"Gue enggak mau!" tolak Luna dengan tegas,baru saja ia rebahan santai di atas kasurnya,tiba tiba Lily datang mengajaknya pergi ke pesta ulang tahun.
Luna sempat membuka grup sekolahnya tadi pagi.Seluruh murid kelas dua belas diundang ke pesta ulang tahun Vivi jam delapan malam.Andai saja bukan selingkuhan Gilang yang mengadakan acara,pasti ia tidak keberatan untuk datang.
Lily menggenggam kedua tangannya memohon,sambil menunjukkan puppy eyes berharap Luna mau menemaninya."Gue tau Lo benci banget sama Vivi,tapi sekali ini aja.Acaranya bakal meriah banget Lun," ucapnya.
Dengar dengar dari gosip yang beredar,Vivi juga mengundang salah satu band yang cukup terkenal untuk mengisi acara ulang tahunnya di hotel.Maklum,dia termasuk orang yang berada dan menjadi anak tunggal,wajar saja jika ulang tahunnya dirayakan beda dari yang lainnya.
Dan kebetulan Lily adalah penggemar band tersebut,oleh karena itu dia memaksa Luna untuk datang menemaninya.
"Ayolah Lun,kali ini hilangin semua amarah dan emosi Lo terhadap Vivi," bujuk Lily tak menyerah.
"Kenapa Lo enggak ajak teman yang lain sih Li,kenapa harus gue?"
"Lo tau sendiri,kalo gue enggak punya teman akrab di kelas.Cuma lo satu satunya harapan gue sekarang." Lily terus mendesak, membuat Luna berdecak kesal.Ada rasa kasihan terhadap sepupunya,jika bukan di acara ulang tahun tersebut,dimana lagi Lily akan bertemu dengan band yang digemarinya? Ini adalah kesempatan emas.
"Jaminan apa yang bakal lo kasih,kalo gue mau temenin lo datang ke acara itu?" tanya Luna,tak semudah itu untuk bersuka rela menemaninya.Karena untuk datang kesana,Luna perlu menyiapkan mental dan hati yang kuat saat bertemu dengan Vivi dan pastinya bertemu juga dengan Gilang.
"G..gue-" Lily menggantung ucapannya dan tampak berfikir.
"Kelamaan lo mikir.Tunggu gue ganti baju dulu," Seru Luna, Lily langsung mengembangkan senyum dan matanya berbinar karena senang.Akhirnya ia berhasil membujuk Luna untuk pergi.
***
Mereka berdua sudah sampai di pesta.Acara juga sudah di mulai dari beberapa menit yang lalu.Luna berdiri sedikit menjauh dari kerumunan orang orang,ia merasa sedikit pengap karena sesak dan ramai.
"Gue bilang cuma bentar aja loh Li," ingat Luna.
"Iya Lun,tenang aja deh." Lily mengerucutkan bibirnya,sejak tadi Luna tidak berhenti untuk mengingatkannya terus.Padahal cukup satu kali saja, Lily sudah dengar dan mengiyakannya.
"Lo enggak cemburu?" bisik Lily,ia memperhatikan Luna yang terus menatap Vivi dan Gilang di depan sana, sedang meniup lilin bersama, kemudian memotong kue dan saling menyuapi satu sama lain.
"Cemburu sih enggak,cuma ada rasa iri sedikit." Ya Luna merasa iri, Gilang tidak pernah melakukan hal romantis tersebut saat hari ulang tahunnya.Ntah satu tahun yang lalu atau satu tahun sebelumnya.
Sebenarnya Luna ingin merasakan kasih sayang sebenarnya, mendapatkan perlakuan yang manis dan baik dari pasangan,diberikan kejutan spesial saat ia ulang tahun.Tapi Luna tidak bisa berharap lebih sekarang,jika keinginannya ingin terwujud hanya ada satu,yaitu mencari pacar baru selain Gilang.
"Iya gue ngerti perasaan lo,saran dari gue mending Lo ikut selingkuh juga deh.Lo bisa tuh deketin Rey,buat jadiin pacar baru," ujar Lily sambil terkekeh pelan.
Nah,bahkan sepupunya saja mendukungnya untuk mencari pacar lagi.Tapi tidak harus mendekati adik kelasnya yang super nyebelin itu kan? Masih banyak cowok lainnya.
"Lo juga harus cari pacar Li."
"Ini lagi berjuang kok,cuma orang yang gue suka udah punya pacar.Jadi prosesnya sedikit sulit." Pipi Lily merona,ia buru buru mengobrol hal lainnya untuk mengalihkan pembicaraan.
"Eh gue tinggal bentar ya Lun,mau ke toilet," izin Lily,Luna langsung mengangguk cepat.
Sambil menunggu sepupunya kembali,Luna mencari tempat duduk yang berada di dekat kolam,seraya memainkan ponselnya.Membalas pesan Mama yang menanyakan jam berapa Luna akan pulang?
Ia juga memakan beberapa potong kue sambil memandang air kolam yang terlihat tenang.Tapi perhatiannya teralih saat ada seseorang yang menawarkan segelas jus strawberry untuknya.
"Lo Luna kan? Kenal gue enggak? Gue anak kelas dua belas,IPA 3," sapanya, membuat Luna menyipitkan mata.Ia memperhatikan cewek berambut ikal itu dengan seksama,tapi sepertinya ia tidak kenal atau memang dirinya saja yang kurang bergaul dan kurang mengenal anak anak yang satu angkatan dengannya.
"Enggak kenal gue ya? Padahal gue sering perhatiin lo di sekolah.Oh iya nih gue bawa jus strawberry buat lo," ucapnya lagi sambil tertawa.
"Maaf,tapi gue enggak suka jus strawberry," tolak Luna dengan halus.
"Masa lo nolak sih,diminum dikit aja enggak papa buat menghargai gue. Lun,lo udah enggak tau siapa gue, terus sekarang Lo mau nolak jusnya juga?" Dia menampakkan wajahnya sedikit kecewa.Luna jadi merasa tidak enak, dengan terpaksa ia meminum sedikit jusnya.
"Lo udah kasih ucapan selamat ke Vivi belum? Kalo belum ayo bareng gue." Gadis itu menarik tangan Luna.
"Tunggu sebentar,mau nunggu sepupu gue aja." Luna kembali duduk,ntah kenapa kepalanya terasa pusing dan perutnya mual.
"Oh si Lily? Dia pasti lama,gue liat tadi sepupu lo lagi antri minta tanda tangan sama anak band.Udah sama gue aja,ayo kita samperin Vivi," jelasnya.
"Enggak usah Del,biar gue aja yang nyamperin Luna," sela seseorang,Luna mendongakkan kepala,menatap Vivi yang menghampirinya dengan senyum sinis.
"Enggak nyangka ternyata lo datang juga.Gue udah nunggu dari tadi, karena lo adalah tamu paling spesial bagi gue.Lo enggak ada niatan buat ucapin selamat ke gue?"
Luna mendesah pelan, penglihatannya menjadi buram.Ia bangkit dari duduknya dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Vivi dengan singkat.
"Gimana rasa jus strawberry nya yang dicampur sama obat? Gue tau dari Gilang,kalo lo alergi buah strawberry," bisik Vivi dengan pelan.
Sial, dirinya terjebak.Luna merutuki dirinya sendiri yang terlihat bodoh,ternyata cewek berambut ikal tadi sekongkol dengan Vivi.Luna benci dengan dirinya yang tidak bisa menolak permintaan orang lain dan gampang merasa tidak enakan.
"Jadi ini disengaja,mau lo apa,haa?" Luna mencengkeram lengan Vivi karena emosi.
"Tinggalin Gilang dan putus sama dia," jawab Vivi.
"Gue juga maunya gitu dan gue udah berkali kali minta putus sama dia.Tapi Gilang selalu nolak dan keras kepala enggak mau putus dari gue," ucap Luna dengan penuh penekanan.Beberapa orang mulai memperhatikan Luna dan Vivi yang bertikai.
"Gue juga mau balas dendam atas perlakuan lo beberapa hari yang lalu.Yang berani mukul wajah gue pake bungkus coklat.Harusnya lo jangan seberani itu," kata Vivi yang semakin membuat suasana menjadi panas.
Sadar dengan tatapan orang orang,Luna memilih menjauh dan meninggalkan Vivi.Ia tidak mau semakin membuat keributan,tapi sayangnya kondisi diri Luna semakin memburuk.Kepalanya semakin terasa sakit,ia mencari tempat untuk bersandar sejenak.Namun ia malah menabrak apa saja yang berada dihadapannya dan membuat kekacauan.
Kesadaran Luna semakin menipis,ia tidak tahu apa yang diperbuatnya.Semua orang mulai riuh dan Luna menjadi pusat perhatian.Dirinya berjalan mendekati kolam.Tanpa disengaja kaki Luna tergelincir membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam kolam.
"T..tolong!" teriak Luna.
****
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...