Luna menutup laptopnya,ia mendengar suara deru mobil yang berhenti di halaman rumah.Luna penasaran,ia menyibak gorden kamarnya untuk melihat siapa yang datang.
"Ngapain lagi tuh anak?" Luna geram saat melihat Gilang turun dari mobilnya.Buru buru Luna keluar dari kamar dan menemuinya.
"Ada apa?" tanya Luna dengan ketus.
Gilang malah tersenyum dan berteriak, "Surprise... Buat anniversary ke tiga kita." Dia segera memberikan buket bunga dan kotak kado kepada Luna.Membuat gadis itu menyipitkan matanya.
Sepertinya sudah gila cowok dihadapannya ini,Luna tak habis pikir.Ia berdecih pelan saat menyadari hari ini adalah tepat tiga tahun mereka menjalin hubungan.Apakah ini semua layak untuk dirayakan dan diingat? Sedangkan hubungan mereka sudah hancur tak ada arti.
"Lo gila? Percuma dirayain,enggak ada gunanya sama sekali.Lucu banget deh hubungan kita,gue yakin sih orang lain enggak akan ada yang menjalin hubungan kayak kita berdua Lang," ucap Luna sambil tertawa sumbang.
"Hargain dikit dong Lun,gue berusaha buat nyenengin lo dan bersikap adil terhadap elo dan Vivi.Terus enggak ada salahnya juga buat ngerayain,kita kan belum putus dan gue enggak mau putus."
Luna semakin tertawa keras mendengarnya. "Lo pikir gue ini dipoligami haa? Yang harus adil dan berbagi dua dengan selingkuhan lo itu."
"Enggak sih,gue cuma pengen bersikap adil aja terhadap dua orang yang gue sayangi," ucapan Gilang membuat emoi Luna terpancing.
"Lo kalo mau ngomongin tentang keadilan cinta dibagi dua,mending lo minggat dari rumah gue."
"Oke enggak ngomongin lagi, sekarang lo terima aja pemberian gue ini dan ikut gue pergi ke kafe yang lagi rame belakangan ini,lo tau kan Lun?" tanya Gilang sambil memberikan buket dan kado nya dengan paksa kepada Luna.
"Gue enggak mau!" tolak Luna keras.
"Please terima aja."
"Enggak!"
Terjadilah perdebatan kecil diantara mereka berdua,Gilang yang terus memaksa Luna dan Luna yang tak mau menerima,tidak ada yang mau mengalah satu pun.Hingga sebuah motor yang datang dapat menghentikan perdebatan tersbut.
Gilang langsung memasang wajah tak suka melihat kedatangan seseorang yang ia klaim sebagai saingannya.Rey segera turun dari motor sambil menenteng sebuah kresek hitam, matanya melihat kearah Luna yang memegang buket dan kado.Gilang tersenyum sinis, dengan sangat sengaja ia menggandeng tangan Luna,agar Rey merasa cemburu.Namun cowok itu tetap santai, walaupun ada sedikit kekecwaan di lihat dari matanya.
Luna tak sadar dengan persaingan dalam diam yang dilakukan kedua cowok di dekatnya itu.Ia langsung tersenyum lebar, melihat Rey datang menghampirinya.Sangat berbeda sekali dengan ekspresi Luna saat Gilang datang tadi.Ia sendiri tidak tahu mengapa hatinya terasa senang saat bertemu dengan Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
JugendliteraturLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...