Esok yang tak berbeda dari yang kemarin. Zera terbangun dalam dekapan hangat pria yang menculiknya, Colin.Meskipun lelaki itu terkesan dingin dan mengerikan, bisa Zera rasakan bahwa ia tak akan melukainya. Selebihnya ia masih berharap akan benar-benar baik baik saja.
Zera mengernyit bingung, bahkan tidur saja menggunakan masker?’ ia tak habis pikir mengapa ada pria yang sangat aneh mendekatinya.
“Ini masih pagi, dan dahimu sudah mengerut seakan beban pikirmu sangat banyak, baby” Entah sejak kapan tanpa Zera sadari, pria didepannya telah membuka matanya. Ia terkejut namun masih mencoba menetralkan degup jantungnya.
“Tolong biarkan aku pulang.” Zera mencicit didalam rengkuhan Colin. Ia benar-benar harus pulang, sebenarnya ia takut dengan beberapa keadaan yang bisa saja menimpanya.
“Apa kau tak ingin tinggal di dekatku, Zera?” kini pandangan mereka bertemu.
“Tidak, kamu menakutkan. Tapi aku bukan anak yang akan menyebarkan hal apapun tentangmu, aku janji.” Zera berharap pria itu mau terbujuk bujukannya.
Colin merasa Zera semakin tak masuk akal. Apanya yang terbujuk, ia bahkan sudah ingin melumat habis bibir ranum dan mencongkel mata kucing bulat gadisnya itu.
“Aku seorang pria tampan, baby. Kau tak akan kecewa dengan wajahku.” Kini Colin sedang berdiskusi memberikan pertimbangan pertimbangan yang menguntungkan Zera, namun setelah didengar dari suaranya, ia lebih bisa dibilang narsis.
“Banyak orang tampan yang aku kagumi, aku bukan mengharapkan itu dari kekasihku.” Kini giliran Colin yang mengernyit aneh, siapa lelaki yang dia maksud itu? Mereka masih akan kalah tampan dari ku’ batinnya menggerutu.
“Aku memiliki kekayaan yang tak terukur. Kau bahkan bisa membeli pulau dengan uang jajan mu, sayang.”
“Aku tak membutuh kan pulau dan ayahku cukup kaya. Kami makan enak dan tidur nyenyak setiap hari, mama juga bilang boros itu harus dihindari.” Zera menyangkal kembali.
“Tapi kau adalah pengecualiannya, kau bisa boros dengan uangku. Aku bisa mengabulkan apapun hal yang kau mau.” Colin menyangkal apa yang Zera ucapkan.
“Aku tak membutuhkannya, Colin. Lagipula mengapa kau membujukku dengan hal-hal seperti ini? Kau menculik ku, bukankah karna kau membenciku dan hanya ingin mempermainkan ku?” kini giliran Colin terdiam.
Ia bangkit dari tidurnya dan melepas Zera dari rengkuhannya. Ia menyadari bahwa keempat bawahannya sudah bersiap didepan pintu.
"Sudahlah, mandi dan berganti lah pakaian. Setelah itu turun, kita akan makan bersama. Jangan membantah dan turuti apa mau ku.” Ucapnya angkuh dan pergi begitu saja tanpa mengalihkan pandangannya kearah Zera sekalipun. Apa dia marah?’ Zera membeo.
Colin keluar ruangan dan disambut dengan bungkukan bawahannya. Mereka pergi bersama keruang yang biasanya digunakan untuk rapat pembahasan tugas.
Barulah pintu ditutup, Azye, salah satu bawahannya tertawa terbahak-bahak.
Meninggalkan formalitasnya diluar ruangan.Sedangkan yang lain menunduk sambil diam-diam menahan tawa. Mereka tertawa sembari melepas masker yang selama ini menyiksa pernafasan mereka.
“Lanjutkan tawa kalian dan setelah itu potonglah lidah kalian. Aku akan memerintah maid agar membuat sup lidah untuk makan pagi kita.” Seketika ruangan kembali menjadi
hening.“Ekhem... maaf tuan muda, kami tak pernah mendengar anda dalam posisi tak menguntungkan selama ini. Kami hanya sedikit ‘terkejut’ tuan.” Kilah David yang sudah menjadi tenang seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
who is playing tricks?
RomanceDia yang terobsesi.. Dia yang mampu bercerita, menulis alur, dan menjalaninya... Tapi ternyata ia juga yang tercekik..! ~~~* Pria dengan kerumitannya. Dan Gadis tupai yang pintar? ~~~* . . . . . Bukan novel terjemah. 1000, 2000, 3000 +++...