27.Gue Aneh.💙

85 7 0
                                    

Berkali kali Luna menepuk pipinya sambil melamun,terkadang sesekali ia menoleh kearah kaca jendela untuk melihat pantulan dirinya disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkali kali Luna menepuk pipinya sambil melamun,terkadang sesekali ia menoleh kearah kaca jendela untuk melihat pantulan dirinya disana.Lily yang melihatnya merasa kesal,Luna seperti orang kebingungan, bahkan diajak mengobrol ia tidak menyambung sama sekali.

"Lo gila ya Lun?" tanya Lily jengkel,sudah habis kesabarannya.

"Kayaknya emang gue gila dan merasa diri gue ini aneh banget deh.Lo tau enggak Li gue kenapa?" Luna bertanya balik,sontak Lily mengangkat kedua bahunya tak mengerti.

"Emang kenapa?"

"Dari kemaren gu.. gue--" Luna menghentikan ucapannya,matanya melirik sekitar rasanya ia malu akan membicarakan hal ini.Ia menggeleng cepat,sepertinya tidak perlu menceritakannya.

Lily berdecak kesal, "Ayo ikut gue." Ia menarik tangan Luna dengan cepat, membawanya keluar dari kelas.Ini kan sudah jam istirahat,jadi mereka bisa bebas.

"Mau kemana?"

"Udah diam aja,kita cari tempat sepi.Gue tau Lo malu cerita di tempat yang banyak murid lain."

"Enggak jadi, ceritanya enggak penting kok." Luna menghentikan langkahnya, membuat Lily juga ikut berhenti dengan wajah yang ditekuk.

"Lo enggak bisa bohongin gue Luna,cerita lo itu penting."

"Nanti aja,ke kantin dulu yuk,laper nih," ajak Luna sambil mengelus perutnya yang keroncongan.Tapi Lily menolak,ia menggeleng keras.Rasa ingin tahu Lily memang tidak bisa dihentikan.Ia kembali memaksa Luna pergi kearah belakang gedung perpustakaan,disanalah tempat yang cukup sepi dan jauh dari jangkauan orang orang.

"Ayo cerita,dari kemaren lo kenapa?" tanya Lily setengah merengek seperti anak kecil.

"Oke gue bakal cerita,tapi lo habis ini jangan ledekin gue,paham Li?" Luna mengangkat jari kelingkingnya untuk berjanji.

Tapi Lily langsung menepisnya."Udah deh kayak anak kecil aja pake jari kelingking.Gue paham kok," ucapnya.

"Jadi gue merasa aneh banget sama diri gue sendiri Li,masa dari kemaren gue mikirin Rey terus.Kayak bayangan dia tuh berputar putar di otak gue dan enggak bisa berhenti," ucap Luna frustasi,ia memijit keningnya yang terasa pusing, wajahnya tampak sedikit memerah karena malu.

Semenjak Luna memperhatikan Rey saat memperbaiki motor kemarin,Luna jadi sering memikirkan cowok itu secara tiba tiba.Apalagi ia selalu teringat dimana Rey mencubit pipinya, walaupun hanya bercanda.Tapi bisa membuat wajah Luna terasa memanas.

Dan ntah sejak kapan,cowok itu terlihat sangat tampan dan manis di mata Luna.Padahal biasanya tampak menyebalkan.Seperti kemaren walaupun penampilan Rey berantakan,tapi mampu membuat Luna terpesona beberapa detik saat melihatnya dan juga membuat otak Luna berhalusinasi memikirkan Rey.

"Ini udah enggak bener,apa gue periksa aja ke dokter? Mana tau gue kena kanker otak stadium empat,Jadi otak gue bermasalah," ucap Luna sembarang.

"Heh mulut lo dijaga kalo ngomong.Lo periksa ke dokter pun,pasti dokternya bakalan bilang kalo otak lo sehat Lun.Eh...tapi bisa juga sih kena penyakit." Lily mengubah mimik wajahnya menjadi serius.

Hi, My Boy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang