14.Pertolongan Rey💙

97 12 1
                                    

Kesadaran Luna semakin menipis,ia tidak tahu apa yang diperbuatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesadaran Luna semakin menipis,ia tidak tahu apa yang diperbuatnya.Semua orang mulai riuh dan Luna menjadi pusat perhatian.Dirinya berjalan mendekati kolam.Tanpa disengaja kaki Luna tergelincir membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam kolam.

"T..tolong!" teriak Luna.

Ia tidak bisa berenang, tangannya melambai meminta pertolongan.Namun sayang sekali, orang orang hanya menonton saja tanpa ada yang mau menyelamatkan Luna dari kolam.

"To.. tolong!" ucap Luna sekali lagi dengan terbata, nafasnya mulai habis, karena terlalu banyak air kolam yang masuk ke dalam perutnya.

Disisi lain,ada seseorang yang berlari cepat menembus kerumunan.Wajahnya terlihat begitu panik dan juga gusar. "Minggir semuanya!" teriaknya dengan kencang.Membuat semua orang menepi untuk memberikan jalan lewat.

Tanpa ragu dia langsung terjun ke dalam kolam meraih tubuh Luna yang sudah lemas.Kemudian segera menggendongnya dengan cepat.Dia berbisik pelan untuk menenangkan Luna, "Jangan takut Kak,ada gue disini."

"R..Rey." Luna menatap wajah Rey sekilas,ia mengeratkan pelukannya.Tubuhnya basah kuyup dan menggigil kedinginan.Rey melepas jasnya untuk dipakaikan ke Luna.Setelah itu dia membawa Luna keluar dari hotel dan menuju mobilnya yang terparkir.

"Aku antar pulang ya Kak?" tanya Rey tanpa melepas rengkuhannya di tubuh Luna.

"Jangan! Kondisi gue lagi enggak baik.Nanti Mama khawatir banget dan Papa pasti marah besar Rey.Jus strawberry yang gue minum juga ada obatnya dan bikin mabuk," ucap Luna sangat pelan nyaris tak terdengar.

"Terus harus gimana?" tanya Rey lagi,namun tak mendapat jawaban dari Luna.Gadis itu sudah pingsan di dalam pelukannya.

Rey mengacak rambutnya frustasi,ia harus bagaimana sekarang? Luna tidak mau pulang.Apakah ia harus membawa gadis ini ke rumahnya? Tapi membawa seorang gadis dengan keadaan yang mabuk saat malam begini,itu bukan ide yang bagus,bisa gawat.Apalagi dirumah hanya ada Rey dan Afan, orang tuanya sedang ke Bogor mengunjungi saudaranya disana.

Tapi karena keadaan yang mendesak,dan Luna yang perlu perawatan agar kondisinya membaik.Akhirnya Rey memutuskan untuk membawa Luna pulang ke rumah.Ia berjanji tidak akan berbuat macam macam, karena dia adalah orang baik baik,batin Rey.

****

"Hey.. hey,siapa yang lo bawa pulang?" Afan menodongkan sapu kearah Rey yang baru masuk ke dalam rumah sambil membopong seorang gadis.Jelas saja hal tersebut membuat Afan terkejut setengah mati dan curiga jika temannya berbuat hal yang aneh.

"Lo jangan sembarangan culik anak orang ya.Gue laporin lo ke Om Nata atau gue juga bisa laporin lo ke polisi," ancam Afan.Namun ia tidak mendapatkan respon dari Rey yang hanya melewatinya saja menuju kamar tamu.Jujur saja dada Afan berdetak sangat kencang,ia membuntuti temannya dengan langkah gontai.

"Ini Kak Luna,Fan.Lo enggak usah ribut deh," ucap Rey seraya membaringkan Luna diatas ranjang.Tapi bukan Afan namanya,jika tidak heboh dan terus bertanya.

Hi, My Boy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang