"Om,Lily nya ada enggak?" Luna bertanya kepada Om David yang tengah bersantai sambil membaca koran.
"Dia lagi tidur,bangunin aja sendiri ya Lun." Luna mengangguk mantap.Kakinya melangkah cepat menuju salah satu kamar yang bernuansa serba ungu.Sepupunya ini memang pecinta warna janda.
Luna ikut menaiki ranjang dengan pelan,ia mengambil boneka beruang dan menimpuk kepala Lily,namun gadis itu sama sekali tak terganggu.
"Dasar kebo lo," gumam Luna dengan pelan.
Tangannya beralih memainkan gantungan kunci motor miliknya yang berbentuk boneka kecil dengan bulu yang banyak.Ia mencoba menggelitik hidung Lily menggunakan benda tersebut.Hingga Lily bersin dan langsung terbangun dengan hidung yang terlihat merah.
"Lo apain hidung gue Luna?" Lily berteriak kencang seraya menarik baju Luna karena ia hendak kabur.
"Gue cuma mau bangunin,lo tidur udah kayak orang mati aja."
"Sialan,lo ngapain kesini?"
"Kado yang gue pesan buat tante Lea dan om Dirga mana?" Tanya Luna, karena kemarin ia tidak sempat datang ke acara ulang tahun pernikahan mereka.Jadi sebagai gantinya hari ini Luna dan Lily akan berkunjung dan memberikan kado.
"Ada di dalam lemari." Lily segera bangkit dan mengambil dua kotak kado yang sudah di siapkan olehnya.
"Kenapa kemaren lo enggak datang bareng orang tua lo aja Lun? Kata bokap gue keluarga lo dateng semua tuh ke acara tante Lea," ujar Lily penasaran,bukankah kemaren sepupunya ini pulang cepat tidak ada kelas tambahan seperti dirinya.
"Gue berantem sama Gilang," jawab Luna dengan lesu.
Lily hanya menggeleng pelan, "kebiasaan banget lo sering berantem." Luna tersenyum menanggapi,memang kenyataannya begitu ia tidak tahu harus bagaimana lagi.Sebenarnya tak hanya ingin memberikan kado saja kepada orang tua Gilang,Luna memiliki maksud dan tujuan lain.Tapi dirinya tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya nanti.
"Kenapa lo?" Tanya Lily sambil menatap sepupunya yang tampak gelisah,ia curiga pasti ada sesuatu yang dipikirkannya sekarang.
"Sebenarnya gue pengen cerita ke tante Lea tentang kelakuan anaknya selama ini terhadap gue Li.Dan gue juga ingin menyelesaikan masalahnya sama Gilang," jawab Luna.
Lily menepuk pundak Luna untuk memberikan semangat dan keberanian,ia setuju saja dengan tindakan yang akan dilakukan sepupunya itu.
"Kenapa lo enggak ajak Gilang putus aja?"
"Gue udah capek Li,lo tau sendirilah gimana jawaban Gilang.Dia enggak mau putus,makanya itu gue mau ngomong sama Tante Lea,biar semuanya selesai karena orang tuanya tau gimana Gilang yang sebenarnya," ujar Luna menghela nafasnya dengan kasar.
"Dengan cara seperti itu,biar orang tua Gilang memutuskan tali pertunangannya kan? Karena mereka kasian sama lo yang tersakiti," sambung Lily,anak ini benar benar pintar bisa menebak jalan pikiran seseorang.Luna mengangkat kedua jempolnya sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...