INSANE MAN (Complete)

18

"Braga si sempak kadal bener-bener deh, party masa gak ngasih tau,  diam-diam pergi sama temen-temennya!" sudah berapa lama Cassy mengomel tak karuan? Zanna menggeleng heran. Mengetahui dari instastory salah satu teman Braga yang memperlihatkan foto Braga dan teman-temannya yang lain sedang merokok dan memegang botol minuman beralkohol dengan background manusia-manusia yang berjoget dan suasana remang-remang dengan lampu menyakitkan mata ciri khas club malam. Cassy seketika meneleponnya, bersungut-sungut dan mengatakan akan datang ke rumah menemuinya. Tentu saja alasan Cassy datang adalah untuk mengajaknya ke club menemui Braga dan teman-temannya. Tentu sahabatnya sang pecinta dunia malam itu tak mau ketinggalan.

Duduk di depan meja rias, lipcream warna nude Zanna tebalkan  kemudian di tambah dengan warna merah menyala sedikit bagian tengah hingga menciptakan gradasi yang sempurna membuat bibir penuh Zanna semakin menarik dan seksi. Wajah yang jarang memakai make up itu kini memakai foundation, bedak, pemulas pipi warna merah muda. Wajah yang menatap balik Zanna di dalam cermin terlihat lebih dewasa dari umur yang sebenarnya.

"Gimana penampilan gue? Cocok gak?" tanya Zanna menatap pantulan Cassy di cermin yang kini sedang duduk cemberut di sisi ranjangnya.

lama menunggu, tak ada jawaban. Zanna pun memutar kepalanya menoleh ke arah Cassy. Nampak sahabatnya itu sedang terpaku menatapnya, lebih tepatnya menatap pakaian yang dikenakannya. 

"Zan, lo beli dress itu di butik mana?" tanya Cassy akhirnya.

"Butik punya temen mama. Tante Tania, kenal kan?"

Cassy mengangguk pelan. "Gue suka dress lo" ucap Cassy terpesona dengan dress warna khaki selutut berdada rendah dengan belahan panjang yang menampilkan paha kiri Zanna yang mulus.

Dress sudah itu lama Zanna beli, sekitar satu tahun lalu. Pada awalnya mamanya yang mengajak untuk ke butik bersama, akan tetapi karena harus menemani papanya untuk perjalanan dinas yang mendadak, terpaksa rencana mereka dibatalkan dan sebagai bentuk permintaan maaf mamanya mentransfer uang yang cukup banyak untuknya belanja baju di butik tante Tania. Sesampainya di sana, tante Tania malah menyarankannya untuk mengambil dress yang di pakainya saat ini. Saat itu Zanna takut papa dan kakaknya akan mengomel kalau mengetahui ia membeli baju yang cukup terbuka, tetapi bujuk rayu tante Tania berhasil membuatnya berminat dan membeli pakaian tersebut walaupun ujung-unjungnya hanya di simpan di lemari, siapa sangka akhirnya ia megenakannya sekarang.

"Braga bakalan ngiler liat lo" ujar Cassy tetapi seketika membelalakkan mata karena melihat alis Zanna saling bertautan.

"Ha?" bingung Zanna.

"Maksud gue, braga dan temen-temennya yang lain bakalan takjub liat penampilan lo" Cassy nyengir seolah sedang menutupi rasa gugupnya. "Lo cantik banget malam ini. Gue yang cewe aja suka apalagi cowo" sambungnya.

Tubuh kecil tetapi berlekuk indah dan berisi di tempat-tempat yang menyenangkan laki-laki membuat Zanna terlihat menggoda, apalagi wajah mungilnya serta hidung lancip mirip Arabella, dan bibir bawahnya yang terlihat penuh yang mirip Revan itu terlihat begitu menggemaskan. Fitur-fitur terbaik kedua orang tuanya diturunkan padanya hingga melahirkan Zanna yang cantik dan mempesona. Apalagi kini rambut sepunggung itu dicatok bergelombang membuatnya seperti boneka hidup.

"Gue udah siap, berangkat sekarang?" Zanna mengambil sligbag bersiap pergi.

Satu hal membuat Cassy terperangah,  dia ingat betul saat terakhir kali Cassy mengajak sahabatnya ini ke club, berakhir ketahuan Arkan hingga kakak sahabatnya itu memaksa Zanna untuk segera pulang. Kepergian sahabatnya itu membuat Cassy merasa tak enak, takut-takut kalau Arkan marah besar dan membuat Zanna dalam masalah.

"Tiba-tiba gue ngerasa gak yakin. Beneran mau ke club bareng gue?" Cassy meringis, tadi dia yang begitu menggebu-gebu memaksa Zanna ikut dan sekarang dia merasa ragu membawa sahabatnya ke tempat yang dia tahu paling Arkan benci kalau Zanna berada di sana.