"Kampret banget nih si Lily,kenapa gue ditinggalin?" Luna menggerutu kesal kepada sepupunya.Padahal waktu jam istirahat ia sudah bilang jika pulang sekolah nanti akan pulang bersama.Tapi sekarang malah Luna yang ditinggal sendirian seperti anak hilang.Ya walaupun masih ada beberapa siswa yang masih keluyuran di koridor sekolah.
Luna melihat salah satu guru perempuan yang tengah kesulitan membawa alat praktek pembelajaran IPA.Ia pun berniat untuk membantunya membawakan alat tersebut ke ruang laboratorium.
"Eh enggak papa Lun kamu yang bawa?" tanya guru tersebut.
Luna mengangguk sambil tersenyum. "Enggak papa kok Bu,biar saya yang bawa alat prakteknya.Ibu bisa kembali lagi ke kantor,"ucapnya.
"Makasih banyak Luna."
"Sama-sama Bu."
Luna bergegas pergi,untuk ke ruang laboratorium Luna melewati kelas Rey.Dan sangat kebetulan sekali cowok itu sedang menyapu teras kelasnya sambil menenteng tempat sampah.Sepertinya dia sedang melaksanakan tugas piket.
Luna tersenyum simpul,memikirkan dirinya yang pulang sendirian hari ini,mungkin saja ia bisa ikut menumpang dengan Rey.
"Hey Rey,lo masih piket kelas?" sapa Luna basa basi.
"Iya Kak,oh ya makasih untuk kue nya kemaren yang dititipin sama Ayah gue," ucap Rey sambil menatap sekilas kearah Luna,kemudian kembali fokus dengan sapu yang dipegangnya.
"Makasih juga buat martabaknya Rey, kemaren gue sampai lupa ngucapin terimakasih sama lo.Emm... oh ya Rey,gue boleh nebeng pulang sama lo enggak? Soalnya gue balik sendirian," tanya Luna,ia harus memastikan dan meminta izin terlebih dahulu.
"Maaf Kak,enggak bisa.Soalnya gue bawa motor dan pulang bareng Afan,si Afan juga udah nungguin tuh di parkiran," jawab Rey memberi alasan.
"Enggak papa,yaudah gue pergi dulu ya Rey." Luna kembali melanjutkan langkahnya,terpaksa Luna harus menggunakan ojek online atau kendaraan umum.Padahalkan ia berniat menyisahkan uang jajannya untuk membeli buku novel favoritnya yang baru terbit.Tapi bagaimana lagi,dari pada Luna yang harus pulang jalan kaki,apalagi jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh.
Akhirnya Luna sampai juga di ruang Laboratorium,ia segera menyusun alat praktek yang ia bawa dengan sangat hati hati.Bahaya kan jika ada salah satu alatnya yang terjatuh kemudian rusak,pasti harus menggantinya.Luna juga waspada saat membuka lemari penyimpanan alat tersebut,takut ada seekor kecoa yang tiba tiba terbang seperti waktu itu dan membuatnya panik.
"Akhirnya selesai juga," ucap Luna sambil tersenyum senang, setelah melihat semua alat prakteknya tersusun rapi.Ia menepuk kedua tangannya untuk membersihkan debu yang menempel.
Kemudian Luna membuka ponselnya sejenak untuk memesan ojek online.Dan bersiap untuk pulang.Tapi, ada satu hal yang membuat jantung Luna hampir berhenti berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Fiksi RemajaLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...