Zanna sudah siap dengan seragam sekolahnya, dari lantai dua ia lihat orang tuanya di ruang tamu duduk si sofa sementara pak adam supir yang bekerja di rumahnya sedang mengangkat barang-barang yang ada di bagasi mobil ke ruang tamu. Dengan semangat Zanna menuruni tangga menghampiri kedua orang tuanya.
"Pagi pa, pagi ma" sapanya riang mencium pipi kedua orang tua itu bergantian.
"Pagi" jawab Revan papa Zanna.
Arabella, memeluk putrinya merasa rindu yang Zanna balas tidak kalah eratnya. Arabella mengelus punggung Zanna sayang, sifatnya begitu keibuan.
"Ma, capek banget ya?" tanya Zanna prihatin, gurat lelah tercetak jelas di wajah kedua orang tuanya.
"Mama sama papa tidur kok selama perjalanan, lagipula mama pengen cepet-cepet ketemu anak mama" kekehnya. "Yang paling capek tuh Adam, semalem nyetir gak tidur"
Melihat pak Adam yang sedang menaruh barang terakhir, Arabella pun menyuruhnya istirahat yang langsung di-iya-kan pak Adam. Tentu saja setelah tidak tidur semalam, istirahat di kamarnya adalah tawaran yang begitu menggiurkan.Melihat paper bag yang berjejer membuat Zanna penasaran isinya apa, "ini banyak banget, mama beli apa aja?"
"Mama kamu tuh kalap kalau mall-nya bisa diangkut ke rumah juga pasti mama kamu angkut juga" canda Revan membuat sang istri menepuk pahanya kesal.
Zanna tertawa menanggapi candaan Revan.
"Zanna berangkat dulu ma, pa" ucapnya menyalim kedua orang tuanya lalu melangkah keluar rumah.
Berikutnya Arkan yang menghampiri Revan dan Arabella, mengancingkan lengan kemejanya ia bertanya, "Zanna belum turun pa?""Adik kamu baru keluar tuh, samperin, anter dia kesekolah" perintah Revan.
Arkan mengangguk menurut, ia berjalan ke garasi, masuk ke dalam mobil miliknya, menyalakan mesin dan menyetir mobilnya mengejar Zanna yang kini berada di depan gerbang sedang memakai helm pemberian sopir ojol.
Arkan menurunkan kaca mobilnya, "Kamu berangkat sama kakak" titahnya.
"Aku udah pesen ojol kak, kakak berangkat ke kantor aja" ucap Zanna.
Berdecih, Arkan turun dari mobil, membuka helm yang dipakai Zanna dan menyerahkannya kepada pemiliknya. "Masuk mobil" perintahnya tak mau dibantah.
Kemudian mengeluarkan uang seratus ribu dan menyerahkannya kepada supir ojol, "nih pak, maaf gak jadi" ucap Arkan.
"Gak papa mas" ucapnya memasukkan ke uang ke dalam saku bajunya.
Arkan menyusul masuk ke dalam mobil, dapat ia lihat Zanna duduk menatap lurus ke depan tapi sudut matanya melirik seolah menghindari menatap terang-teranggan.
Arkan melajukan mobilnya membelah jalanan, beberapa menit tak ada yang memecah keheningan, tetapi mata Zanna yang mencuri-curi pandang itu membuat Arkan gemas.
"Kenapa? Mau ngomong apa?" tanyanya tak tahan ingin tau isi kepala gadis itu."Gak ada" jawab Zanna menoleh ke samping, pemandangan kota lebih menyenangkan untuk dilihat.
Tak berani menanyakan perihal semalam, tapi satu sisi ia begitu penasaran, otaknya dari semalam tak henti-hentinya mempertanyakan alasan kakaknya melakukan kedekatan fisik yang mungkin saudara lain tidak lakukan, dan alasan yang membuat pria itu menyerukan namanya ketika menyetubuhi perempuan lain, seolah ia adalah objek fantasi yang tak tersalurkan sehingga melampiaskannya kepada perempuan lain. Apapun itu, di usianya yang masih 16 tentu sulit mengartikannya.
"Semalem kamu pasti dengerin suara kakak nge-"
"KAK!" protes Zanna tak ingin mendengar kata kotor itu, kata itu yakni 'ngewe'. Kakaknya seolah tau isi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE MAN
RomancePria yang sudah Zanna anggap sebagai pelindungnya, kakaknya, memiliki sisi tegas tapi juga lembut, perlahan mulai gila sejak ciuman pertama mereka. Seharusnya ciuman itu tidak pernah ada karena mengakibatkan hubungan keduanya menjadi rumit. Arkan t...