"Sekarang gantian sayang"
Mengurut pelan kejantanannya yang mengeras, Arkan menggigit pipinya bagian dalam menahan agar tidak segera menarik tangan gadis itu, memaksa untuk menyentuh miliknya.
Zanna menatap pria itu frustasi yang dibalas Arkan dengan mata yang menyiratkan permohonan. Zanna menggeleng kuat-kuat pertanda penolakan.
"Zan please, bantu kakak. Ini semua juga gara-gara kamu" Arkan berucap kala melihat Zanna yang masih bergeming.
"Aku gak mau!" Zanna menolak.
"Pake tangan sayang, elus punya kakak" ujar Arkan nadanya terdengar memaksa.
"Tetep gak mau!" balas gadis itu.
"Yaudah pake mulut" ucap Arkan akhirnya lantaran geram dengan Zanna yang terus-menerus menolak padahal ia yakin sekali Zanna juga menikmati saat ia mendapat pelepasan pertamanya. Oh ayolah! Tak tahu kah Zanna bahwa adik kecilnya begitu mendambakan sentuhan gadis itu?
"Gila!" hardik Zanna.
Arkan menatap paha mulus gadis itu. Terlihat Zanna merapatkan kakinya, padahal Arkan sudah melihat dengan jelas bentuk lipatan syurga duniawi miliknya.
"Oke, kalau gak mau kakak pake memek kamu" ucapan frontal Arkan tak sekedar ancaman, pria itu menarik kaki Zanna hingga gadis itu jatuh kembali terbaring telentang dan dengan mudah membuka kedua kakinya menampakkan area sensitif yang masih basah akibat orgasme sebelumnya. Arkan mengarahkan miliknya pada lubang kenikmatan Zanna membuat gadis itu berontak serta panik.
"Kak Arkan aku mohon jangan!" teriak gadis itu histeris dan ketakutan.
"Makanya jangan sudah dibilangin, nolak kakak mulu, lama-lama beneran kakak perkosa kamu kalau nolak lagi" ancam pria itu. Ia membantu gadis itu bangkit, tatapannya seolah menyuruh Zanna yang kebingungan untuk melakukan apa yang ia inginkan.
Perlahan dan takut-takut, gadis itu menggenggam kejantanan Arkan membuat sang empu mendesah tertahan. Gila padahal adik manisnya hanya menyentuh sedikit tetapi tubuhnya langsung bereaksi berlebihan.
Lama tangan Zanna bertengger di milik Arkan tanpa bergerak, dan dapat dia rasakan bahwa tangan gadis itu gemetar. Dalam hati ia tersenyum gemas akibat kepolosan Zanna.
"Sayang, kok gemeter? Gak usah gemeteran gitu. Mainin punya kakak pelan-pelan" intruksi Arkan.
Zanna mendongak, "aku harus ngapain kak?" bola matanya yang melebar dan memandangnya dengan raut kebingungan membuat Arkan menahan kuat-kuat iblis dalam dirinya agar tidak membanting tubuh mungil itu dan memasukinya secara paksa.
Tersenyum, Arkan menggenggam tangan Zanna yang menyentuh miliknya, menuntun telapak tangan gadis itu untuk bergerak maju mundur. "Gerakinnya kayak gini cantik" ucapnya lembut.
Beberapa saat ia mengajari gadis itu, kini Arkan melepas tangannya menyuruh Zanna untuk mrlakukannya sendiri. "Udah bisa kan sayang?"
Zanna hanya mengangguk, bola matanya bergerak ke segala arah guna menghindari menatap mata laki-laki itu.
Jari-jemari kecil dan lentik yang kini memberikan usapan di kejantanannya membuat Arkan mengetatkan rahang. Ini begitu nikmat! Arkan menunduk menonton Zanna yang sedang memanjakan miliknya. Tangan yang awalnya dingin dan gemetaran kini mulai bergerak lihai tanpa harus diajari lagi. Dan juga Zanna yang menatap miliknya tanpa berkedip membuat Arkan terkekeh.
"Kenapa? Gede ya?" ucap Arkan meledek ekspresi Zanna yang begitu lucu baginya.
Zanna menelan ludah tak mampu menjawab pertanyaan Arkan. Zanna memang belum pernah melihat punya laki-laki dewasa, namun ia dapat bertaruh kalau punya kakaknya memanglah besar. Ia tak sanggup membayangkan apabila Arkan benar-benar memasukkan benda sebesar ini kedalam dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE MAN
RomancePria yang sudah Zanna anggap sebagai pelindungnya, kakaknya, memiliki sisi tegas tapi juga lembut, perlahan mulai gila sejak ciuman pertama mereka. Seharusnya ciuman itu tidak pernah ada karena mengakibatkan hubungan keduanya menjadi rumit. Arkan t...