•banyak terdapat kata kata kasar!
***
"Luna...!!"
"Lunaaa...!!"
Teriakan melengking dari Lily menarik perhatian semua orang yang sedang berada di kantin.Bahkan si pemilik nama yang disebut langsung menoleh dengan cepat kearah sumber suara.
"Gawat Lun, pokoknya gawat," ucap Lily dengan panik, tangannya menggoyang goyangkan lengan Luna.
"Gawat apaan sih Li?"
"Pokoknya gawat Lun."
"Iya,tapi apa yang gawat?" tanya Luna menautkan alisnya bingung,hal apa yang membuat sepupunya menjadi sepanik ini.
"I..itu.. Rey.. Gilang-"
"Tarik nafas dulu, ngomong yang benar Li biar gue paham.Ada apa sama mereka berdua?" Luna memberi arahan agar Lily sedikit tenang,bisa menceritakan dengan jelas apa yang terjadi.
Kalo ngomongnya gagap seperti ini,Luna enggak akan paham.Bahkan bukan cuma Luna,siswa lain yang mendengar dan ikut menunggu ucapan Lily selanjutnya juga terlihat bingung.
"Mereka berdua berantem gara-gara lo!" pekik Lily.
"Haa..Gara-gara gue? Sekarang mereka berdua dimana?" tanya Luna ikutan panik,ia terkejut bukan kepalang.Apalagi terjadinya perkelahian itu penyebabnya adalah dirinya.
"Gedung olahraga.Lo harus kesana Lun,buat pisahin mereka."
Tanpa menunggu waktu lama,Luna bergegas menuju gedung olahraga.Nafasnya ngos ngosan karena berlari cukup kencang.
Disana sudah berkerumun banyak orang yang melihat perkelahian tersebut.Luna langsung menerobos ke tengah, matanya terbelalak lebar melihat Gilang dan Rey yang sudah babak belur.Ada Afan dan beberapa orang lainnya yang mencoba memisahkan mereka,namun gagal karena perkelahiannya terlalu brutal.Justru orang yang mencoba memisahkan mereka malah terkena pukulan dan tendangan.
"Lo enggak bisa melerai mereka Lun,ntar lo babak belur juga," ucap Lily menggidik takut.
"Cepet Li,panggilin guru aja."
"Lo lupa? Guru lagi pada rapat,enggak bisa di ganggu."
Luna menepuk jidatnya,ia harus bagaimana sekarang.
"GILANG...!! REY...!!" Luna berteriak memanggil nama mereka berdua,berharap kedua cowok itu mendengar dan menghentikan perkelahiannya,tapi ternyata tidak berguna sama sekali.
"Ya suka-suka gue lah,anjing! Kenapa lo repot banget kalo gue suka sama Kak Luna dan nembak dia?" Rey meninggikan suaranya menatap Gilang dengan sengit.
"Luna itu pacar gue! Lo paham enggak sih? Enggak usah ganggu dia lagi bangsat," ucap Gilang tak mau kalah, berbagai kata dan ucapan kotor semuanya keluar dari mulut kedua cowok tersebut yang diselimuti emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...