24

34.7K 442 16
                                    

Setelah menenangkan Zanna yang menangis meluapkan amarahnya sepagian ini. Ia mendekap tubuh kecil nan rapuh itu, tak membiarkan Zanna merasa sendiri setelah dengan teganya ia merenggut kesucian gadis itu. Seolah sedang menebus kesalahannya, Arkan memperlakukan gadis itu lembut, mencintai Zanna tanpa membuatnya menangis lagi.

Setelah gadis itu puas menangis pagi ini, Arkan mengajaknya makan di luar. Zanna bebas memesan apapun yang dia mau. Tentu kejadian semalam tidak secepat itu hilang dari pikiran gadis itu, adiknya lebih banyak diam dan termenung, ketika dia memanggil gadis itu tampak terkejut dan waspada. Itu wajar mengingat semalam dia memaksa tubuh lemah itu menerima nafsunya, tetapi tetap saja melihat Zanna yang seperti ini membuat hatinya ikutan sakit.

Perlakuan Arkan pada Zanna saat di luar tidak ada yang berubah, lelaki itu tetap penuh perhatian dan santai. Setelah makan mereka pergi ke mal, Arkan membelikannya baju-baju dan skincare dan tak lupa kakaknya juga telah membelikan ponsel baru karena ponselnya yang dibanting sudah tidak dapat digunakan lagi.

"Sayang, mau beli apalagi?" Bisik Arkan kala mereka berjalan keluar setelah membeli ponsel baru sesuai keinginan gadis itu.

Zanna menggeleng, "enggak ada lagi"

"Abis ini kita pulang?" Tanya Arkan lagi.

Zanna belum menjawab ia memandangi Arkan takut-takut.

Tak ada jawaban, Arkan menyimpulkan bahwa itu pertanda 'iya'. Oleh karena itu, dia merangkul pinggang Zanna menuntun gadis itu mengikutinya sementara tangan satunya membawa barang belanjaan Zanna.

Zanna yang merasa diseret, seketika gelisah. Ia tak ingin pulang, ia tak ingin berada di ruangan yang hanya ada dia dan Arkan. Dikeramaian pria itu tak akan segila itu untuk menyetubuhinya, tetapi bagaimana kalau di rumah, tempat dimana seorang pun tak akan melihat?

"Kak, aku belum mau pulang" ujar Zanna pelan.

"Mau kemana lagi? Kakak temenin" ucap Arkan tanpa menghentingkan langkahnya.

"Hmm...aku nginap di rumah Cassy, boleh gak?"

Seketika Arkan menghentikan langkah, menoleh ke arah Zanna dengan alis terangkat. Gadis pintar, Zanna tau betul sesampainya di rumah ia tak akan melepaskannya, makanya gadis itu merencanakan kabur ke rumah temannya.

"Kakak gak kasih izin kalau malam ini" jawab Arkan kembali menarik Zanna menuju basement. "Mungkin lain kali, kalau malam ini kakak mau habiskan hari minggu berduaan sama kamu"

 "Mungkin lain kali, kalau malam ini kakak mau habiskan hari minggu berduaan sama kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu sampai di rumah, Arkan tidak menyerangnya seperti yang ia takutkan. Malahan pria itu mendapatkan telfon dari seseorang, wajah kakaknya muram dan berdecak kesal ketika mendengar seksama ucapan seseorang yang menelfon.

"Kamu jangan kemana-mana, kakak ada urusan sebentar" ucap Arkan setelah mematikan ponselnya, tak lupa pria itu juga mengecup bibir Zanna sebelum akhirnya pergi dari rumah.

INSANE MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang