21

42K 547 16
                                    

Zanna menuruti permintaan Arkan untuk mandi. Dikala ia keluar dari kamar mandi, ia melihat satu setelan piyama warna pink polos lengkap dengan pakaian dalam warna senada. Pipinya memerah membayangkan Arkan mengobrak-abrik laci tempat pakaian dalam miliknya. Tetapi buru-buru ia tepis perasaan malu itu, ia yakin ini adalah bentuk perhatian Arkan karena merasa bersalah sudah membuatnya menangis. Dan rasanya aneh kalau ia malu-malu begini disaat pria itu sudah melihat dengan jelas bentuk tubuhnya tanpa busana.

Setelah memakai pakaian Zanna menyusul Arkan di dapur karena sebelumnya pria itu memintanya untuk makan malam. Dalam perjalan menuju dapur, rumah terasa lenggang dikarenakan orang tua mereka sedang di Surabaya dan pak Adam diminta cuti oleh Arkan.

Melewati ruang keluarga, Zanna mendapati Arkan sedang menyiapkan makan malam yang dugaan awalnya di dapur ternyata tidak melainkan di ruang keluarga depan tv. Ia melihat di atas meja sekotak donat dan segelas susu hangat. Jujur Zanna tak menyukai makanan manis untuk dijadikan menu makan malam dan tentu Zanna yakin Arkan juga tidak menyukainya, tetapi Zanna hanya diam sebab ia merasa bahwa itu adalah upaya Arkan untuk mengembalikan mood Zanna.

Mereka makan malam dengan tidak banyak mengobrol tetapi sesekali Arkan menanyai Zanna mau nambah atau mau makan sesuatu yang lain.

Selesai makan, Zanna hendak beranjak mencuci gelas bekas susu namun dihentikan oleh Arkan, dan dia menarik Zanna mendekat. Kini gadis itu berdiri di depan Arkan membuatnya menunduk untuk menatap wajah pria itu.

"Cium kakak" suruh Arkan pelan. Matanya menatap Zanna dalam. Kedua tangannya menarik pinggang Zanna hingga gadis itu jatuh menumpukan kedua lututnya di atas sofa dengan kaki Arkan ditengah- tengahnya.

"Eh" gumam Zanna tercekat.

Arkan tersenyum miring, memiringkan kepalanya seolah ingin menikmati seluruh raut wajah Zanna. "Cium bibir kakak"

Zanna menurut, perlahan menunduk mendekatkan wajah mereka. Begitu bibir mereka bersentuhan, Arkan langsung meraup bibir merah jambu itu dan menyedot dan menggigitinya pelan.

"Sekarang jelasin ke kakak kenapa si anjing itu bisa cium kamu?" Ujar Arkan setelah Zanna menjauhkan wajahnya.

"Aku ketemu dia di club dan dia tiba-tiba nyium" jelas Zanna gugup.

"Hmm" gumam Arkan menelusupkan telapak tangannya ke dalam baju Zanna untuk meremas payudara gadis itu. "Berapa kali?"

"Satu kali" jawab Zanna jujur. Ia mengernyit karena Arkan membelai tubuhnya.

"Dia bilang apa sebelum cium kamu?" Tanya Arkan datar.

"Dia nanya aku punya pacar atau enggak" jawab Zanna buru-buru. Arkan hanya mengangguk. Zanna bergerak maju ingin menyembunyikan wajahnya di celuk leher Arkan namun pria itu mencegahnya dan malah mendorongnya berbaring telentang di atas sofa.

"Ada yang lain?" Tanya Arkan sembari membuka satu persatu kancing piyama Zanna.

Zanna merasa bingung dengan tingkah Arkan, "yang lain?"

"Lepas aja sayang bajunya" pinta Arkan. Wajahnya datar tanpa emosi.

"Ha?" Zanna keheranan, tetapi Arkan terus memintanya untuk melepaskan bajunya. Mau tak mau Zanna menurut daripada Arkan kembali marah padanya.

"Tiduran aja gak usah duduk" Arkan kembali mendorong bahu Zanna agar telentang di hadapannya.

"Dia pengang tete kamu?" Tanya Arkan lagi sambil meremas dadanya dari balik bra.

Seketika pipi dan leher Zanna memerah. "Enggaklah! Enggak ada yang kayak gituan" kesalnya.

"Oke oke oke" jawab Arkan dengan tersenyum tertahan. Tangannya menyentuh karet celana Zanna dan menariknya hingga lolos dari kaki mulus itu.

INSANE MAN (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang