~KEMATIAN KIARA~

61 7 0
                                    


Sorenya Zera diantar kerumah dengan mobil hitam bermerk Bugatti La Voiture Noire, setelah makan disalah satu rumah makan.

Sebelum Zera keluar dari mobil, Colin berpesan untuk mengiyakan apa yang dikatakan orang tuanya jika ia ingin tetap bebas. Dan ajaib, ketika ia memasuki rumah dan dengan lancar, orang taunya seakan sudah mendapat izin dari mereka.

Zera yang tak ingin memiliki masalah yang berkelanjutan pun hanya mengikuti perintah Colin untuk mengiyakan kata dari orang tuanya.

Sebenarnya, liburan kemarin menjadikan hari penuh bahagianya. Namun nyatanya, ia harus merelakan hari libur yang berharga dalam dekapan pria misterius yang bahkan baru ia ketahui namanya.

Lelaki aneh yang mengatakan cinta padanya. Sebenarnya Zera sendiri tak begitu tahu dengan cinta yang dimaksud Colin, bagaimana bisa ia mencintai seseorang dengan sangat kasar.

Cinta yang dikatakan Colin sangat berbeda dari yang mamanya katakan, sangat jauh dari kata lembut, perhatian dan penuh kasih. Dan membuatnya teringat pada kisah Elle dengan iblis yang menjeratnya, hiyy, mengapa juga aku membayangkan Colin dan si iblis sama.

Jelas jelas colin lebih hangat.....
eh?? Atau si iblis yang lebih hangat?? Entahlah aku tak peduli

Since berganti ketika Muara menelponnya dan mengatakan akan mengajaknya berbincang sebentar ketika jam makan siang di rooftop.

Zera yang selalu menuruti sahabatnya
menyetujuinya dan mengatakan ingin sekalian membawa ciki karna terdengar pembicaraan mereka akan sedikit panjang dan... berat, mungkin?

“Hay, Zera yang manis. Gimana liburan mu?” sapa Moza yang sudah nangkring diatas mejanya. Sungguh teman yang beradab.

“Pagi-pagi bete banget kelihatannya. Cerita gimana liburan yang menyenangkan versi Zera?” masih dengan Moza teman bangku belakangnya yang super jail.

Zera menaruh tas dan menyamankan duduknya. Ia masih belum melihat Zayan dan kedua temannya yang lain.

“ Zayan masih di luar, jajan. Aku udah titip buat kita kok.” Zera menyerngit bingung.

Apa Moza itu cenayang?’ sedangkan Moza malah terkikik geli melihat ekspresi yang diperlihatkan Zera.

Tak lama setelahnya, dari pintu masuk ada miami, sasa dan anita yang beriringan bersama Zayan dan yang lainnya. loh?? Mana Kiara?’

“ Kiara sakit. Gak tau kenapa dia sering sakit. Males banget deh.” Gerutu Moza sembari mengedipkan sebelah matanya kearah Zera.

Zera refleks memukul Moza, ia terkejut. Mereka yang baru sampai pun ikut terheran-heran dengan Zera yang memukul Moza, pukulan itu cukup keras.

"Kenapa dipukul?” Zayan menduduki kursinya. Ia menyodorkan minuman dingin dan sebungkus ciki yang dibuka dan dimakan bersama.

“Loh, Zera kapan datang? Apa pas kita beli jajan?” kini Miami yang menanyainya. Zera mengangguk mengiyakan.

“Kenapa Moza dipukul, Zer?” tanya Addan dengan pertanyaan serupa. Sedangkan yang dipukul sudah tertawa dari tadi karna menurutnya Zera tipe anak yang sangat tak tahan dengan godaan.

“Si Moza ngerjain aku bahkan sebelum aku duduk.” Zera menggerutu sembari
memicingkan matanya menatap Moza.

“Nanti aku bantu balas.” Zayan menimpalinya. Zera mengangguk dengan semangat tanpa ia sadari. Teman tengilnya yang satu ini sangat
menjengkelkan.

“Makanya jawab dulu pertanyaan ku.” Sembari mengeluarkan buku yang ia pinjam sebelum libur kemarin, ia membicarakan hari liburan yang dia rancang dan rangkai dengan mantap.

who is playing tricks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang