"Terus apa kalo bukan cemburu?"
"Wajar gue marah,kan dia melanggar aturan demi orang lain."
"Enggak tepat alasan lo,Luna."
"Bodoh amat," pekik Luna,wajahnya tampak kesal dan juga memerah.Ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ruang OSIS.
_____________________
"Barang yang kita sita hari ini, seperti biasa akan kita hancurkan.Oh ya,catatan nama murid yang melanggar dipegang sama siapa ya?" tanya Arya.Luna mengangkat tangannya dan segera memberikan buku catatan yang dipegangnya kepada ketua OSIS.
"Murid yang melanggar juga sudah diberikan sanski oleh guru BK, terimakasih atas kerja samanya hari ini," ucap Arya sebagai penutup,setelah itu semua anggota OSIS membubarkan diri.Tugas mereka sudah selesai,kini mereka kembali ke kelas masing masing.
"Gue duluan ya Lun,katanya di kelas gue udah ada guru." Lily melambaikan tangannya dan berjalan tergesa-gesa.Luna hanya membalas dengan menunjukkan jari jempolnya.
Luna tak perlu terburu-buru masuk kelas, karena guru yang mengajarnya saja masih santai di kantor.Ia berjalan pelan sambil mengibaskan tangannya di wajah yang penuh keringat.Padahal baru jam setengah sembilan,tapi mataharinya sudah terik,mungkin karena cuaca hari ini sangat cerah.Tapi tidak tahu dengan sore hari nanti, biasanya akan turun hujan lebat.
"Buruan jalannya,jangan kek siput,lambat banget," seru seseorang seraya mendorong bahu Luna sedikit kencang.Membuat Luna segera menoleh dengan ekspresi kesal.
"Gilang,lo ngapain?" tanya Luna setengah memekik,pandangannya menelisik kardus bertulisan besar yang terpampang jelas dan tergantung di leher Gilang menggunakan tali rafiah.Sudut bibir Luna sedikit tertarik,ia sedang menahan tawa sekarang.
"Mau taro tas gue di kelas,lo mau bawain tas gue enggak Lun? Biar gue gak perlu repot-repot ke kelas dengan penampilan yang kayak gini."
"Ogah,lo taro aja sendiri." Luna langsung menolak, kemudian ia bertanya lagi, "lo bawa rokok Lang? Makanya dihukum kayak gini?" Luna melihat kardus itu yang bertulisan 'SAYA ORANG BODOH,SAYA BAWA ROKOK KE SEKOLAH,SILAHKAN KELUARKAN KATA KATA PEDAS DARI KALIAN UNTUK SAYA,SANG PENCANDU ROKOK.'
Sungguh cerdas ide guru BK sekolahnya ini, menuliskan kata kata yang membuat sang pelanggar merasa malu,agar tak mengulangi perbuatannya lagi,pikir Luna.
"Ya kerjaannya guru tua itu,malu maluin gue."
"Itu salah lo sendiri Lang,bukan salah orang lain."
"Lo juga enggak mau kasih tau gue kalo hari ini ada razia," ujar Gilang yang tidak merasa salah sama sekali.
"Harus banget ya gue kasi tau? Emang selingkuhan lo enggak kasi tau kalo bakalan ada razia? Haduh,kasian banget ya." Luna memandang Gilang sambil tertawa mengejek.Tangan Luna mengusap pundak cowok itu dan berkata lagi, "Katanya sayang satu sama lain,tapi kok enggak perduli sama pasangannya,padahal Vivi tau kalo ada razia hari ini,nyatanya dia enggak kena dan enggak bawa make up nya yang mahal, yang sering dia pamerin setiap hari ke temen temennya." Lantas Gilang terdiam, mulutnya tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Boy [ON GOING]
Teen FictionLuna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan udah tunangan.Kalo Gilang tau ini,lo bakal celaka Rey," tolak Luna. "Gue tau Kak Luna udah punya pacar...