~MIMPI BURUK~

61 7 0
                                    

Aku benar-benar kelaparan, bahan di kulkas habis dan para bibi entah pada kemana. Rumah terasa sepi dan membosankan. Aku menuju garasi dan membuka kunci pagar menuju supermarket depan.

Udara sore benar-benar dingin, ditambah mega merah yang hampir hilang membuatku buru-buru untuk segera membeli bahan makanan dan kembali ke rumah.

Sesampainya di supermarket, kuambil beberapa sayuran buah dan jajanan ringan untuk mengisi kekosongan yang ada di kulkas. Setelah selesai melakukan pembayaran, aku segera melangkah pulang karna hari sudah semakin gelap. Bayangan mengerikan tentang lelaki itu menyapaku lagi, dan aku berharap takkan pernah bertemu dengannya.

Sesampainya di rumah kulihat jam menunjukkan pukul 19.10 memang cukup cepat dari kepergianku di jam 18.30 tadi. Aku segera menuju dapur.

Ketika sedang asik menyusun buah dan sayur di kulkas, kurasakan tarikan kuat pada rambutku yang memaksaku untuk ikut kearah tarikannya.

Mataku terpejam, menunggu reaksinya, namun keheningan menyapaku. Kubuka perlahan mataku, kulihat sekeliling dengan awas. Kurasa saat ini aku berada diruang keluarga.

Diujung mataku terlihat siluet pria duduk sembari menghisap cerutu kurasa ialah yang menyeret ku.

"Siap kamu? Untuk apa kamu ke rumah ku?"
Dengan sisa keberanian, aku menanyakan alasan logis dan mencoba tetap tenang, meskipun perutku bergejolak dan ingin segera muntah.

"Selamat malam baby, bukan kah sangat susah untuk bertemu dengan mu?" lelaki itu jalan perlahan mendekat. Kulihat perawakan yang tingginya mungkin setinggi Zayan, namun tubuhnya cukup lebih besar. Aku merinding.

Apa aku akan dibunuh?

Setelah tubuhnya mendekat, terlihat jelas mata ocean nya yang tajam. Dia menggunakan masker seperti awal kita bertemu.

Hah? Kita bertemu?......
deg.. deg...
Kini aku baru menyadarinya, itu dia!!

Kini perutku benar-benar ingin muntah, jantungku berdebar dengan sangat cepat dan peru-paru ku bekerja dengan buruk. Sebenarnya apa yang diinginkan iblis ini dariku? Aku benci keadaanku saat ini.

"Bukan kah sangat indah ciptaan tuhan yang ada di depanku saat ini?" suaranya yang berat membuatku merinding, aku tak yakin ia berusia muda, pria ini pasti seorang psikopat pedofilia.

Dia menyentuh tubuhku seakan aku porselen sejarah yang berharga. Ketika aku ingin mendorongnya, entah sejak kapan tangan ku terikat. Tunggu ini bukan tali melainkan rantai? Bukan, ini borgol?'

Aku semakin gemetar, dan detik itu juga ia mengangkat ku dan meletakkan ku di sofa keluarga yang tak jauh dari tempatku duduk tadi.

la merangkul tubuh ku yang kaku, oh tuhan, andai saja aku bisa memilih pingsan atau lari saat ini!! Namun sayangnya itu hanya angan belaka.

Ketika aku merotasi kan mataku ke segala arah untuk mencari sesuatu, aku baru mengetahui bahwa di dalam ruangan ini bukan hanya aku dan dia, namun ada satu orang lagi yang tengah bermain bukan, lebih tepatnya mengelap pisau yang ia bawa.

Dia membuatku menyandar di bahunya, mengelus sayang kepala ku. Seakan ini di penghujung hidupku. Aku bahkan sudah tidak sanggup untuk menangis atau meminta tolong Aku berharap ia membunuhku tanpa rasa sakit.

"Baby, aku akan memperlihatkan sesuatu yang indah, Maukah kau menemaniku untuk berbagi euforia bersama?" tanyanya.

Suara yang terkesan rendah itu seakan meminta izin yang tak perlu, namun entah mengapa tanpa sadar aku mengangguk, mengiyakannya.

Lalu lelaki yang duduk disudut ruangan tadi bersenandung menuju televisi keluarga. Melihatnya menyalakan televisi dan mengatur film yang akan ditampilkan.

who is playing tricks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang