05

41.8K 735 16
                                    

Awalnya Arkan yang menjaga jarak guna menyelamatkan dirinya dan juga adiknya dari otak kotornya yang ingin berbuat bejad pada gadis itu. Dan sekarang gadis itu yang membuat jarak diantara mereka dengan sibuk menghindar dengan menempel dan membuntuti Arabella. Ketika Arabella di kamar mandi ia akan mengganggu papanya atau mengajak pak Adam mengobrol. Dan ketika pulang sekolah gadis itu bahkan tidak mau menerima jemputannya karena tak ingin berduaan saja dengannya. Arkan mulai kesal.

"Ini Enak banget!" ucapnya berlebihan, Zanna memasukkan lagi nastar keju ke mulutnya mengunyah dengan ekspresi menikmati, "Parah parah parah enak banget, mama beli dimana si?"

Kini mereka semua berkumpul di ruang keluarga, Zanna yang sedang menemani Arabella menonton tv,  Revan yang ikut berkumpul karena tak suka sendirian di kamar, dan Arkan yang sedang mengawasi Zanna mencari celah agar bisa berduaan dengan gadis itu.

Arkan menatap lurus dan mengintimidasi ke arah Zanna, memberi kode ingin berbicara empat mata. Akan tetapi Zanna membuang muka berpura-pura tidak mengerti.

"Mama harus stok banyak di rumah" lanjut Zanna.

"Yang bilang ini di beli siapa? Tante Naya yang buat sayang," ucap Arabella.

"Tente Naya yang buat?"  ia seolah tidak percaya. "Tante belajar dari mana? Kayaknya weekend ini aku harus ke rumah tante Naya minta diajarin. Boleh gak ma?" tanyanya. Alasan Zanna ingin ke sana bukanlah hanya untuk belajar membuat nastar, alasan utamanya adalah karena orang tua mereka akhir pekan ini akan pergi ke Singapore membawa sang nenek check up, dan mungkin saja Arkan akan memanfaatkan kesempatan itu untuk berduaan saja dengannya di rumah.

Arkan berdehem kencang, membuat atensi semuanya terarah padanya. "Tugas sekolah kamu udah banyak, ngapain kamu nambah-nambah kerjaan belajar masak, kalau pengen belajar gak usah ke sana, kakak bakalan nyari guru les buat kamu, dia yang akan datang ke rumah ngajarin kamu di sini" ucapnya penuh penekanan.

Kata-kata Arkan yang tegas membuat Revan dan Arabella mengangguk setuju.

"Kamu kan udah banyak kegiatan, les bahasa spanyol, ikut paduan suara, klub buku, belum lagi tugas sekolah" Revan mengelus puncak kepala Zanna begitu perhatian, "kakak kamu bener, dan papa setuju, kalau mau belajar masak di rumah aja ya?"

Zanna mengangguk pasrah karena rencananya gagal. Ia melirik Arkan, laki-laki itu tersenyum puas ke arahnya membuat ia merasa kesal.

Zanna sedang sibuk menyiapkan teh dan cemilan untuk dibawa ke ruang keluarga karena sebelumnya nastar yang ia makan tadi sudah ia habiskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zanna sedang sibuk menyiapkan teh dan cemilan untuk dibawa ke ruang keluarga karena sebelumnya nastar yang ia makan tadi sudah ia habiskan. Ia mengangkat nampan berisi dua gelas teh dan satu piring cookies, berbalik dan hampir saja ia menabrak sosok tinggi yang mungkin sedari tadi berada di sampingnya nya tanpa ia sadari.

"Astaga, kak Arkan sejak kapan di sini?" kagetnya.

"Kamu menghindari kakak?" tak mengindahkan pertanyaan Zanna, Arkan malah balik bertanya.

INSANE MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang