Hari-hari yang kujalani selanjutnya seperti benar-benar jalan menuju neraka. Aku bingung mau melakukan apa. Setelah kufikirkan benar-benar dan berujung aku dengan jalan buntu. Aku gak mungkin cerita ke Muara karna bisa aja ia menceritakannya ke mama atau papa yang berujung aku gak bisa keluar rumah lagi.
Apa-apaan dengan pembully ini, kenpa dan apa yang dia cari' sepertinya mereka dekat dengan ku, bahkan mungkin ia sering ada di sekitarku. Tapi yang kutemukan dengan orang-orang disekeliling ku tidak menunjukkan ciri apapun.
Keadaan semakin rumit, selain teror pesan yang selalu menggangguku siang dan malam. meja yang selalu berantakan dan aku selalu merasa diikuti. Aku bersyukur teman-teman kelas selalu melindungi ku entah apapun rencana si pembully itu.
Zayan dan Kiara yang memiliki banyak koneksi pun mengatakan akan membantuku, CCTV kelas sampai seluruh koridor diperiksa. Namun, hasilnya nihil. Aku terkadang berfikir, mengapa semua ini seperti sudah direncanakan?
"Jangan banyak ngelamun, nggak baik bayiku" tegur Zayan sembari memberikan tepukan pelan dikepalaku. Aku melihatnya, ada rasa dejavu disuaranya. Tapi entah apa, seakan hilang begitu saja.
"Kalian mau kemana?" melihat mereka akan beranjak dari tempat duduknya, aku mengutarakan rasa penasaran ku spontan.
"Kantin, katanya jam pelajaran ini kosong, Lagian kalau ada gurunya pun kita memang mau bolos. Bosen sama pelajarannya. Mana gurunya letoy banget lagi," Addan menjawab ku sambil bercanda. Memang agak nyebelin sih gurunya, selain suaranya yang letoy, dia selalu suka menggoda Zayan's gank.
Aku mengangguk tanpa menanyakan kelanjutannya.
"Apa? Mau ikut?" tawar Zayan.
Aku menggeleng, aku akan melanjutkan perhitungan yang baru aja diajarkan Zayan kemarin.
la tersenyum dan segera meninggalkan ku menuju kantin untuk makan, mungkin.Satu jam berlalu dengan cepat. Kulihat Kiara dan temannya memasuki kelas tanpa Miami, 'biasanya mereka kemana-mana selalu bersama? Ah, masa bodoh dan bukan urusanku' Dan tak lama Zayan dan temannya pun datang dari arah yang sama.
Entah apa yang terjadi Zayan dan Kiara seperti sedang berbincang serius didepan kelas, sedangkan Satria langsung menuju ketempat duduk.
"Jangan pedulikan mereka." Tegur Satria.
Aku mengalihkan tatapan ku kearahnya, yang disambut dengan satria yang sudah fokus pada game dalam gadgetnya."Mereka adu omongan kaya biasanya?" tanya ku padanya yang entah dijawab atau tidak. Dan setelah menunggu lama aku mengembalikan arah tatapan ku ke buku seperti semula, sampai suara halus memasuki indra pendengaran ku.
"mungkin." Aku mengangguk tanpa membalas ataupun bertanya kembali.
Entah apa yang terjadi diantara mereka, namun menurutku itu bukan adu bicara seperti sebelum- sebelumnya, itu seperti sedang membicarakan suatu yang serius.Sekolah yang biasanya pulang lumayan sore, kini pulang sebelum waktunya lantaran ada rapat guru dan benar-benar free.
Muara sempat meminta pendapatku tentang libur belajar hari ini, aku tak masalah. Kulihat supir telah standby di parkiran sekolah, sejam yang lalu setelah ada pemberitahuan, aku sudah memberikan kabar kepada pak Sapto untuk segera menjemput ku.
"Sudah ada yang jemput ya Zer?" tanya Kiara yang kebetulan lewat di sampingku. Aku mengangguk mengiyakan.
"Tapi kaya bukan supir yang biasanya?" tanyanya memastikan. Aku mengangguk lagi.
"Dia supir baru, yang kemarin jadi supir pribadi papa soalnya papa sering pulang malam dan kecapean. Mama khawatir." Jelas ku.
Kiara hanya mengangguk-angguk. Aku melambaikan tangan kearah mereka dan bergegas menuju parkiran yang sudah ada didepan mata. Berharap segera pulang dan tidur begitu saja. Aku lelah.
~~~*
Setelah makan malam bersama, papa bertanya apa aku sudah mengenal supir baruku dan meminta pendapatku.
Aku bukan masalah, lagipula kelihatan kalau pak Sapto bukan wang yang banyak bicara. Aku tak menaruh kecurigaan apapun karna memang ia orang yang ramah dan bukan semacam orang yang lancang atau pura-pura akrab.Kupikir setelah ini aku hanya bersantai dan melanjutkan tidur. Namun hatiku was-was seperti biasanya. jam menunjukkan pukul 21.00, jam yang selalu membuatku mau tak mau harus menunggu pesan yang mengerikan dari si peneror.
Bukannya meminta tolong pada orang yang lebih dewasa, aku seakan ingin mengetahui motif si peneror.
Namun setelah ditunggu-tunggu nyatanya tak ada telpon atau chat yang masuk hari ini.
Ddrrttt..... Ku alihkan tatapan ku ke layar hp ku. Tertera nama Zayan didalamnya. Menanyakan apakah minggu depan aku ada jadwal.Dengan cepat aku membalas bahwa aku free, dan menanyakan kembali apa alasannya bertanya.
"Ayo ke bioskop." Ujarnya.
'Oh, mungkinkah kita akan bersama-sama dengan yang lainnya untuk merayakan hari terakhir ujian?' pikir ku.
Karna minggu ini kami memiliki UTS yang harus kami persiapkan.
Aku membalas dengan jawaban 'setuju' dan berakhir ia membalas ku dengan stiker tertawa.Memasuki hari-hari ujian, hari yang terasa singkat bagi si otak cerdas namun sangat panjang bagi otak udang sepertiku.
Terkadang aku bertanya-tanya, mengapa ku selalu tertidur setelah sampai mobil hingga perjalanan pulang dalam minggu ini?
Ya, jawabannya sudah jelas, karna aku sekarat setelah ujian."sudah pulang nona Zera?" tanya pak Sapto ketika aku memasuki mobil. Karna jam ulangan maka ia standby di parkiran dan tidak perlu pulang. Aku mengangguk mengiyakan.
"Minum dulu non, biar lebih segar." Tawarnya. Aku mengambil air mineral yang diberikannya. Karena aku belum merasakan haus seperti biasanya aku hanya meletakkannya setelah membukanya di samping ranselku.
Aku memainkan vidio di hp ku, merekam jalan dan menunjukkan wajahku seakan sedang syuting film, toh ini hanya kesenangan ku.
Setelah mobil berjalan beberapa meter barulah aku merasa haus. Ku Taruh layar hp di pintu mobil dengan keadaan membelakangi ku, rekaman vidio masih menunjukkan wajahku yang meminum air tanpa kelihatan karna dalam posisi terbalik.
Seakan vidio candid, aku membiarkan nya begitu saja. Selang beberapa waktu aku mengantuk dan melupakan semuanya.Nona Zera, bangun. Sudah sampai rumah non." Aku mengerjap, ternyata pak Sapto membangunkan ku. Aku mengangguk, lalu menyuruhnya untuk jangan memperdulikan ku.
Akhir-akhir ini aku selalu tertidur di mobil. Sepertinya aku akan meminta mama membawaku ke-spa untuk peregangan. Tubuhku benar-benar lemah.
Aku jalan lunglai menuju kamar sembari mengambil tas dan tak lupa mematikan hp ku yang masih vidio on. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku mengirim chat ke Zay untuk memastikan kebenaran janji minggu lalu.
"Jadi kok, nanti aku yang jemput, sekalian aku izinin." Begitu jawabannya.
"Gapapa, aku bisa izin sendiri. Sama siapa aja nontonnya?" tanya ku balik.Jawaban kali ini lumayan lama. Sampai ding' notifikasi chat masuk dan tertera dengan jelas balasan dari Zayan.
"Kita berdua aja, gak papa kan? Anak-anak yang lain sudah pada punya agenda" jawabnya. Aku terdiam, apa bener? Kalau Muara dan Adi katanya mau dating sih, jadi jelas mereka berdua gak mungkin mau kalo aku ada diantara mereka.
"Oke, gak papa kok." begitulah akhirnya jawabanku.
.
.
~~~*
KAMU SEDANG MEMBACA
who is playing tricks?
RomanceDia yang terobsesi.. Dia yang mampu bercerita, menulis alur, dan menjalaninya... Tapi ternyata ia juga yang tercekik..! ~~~* Pria dengan kerumitannya. Dan Gadis tupai yang pintar? ~~~* . . . . . Bukan novel terjemah. 1000, 2000, 3000 +++...