"Ups, hati-hati" suara lembut seorang wanita dewasa menginterupsi menyadarkan Zanna dari lamunannya.
Zanna terperanjat kemudian menatap wajah tenang wanita yang menjadi guru les masaknya, lalu pandangannya turun ke bawah tepat pada sebuah pisau yang hampir saja mengenai jarinya.
Dengan penuh wibawa wanita itu mendekat dan menyentuh jemari Zanna. "Kamu harus memegangnya seperti ini agar tidak terkena jari dan kalau sedang memegang pisau harus fokus jangan melamun" ucap wanita itu memperingatkan sembari menuntun tangan Zanna memotong bawang bombay dengan lihai.
"Maaf" Zanna berucap pelan merasa tak enak hati karena beberapa kali kedapatan tidak fokus, ada saja hal yang ia lamunankan.
"Tidak masalah, selanjutnya lebih hati-hati" balas wanita itu tersenyum menenangkan.
Zanna kembali melanjutkan memotong bawang bombay setelah wanita itu mundur menjaga jarak. Kali ini Zanna berusaha fokus. Di awal guru les-nya mengatakan ingin mengetes sampai sejauh mana skill-nya dalam memasak dan ia disuruh memasak makanan yang menurutnya mudah, oleh karena itu Zanna akan membuat ayam mentega. Dan sekarang ia menyesal memilih menu itu karena menurutnya ayam mentega terlalu simple.
Tak berselang lama ayam mentega yang Zanna buat sudah matang. Zanna menoleh ke samping tepat posisi guru les masaknya berdiri sambil memperhatikan aktivitas memasaknya. Wanita itu tersenyum dan Zanna pun membalas senyumannya.
"Saya akan mencicipinya, boleh kan?" ujar wanita itu.
"Silahkan bu" sahut Zanna.
Wanita itu mengambil sebuah piring dan sendok, ia memindahkan sedikit ayam mentega dari teplon ke piringnya dan mulai memasukkan suapan pertama ke mulutnya.
Zanna hanya memerhatikan ekspresi datar wanita itu yang sedang mengunyah ayam mentega buatannya.
"Lumayan, ayamnya empuk dan matangnya pas hanya saja kamu kecap manisnya agak kebanyakan" ucap wanita itu.
Mendengar pujian wanita itu membuat hati Zanna gembira, ia menahan senyum karena takut reaksinya akan terlalu berlebihan. "Terima kasih, bu" sahut Zanna ceria.
Setelah itu, kedua perempuan itu berbincang mengenai olahan makanan Nusantara maupun western yang ingin sekali ia coba buat. Dan wanita itu mengenalkan Zanna beberapa bumbu-bumbu dapur yang belum pernah Zanna lihat sebelumnya tetapi Arabella menyiapkan semua sebelum guru les-nya tiba. Zanna jadi berfikir, kalau mamanya begitu bersemangat kenapa tidak belajar bersama saja?
"Terima kasih buat hari ini,bu" ucap Zanna ketika sesi belajar masak selesai.
"Sama-sama" balas wanita itu ramah.
Mereka berdua berjalan beriringan karena Zanna ingin mengantarkan wanita itu ke pintu depan. Tak jauh mereka berdua melihat Arkan yang sudah pulang. Laki-laki itu melangkah mendekat dan menarik kepala Zanna lalu mengecup kening adiknya begitu gadis itu dalam jangkauannya.
"Kak!" protes Zanna mundur satu langkah menjaga jarak.
Sebelah alis Arkan naik ketika menatap wanita di samping adiknya. Dia tidak melihat wanita itu sebelumnya, siapa dia?
Merasa ditatap dengan tatapan penuh tanya, wanita itu pun membuka suara, "saya Clothie guru les masak Zanna."
Sedetik kemudian ekspresi Arkan melembut, "saya Arkan kakak Zanna, senang bertemu dengan anda nyonya, terima kasih sudah membimbing adik saya."
Clothie hanya mengangguk, "saya pamit pulang" ucapnya kemudian melangkah meninggalkan rumah itu.
Begitu wanita itu pergi dan setelah pintu kembali ditutup rapat, Arkan kembali menarik kepala Zanna dan menciumnya. Kali ini bukan di kening melainkan di bibir merah mudah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE MAN
RomancePria yang sudah Zanna anggap sebagai pelindungnya, kakaknya, memiliki sisi tegas tapi juga lembut, perlahan mulai gila sejak ciuman pertama mereka. Seharusnya ciuman itu tidak pernah ada karena mengakibatkan hubungan keduanya menjadi rumit. Arkan t...