2.Adik Kelas Baru💙

234 13 1
                                    

Luna berjalan pelan melewati kerumunan adik kelas,ia mengibaskan rambutnya dan memasang tatapan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna berjalan pelan melewati kerumunan adik kelas,ia mengibaskan rambutnya dan memasang tatapan tajam.Sekarang Luna menjadi senior di sekolah ini.

Adik kelasnya yang melihat dirinya langsung tertunduk takut,tak banyak dari mereka yang langsung kabur menghindar,tapi masih ada yang mau menyapa Luna dengan senyuman ramah.

Luna dikenal sebagai senior paling galak di sekolah ini,dia termasuk anggota OSIS yang mengurus kedisiplinan seluruh murid.Jika ada yang melanggar peraturan,Luna memberikan hukuman tanpa ampun atau langsung menyuruhnya datang ke ruang BK.

"Luna!" panggil seseorang gadis yang berambut pendek sebahu,dia bernama Lily.Ia berlari menghampiri sepupunya dengan napas yang memburu.

"Ada dua siswa yang melanggar aturan," adu Lily,sambil menunjuk dua anak laki laki yang berdiri di tengah lapangan seperti orang hilang.

Luna mengalihkan pandanganya,ia ingat dua siswa itu adalah anak kelas sebelas yang baru pindah ke sekolah beberapa hari yang lalu.Ini tidak bisa dibiarkan,Luna langsung berjalan turun ke tengah lapangan menghampiri mereka berdua.

"Name tag milik lo mana?" tanya Luna kepada anak yang berpipi gembul.

"Terus kaos kaki lo?" Luna beralih menatap murid satunya lagi yang terlihat sangat santai.

"Itu Kak name tag milik gue di pake sama Rey, sebenarnya dia yang lupa enggak bawa name tag nya," jelas anak berpipi gembul itu,ia menunjuk teman di sebelahnya.

"Kalo kaos kaki gue masih basah Kak, soalnya habis dicuci."

Luna memijit pelipisnya,bisa bisanya ia bertemu dengan murid yang modelan seperti ini.Bersikap santai saat melanggar aturan.

"Heh lo yang enggak pake kaos kaki! Nama lengkapnya siapa?" tanya Lily mengambil alih untuk mengintrogasi mereka.

"Reyden Sagara Putra,panggil aja Rey.Dan ini teman seperjuangan gue namanya Afan,bukan Afan DA5 yang jadi artis itu ya Kak.Dia anak piatu jadi enggak boleh dibully," ucap Rey memperkenalkan diri.

Luna dan Lily hampir tersedak ludah sendiri,mulut anak itu harus dilakban.Untung saja temannya tidak marah,malah menyengir dan mengusap tengkuknya.

"Iya gue anak piatu,kalo kakak berniat jadi Ibu tiri Afan pendaftarannya udah dibuka Kak.Ayah gue masih muda dan ganteng kok."

Lily menutup mulutnya tak percaya,ia angkat tangan dan menyerah menghadapi dua adik kelasnya.Dia langsung izin pergi dan membiarkan Luna yang mengurus.

"Balikin name tag milik kawan lo,dan sekarang kalian berdua ikut gue ke ruang BK," perintah Luna.

Rey menggeleng keras. " Enggak usah laporin kita ke guru BK deh Kak,nanti bonusnya Kakak jadi pacar kita berdua.Mau enggak?" tawarnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Luna berdecih pelan,ia tak habis pikir dengan dua orang dihadapannya.Memang benar,semakin kesini kelakuan adik kelas semakin menjadi.Tidak ada lagi sopan santun untuk menghargai yang lebih tua.

"Anak baru udah bertingkah aja,gimana kalo udah jadi murid lama? Pasti langganan masuk ruang BK," gerutu Luna.

"Karena itu kita anak baru Kak,jadi harus di maafkan.Besok kita janji bakal ikuti peraturan.Sekarang kita boleh bebas dan pergi kan,Kak?" tanya Afan sambil memasang wajah imutnya.Berharap Kakak kelasnya luluh dan membebaskan mereka.

Tapi tidak semudah itu,Luna langsung menarik lengan Rey dan Afan untuk menuju ke ruang BK.Luna tak menghiraukan mereka berdua yang memohon ampun dan meronta minta di lepaskan.

"Ampun Kak."

"Gila Kakak kelas gue yang satu ini galak banget.Awas ya nanti gue pelet lo biar naksir berat sama Rey," ucap Rey dengan setengah berteriak.

***

"Ada yang kurang enggak Lun? Nanti Bu Neti marah kalo ada yang ketinggalan," ucap Lily sambil memeriksa belanjaan yang di bawa sepupunya.

"Udah semua kok," jawab Luna yang ikut mengecek kembali.

Mereka berdua baru saja dari supermarket, untuk membeli alat tulis karena kebetulan stok di koperasi sekolah sedang habis.Dan sekarang mereka sedang menunggu kendaraan umum yang lewat.

Luna sempat mengomel kepada Lily karena tidak membawa motor,ia malah memilih naik angkot tadi.Berkali kali Luna mengibaskan tangannya di depan wajah,dia merasa kepanasan.Apalagi sekarang tepat jam dua belas siang,rasanya seperti terbakar.

"Sumpah gue pengen buka baju terus berenang,pasti rasanya enak banget.Lo liat keringat gue bercucuran nih." Luna langsung mengelap dahinya.

"Yaudah tinggal berenang aja,tuh ada kubangan." Lily menunjuk kearah genangan air yang tepat di depan mereka.Tapi ia langsung mendapat pukulan dari Luna.

"Kenapa lo enggak telepon Gilang aja suruh jemput kita pake mobil?"

Luna langsung menggeleng cepat,ia akan memilih jalan kaki saja ketimbang menelpon pacar sekaligus tunangannya itu untuk menjemput.Karena dia pasti akan marah besar dan mengomel di sepanjang jalan.

"Udah deh kita tunggu angkot aja,lagian semua ini salah lo.Kenapa enggak bawa motor tadi? Kan, kita jadi susah mau balik ke sekolah lagi." Luna kembali menggerutu.

Ia semakin kesal dengan sepupunya,tapi tiba tiba ada sebuah motor besar yang melintas di depannya dengan cepat.Dan alhasil Luna terkena cipratan air genangan yang keruh itu.Sontak saja Luna menjerit kencang.

"Sialan lo,balik sini!" Lily yang berada di dekatnya berjengkit kaget dan langsung menutup kedua telinganya dengan rapat.

Wajah Luna memerah menahan emosi, untung saja motor yang lewat tadi langsung berhenti dan berputar balik.

"Lepas helmnya." perintah Luna kepada dua orang yang mengendarai motor tersebut.Dan mereka langsung melepasnya.

Luna membelalakkan mata,ia terkejut saat mengetahui ternyata adik kelasnya lah yang membuat baju seragamnya menjadi kotor.

"Oh ternyata kalian berdua.Kalian ngapain keluyuran naik motor dijam sekolah?" tanya Luna.

"Kita bolos Kak," jawab Afan dengan enteng.

"Jangan jujur banget kali Fan," seru Rey tak percaya dengan temannya itu yang memiliki mulut terlalu lemas.

"Kalian berdua juga keluyuran dijam sekolah," balas Rey.

Luna langsung mengangkat plastik belanjaan tepat di depan wajah Rey. "Kita berdua habis belanja kebutuhan sekolah disuruh sama Bu Neti.Kita bukan bolos,iyakan, Li?" Luna meminta persetujuan dari sepupunya.

"Iya bener,mending kalian balik kesekolah.Dari pada masuk ruang BK lagi," saran Lily.

Rey dan Afan tampak berbisik bisik, sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu.Kemudian mereka tertawa cekikikan sambil menatap kedua kakak kelasnya.

"Tapi kita berdua enggak mau balik ke sekolah lagi Kak,ayo kabur!" teriak Rey seraya menancap gas motornya dengan kencang meninggalkan Luna dan Lily yang masih terbengong dengan mulut terbuka lebar.

"Adik kelas sialan!" teriak Luna tidak kalah kencang.

***
To be continue...

Jika ada typo tolong diingatkan,dan jika ingin mengkritik,author persilahkan.Tapi dengan kata kata yang sopan dan tidak kasar.

Hi, My Boy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang