untuk membantu dan mengajari Rey belajar dirumah setiap satu Minggu sekali.Ya bisa di bilang Luna menjadi guru privat dadakan.
Sebenarnya Luna sudah menolaknya,tapi Om Nata terus mendesak untuk mengajari anaknya.Dan Mama pun mengizinkan hal tersebut.Punya ilmu harus berbagi dengan orang lain,begitulah kata Mama waktu itu.
Om Nata juga akan membayarnya dan kegiatan mengajar itu bisa dilakukan di rumah Rey atau di rumah Luna tergantung kondisinya.Dan berakhirlah Luna menyanggupi permintaan tersebut dengan terpaksa.
"Kak,Mama titip Vano sama kamu ya.Hari Minggu ini butik Mama rame banget,karena kedatangan pelanggan yang penting," ujar Mama yang sudah berdandan rapi.
"Tapi Mah hari ini kan Luna diminta ngajarin Rey belajar di rumahnya," sahut Luna seraya beranjak dari kasur dan memasang wajah yang semakin ditekuk.
"Mama udah telepon Om Nata,biar Rey aja yang datang kesini bareng temennya itu.Biar bisa jagain Vano sekalian."
"Udah Mama buru buru nih, jangan lupa nanti bikinin Vano susu formula ya.Kakak juga harus makan,udah Mama masakin kentang balado." Mama segera menyangking tas dan tidak lupa untuk mencium kening kedua anaknya.Vano tertawa senang melambaikan tangan.
Kini hanya Luna dan Vano saja berdua di rumah,sambil menunggu kedatangan Rey mereka menonton YouTube dan menemani Vano bermain mobil mobilan.Untungnya tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar,Luna segera membukanya.
Ternyata Rey sudah berdiri di rumah dengan membawa tas yang biasa ia pakai saat sekolah.Luna celingukan mencari seseorang,mengapa Rey hanya datang seorang diri?
"Afan kemana katanya dia ikut?" tanya Luna sembari mempersilahkan cowok tampan itu masuk ke dalam rumah.
"Gue datang sendiri,dia bilang enggak mau ikut karena lagi asyik main game.Kenapa Kak tumben banget cariin Afan? Lo naksir ya?" selidik Rey, membuat Luna menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Enggak, sembarangan kalo ngomong."
"Awas kalo Kak Luna sampai naksir sama Afan,Rey enggak terima," ucapnya sambil mengepalkan tinjunya.Kemudian Rey mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan,dan mendapati Vano yang tengah bermain sendiri.Cowok itu langsung berlari cepat menghampiri Vano dan menyapanya.
Tampak sekali Rey sangat menyukai anak kecil,ia terus mengajak Vano untuk berbicara dan akrab dengan dirinya.Luna hanya tersenyum melihat interaksi adiknya dan Rey.
"Lo pengen punya adik ya?" tanya Luna.
"Pengen banget dong, sayangnya orang tua gue enggak mau punya anak lagi.Katanya ngurusin gue aja udah kewalahan apalagi kalo nambah satu lagi.Tapi gue pengen punya adik cowok biar bisa gue ajak main motor,main bola dan gue ajak buat gelut." Cerita Rey dengan antusias,Luna terpingkal pingkal mendengarnya.Wajar saja sih jika Om Nata dan Tante Alen kewalahan menghadapi anaknya yang satu ini.
Mengingat sekarang sudah pukul setengah sepuluh,Luna mengajak Rey untuk memulai belajarnya.Ia tidak ingin membuang waktu, karena dirinya juga ingin cepat istirahat dan bersenang-senang di hari liburnya ini.
"Kak gue pengen belajar yang ini dulu, soalnya ini tugas rumah.Gue rada enggak ngerti," ucapnya pada salah satu materi yang cukup sulit.
"Tunggu sebentar,gue punya bekas catatan waktu kelas sebelas dulu." Luna bangkit ia teringat dengan buku catatannya yang tersimpan di lemari,dari dulu Luna sengaja tidak membakar buku bukunya yang sudah tidak terpakai lagi.Ia memilih menyimpannya,mana tau itu akan berguna suatu saat dan seperti sekarang ini.
"Yang inikan? Biar gue jelasin," ucap Luna,ia mulai menjelaskan materi satu persatu dengan seksama.Untung saja ia masih ingat,jadi gampang untuk menyampaikannya kepada Rey.
"Lo dengerin penjelasan gue enggak sih? Kok malah ngelamun," tegur Luna merasa kesal,sejak tadi ia menjelaskan Rey hanya bengong menatapnya saja tanpa merespon apapun.
"I..iya gue denger kok," sahut Rey sedikit terbata.Kemudian Luna melanjutkan kembali penjelasannya,tak hanya itu ia juga memberikan Rey beberapa latihan soal untuk dikerjakannya.
Awalnya Rey nurut saja mengerjakan latihan tersebut,tapi sepuluh menit kemudian ia mulai menguap dan bergerak kesana kemari tidak fokus.Sering bengong menatap Luna yang berganti bermain bersama Vano.Di dalam hatinya ia meronta ronta ingin bermain dengan anak kecil itu juga.
Rey bergerak meninggalkan tugasnya sejenak,ia membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan beberapa permen lolipop.Ia sengaja membawa permen tersebut dari rumahnya,Rey langsung memberikan kepada Vano yang terlihat senang dan menerimanya dengan cepat.
"Vano suka permennya? Panggil gue Abang Rey ya No,nanti Abang beliin permen lagi yang banyak sama bawa mobil mobilan buat Vano," ucap Rey seraya mencubit pipi anak kecil itu dengan gemas.
Luna berdehem pelan. "Jangan kebanyakan permen,enggak baik buat kesehatan giginya."
"Sesekali Kak,lagian enggak tiap hari."
"Udah lo lanjut kerjain tugasnya Rey,kalo berhenti terus kapan selesainya? Lo juga enggak bakal ngerti ngerti sama materi yang baru gue jelasin karena main terus," ujar Luna mengingatkan, untung saja cowok itu nurut dan langsung mengerjakan tugasnya kembali.
Sekitar lima belas menit kemudian,Rey menyerahkan tugasnya untuk diperiksa Luna.Hanya ada satu jawaban saja yang salah dan Luna menyuruhnya untuk memperbaiki di rumah.Akhirnya selesai juga,Luna menghela nafas lega dan tersenyum senang.Dia bisa bebas sekarang.
"Orang tua Kak Luna masih lama pulangnya?" tanya Rey sambil membereskan bukunya kedalam tas.
"Mereka bakalan pulang sore,emang kenapa?"
"Emm gue pengen ajak Vano jalan jalan sama Kak Luna ke luar,"jawabnya sedikit ragu,ia berharap Luna menyetujui keinginannya.
"Tapi-" Luna ingin menolak,tapi Vano menyela lebih dulu.
"Vano mau jalan jalan," ucapnya tersenyum lebar,Luna jadi tidak tega dengan adiknya.Ia pun menyetujui ajakan Rey.
"Oke,Gue siap siap dulu," sahut Luna.
***
To be continue...
Jangan lupa untuk tinggalkan vote seperti biasanya ya gusy💙💙💙
Sampai jumpa di chapter berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...