~UNGKAPAN ZAYAN~

59 6 0
                                    


Hari-hari kembali seperti biasanya, beberapa hari lalu Zera meminta maaf kepada Adi tentang ke salah fahaman nya.

Ia juga mengatakan jangan memakan omongan orang lain mentah-mentah, bukan kah waktu mereka banyak? Mengapa tidak membicarakannya pelan pelan?

Pagi ini seperti pagi sebelumnya. Zera dijemput Zayan atas permintaan papanya, bahkan sekarang entah memang permintaan papanya atau Zayan yang sengaja ingin menjemput Zera.

"Aku sering lihat kalian dulu berangkat dan pulang bareng, pakai satu mobil. Apa rumah kalian berdekatan?” Zayan tak menjawab.

Ia bahkan menambah kecepatan laju motornya membuat Zera melupakan pertanyaannya karna sibuk memarahi Zayan agar menjalankan motornya lebih pelan.

“Pagi ini jam pelajaran kimia, pelajaran yang aku ajarin kemarin sudah dihafal kan?” tanya Zayan sembari membantu Zera melepas helmnya. Zera mengangguk ia juga mengatakan bahwa soal yang diberikan Zayan untuk latihan pun sudah ia kerjakan.

“Bayi paling pintar.” Zayan mengusap halus kepala Zera. Membuat zera sedikit linglung dan tersemu.
Selalu begitu. Aku kan bukan anak-anak’ gerutunya.

Beberapa hari ini berjalan dengan tenang, sampai suatu tragedi membuat mereka berada di kecanggungan yang tak terelakkan.

Kelas yang hening menjadi ricuh tatkala mendengar guru killer mereka menghadiri acara sehingga kelas bebas jam pelajaran.

Meskipun ada itu hanya tugas dan mereka tetap bisa bernafas lega. Kelegaan itu tak tahan lebih lama karna ulah seseorang yang menyita seluruh aderline penghuni kelas.

Kini, suara bisik bisik dan terkejut terdengar keras memenuhi ruangan, namun si tokoh utama pembicaraan malah membawa tuan putrinya meninggalkan ruang kelas.

Kejadian itu berawal ketika Moza dan Addan mengajak anak-anak untuk bermain pasangan, itu hanya suatu hal yang ringan pada awalnya.

Namun, ketika Satria dan Zayan memasuki kelas sembari membawa snack dan minuman dingin, lelaki itu terkejut ketika melihat Yordan menggendong Zera sembari bertahan dengan satu kaki.

Adu kekuatan dengan grup Anita dan Anton juga Bela dan Reza. Zayan segera menghampiri Yordan dan Zera yang terlihat menahan tawa agar tidak kalah dipertengahan waktu.

Dengan cepat, Zayan menarik dan memeluk Zera posesif. Hal ini mengejutkan dan membuat seluruh penghuni kelas memasang wajah penasaran.

“ Hay bro, what’s up men?” Zayan yang refleks menarik Zera begitu saja menjadi sedikit terkejut. Ia melirik sahabat-sahabatnya yang sudah menahan tawa mereka sedari tadi.
Dasar teman sialan’
batinnya merasa dipermainkan.

Ia tersadar jika Addan dan Moza sudah merencanakan ini semua karna mengetahui perasaannya.

“Lo kenapa Zay?” Sedangkan teman sekelas yang lain sudah menatapnya dengan mata mengejek, Zayan yang sudah merasa tertangkap basah akhirnya mengambil jalan aman.

“Zera masih bocah, dia gak boleh terlalu dekat dengan laki-laki lain.” Temannya hanya memasang wajah mencemooh. Mereka siap mengejek sampai sebelum Zayan mengatakan kalimat selanjutnya.

“Papa mertua nitip ke gue.” Final dan finish. Semua menjadi hening. Zera yang menjadi akar masalah mendorong pelan Zayan sembari memandang wajahnya meminta penjelasan.

Suasana ruang terasa semakin canggung dan tegang. Ada yang menepuk bahu Zayan sembari mengejek kalau Zayan menyukai Zera dan sebagainya, namun pria itu tetap fokus menatap mata gadis didepannya.

“Jangan bercanda berlebihan, Zayan.” Suasana yang tadinya mulai mencair kembali hening menanti adegan selanjutnya dari pria famous, teman mereka itu.

who is playing tricks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang