"Tante bikinkan nasi goreng ya?"
"Eh enggak usah Tan,Luna kesini kan mau jenguk bukan ngerepotin Tante Lea.Mending Tante istirahat aja," ujar Luna menolak dengan halus,baru saja ia sampai di rumah Gilang,malah sudah ditawari makan oleh Tante Lea.
"Tante senang banget kamu kesini Luna,Tante tuh kesepian banget di rumah sendirian.Tiap hari om Dirga kan kerja, sedangkan Gilang sibuk sendiri, pulang sekolah dia pergi lagi ntah kemana." Tante Lea bercerita,raut wajahnya terlihat sedih.
"Makanya Tante punya anak lagi dong,biar ada yang temenin," gurau Luna sambil terkekeh pelan.
"Tante enggak perlu punya anak lagi,kan udah ada kamu Lun.Kalo kamu nikah sama Gilang,Tante punya menantu.Pasti ada yang temenin Tante tiap hari,ada temen buat diajak belanja,masak,buat kue dan temen buat ngobrol juga.Seru kan?"
Luna tersenyum kaku,Tante Lea terlalu berharap kepada dirinya,hal inilah yang mempersulit memutuskan hubungannya dengan Gilang.Bagaimana jika semuanya tidak berjalan sesuai ekspetasi? Sudah pasti akan banyak orang yang kecewa.
"Oh ya kata Gilang Tante sakit,emangnya Tante sakit apa?" tanya Luna mengalihkan topik pembicaraan.
"Asam lambung Tante naik Lun."
"Aduh Tante,bahaya itu.Jangan keseringan makan pedas,kalo makan harus teratur,biar enggak semakin parah.Tante udah periksa ke dokter?"
"Udah, kemaren Gilang yang nganterin periksa."
"Yaudah Tante istirahat,Luna juga mau pinjam buku pelajaran sains punya Gilang buat di baca, soalnya buku punya Luna hilang,ya sambil nungguin Tante disini,biar rumahnya enggak sepi," ucap Luna seraya bangkit dari kursi.
"Oh kalo gitu kamu belajarnya di kamar Gilang aja biar kalo capek bisa rebahan,lagian anaknya enggak ada di rumah.Tante istirahat dikamar dulu ya,badan Tante masih terasa kurang enak"
"Iya,Tante kalo butuh apa apa tinggal bilang sama Luna," kata Luna berpesan, setelah Tante pergi,Luna segera berjalan menuju kamar Gilang yang pintunya bercat abu abu.Ia sudah hapal semua ruangan ini, karena dari kecil Luna sudah sering bolak balik main ke rumah Tante Lea.
Aroma khas wangi laki-laki menyeruak saat Luna masuk ke ke ruangan yang berwarna serba abu abu, Gilang sangat menyukai warna tersebut.
"Ihh berantakan banget sih." Luna bergumam saat melihat meja belajar Gilang tampak berantakan,ada gelas bekas kopi yang masih bertengger diatasnya,buku pelajaran yang berantakan tak tersusun rapi, membuat pandangan menjadi terganggu.
Luna membayangkan bagaimana jika ia beneran akan menikah dengan Gilang? Menghadapi cowok yang super jorok dan malas seperti ini,bisa bisa ia jadi babu yang pekerjaannya tak pernah habis.Luna langsung menggidik.
Untung saja ia menemukan buku yang dicarinya dengan cepat, setelah itu Luna membantu membereskan meja belajar Gilang agar sedikit rapi,ia tidak nyaman melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...