20

35.6K 493 12
                                    

Thursday
From : Braga

Gue minta maaf soal semalem

Gue bener2 salah

Zan

Lo maafin gue kan?

Friday
From : Braga

Zan

Zan

Zan

Zaaaaaan

Zaaaannnnnaaaa

Gue minta maaf

Bales chat gue kalau lo maafin gue

Gue udah kirim boneka sama coklat. Udah nyampe?

Please maafin gueeeee

Apa perlu kakanda bersujud di depan adinda yang manis?

Today
From : Braga

Zan lo gak mau maafin gue?

Gue gak bermaksud SUMPAH!

Lo bisa datangin gue tampar cakar pukul sekalian daripada lo diemin gue kayak gini

Di sore hari yang semakin gelap lantaran matahari mulai terbenam, Zanna berjalan menyusuri jalan komplek perumahan sembari tertunduk karena sedang membaca pesan dari Braga yang meminta maaf padanya. Zanna menghela nafas jengah, ia sebenarnya sudah memaafkan Braga dan juga tidak terlalu mengambil pusing, ia tau ciuman itu adalah sebuah kecelakaan. Braga juga tidak kurang ajar meraba tubuhnya dan bahkan bibir mereka menempel hanya seperkian detik setelah itu Zanna melihat betul bahwa sepupu sahabatnya terlihat begitu merasa bersalah.

Terus kenapa ia mengabaikan pesan dari Braga? Alasannya karena Zanna ingin melihat Braga kelimpungan karena belum menerima permintaan maaf darinya. Ia tau Braga adalah laki-laki yang baik meskipun candaannya terkadang kelewat batas. Mengerjai laki-laki itu sedikit membuatnya terhibur.

Zanna memasukkan ponsel ke dalam celana karena ia sudah di depan pagar rumahnya. Dia sedikit kebingungan karena pagarnya terbuka cukup lebar.

Melihat orang tak jauh di depannya Zanna tau alasan kenapa pagar tidak ditutup. Arkan kini telah pulang. Pria itu baru sampai karena terlihat akan baru saja keluar dari dalam mobil. Entah apa alasan pria itu tidak menutup pagar tetapi kini dia bertatapan dengan Zanna yang berdiri di dekat pintu pagar.

Tiba-tiba gugup menyerang Zanna, melihat Arkan yang kini telah pulang entah kenapa ia mengingat kembali ciuman Braga dan perlahan rasa yang tidak bisa dideskripsikan mulai meronggoti hatinya. Perasaan itu mungkin....rasa bersalah?

Panik karena Arkan berjalan mendekat, Zanna berbalik menyibukkan diri menggeser pagar dengan susah payah karena pagar itu memang besi yang tinggi dan kokoh akan tetapi ketika berusaha membuka pagar, tiba-tiba pagar itu bergerak sendiri menutup otomatis. Zanna terperangah dan mundur perlahan, ia menoleh ke arah Arkan yang sedang berkacak pinggang, tangannya mengangkat ponsel memamerkannya.

Seketika Zanna menepuk dahinya buru-buru ia meraih remote kontrol di saku celana. Ia menahan nafas lantaran malu. Sungguh karena gugup ia sampai lupa kalau pagar bisa dibuka melalui remote dan ponsel.

Zanna kembali menatap Arkan dengan wajah memerah, sedangkan pria itu malah tak kuasa menahan tawa hingga akhirnya suara tawa yang terdengar mengejek di telinga Zanna itu menggema.

INSANE MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang