~Zayy~
Setelah mengantar keksihku untuk tidur, Addan segera menemuiku. Ia mengatakan meeting akan dilakukan esoknya. Aku tak masalah, aku juga berharap hari pertama kedatangan ku tak melakukan banyak kerjaan.Sore nanti aku akan mengunjungi kakek bersama dengan Zera dikediamannya. Karna ia bergelut di bidang gelap, ia tak bisa tinggal bersama keluargaku.
Kupikir akan lebih baik jika aku membawa Zera ke mansion ku sendiri, namun karna ia masih asing dan musuh bisakapan saja menyergap, akan lebih baik jika ia bersama dengan ibu.
“Apa anda yakin baik-baik saja? Dibawah juga ada nona Bianca.” Aku mengetahui maksudnya.
Bianca, gadis yang dari awal sudah dipersiapkan untuk menjadi tunangan dan istriku. Aku tak perduli padanya, hanya saja pamanku sangat menginginkan hal itu, bahkan ia terang-terangan menilai kekasihku ketika diruang tamu tadi. Beraninya bedebah itu’
“ Moza harus selalu didekatnya.” Kata ku mutlak. Addan mengangguk setuju, ia segera menyelesaikan masalah dan meminta Moza untuk tetap disekitar gadisku.
Mungkin karna watak, tingkah, dan parasnya yang lembut, ia sangat mirip bayi besar yang manis. Setiap kali aku memandangnya, ia seakan membuatku semakin tambah bernafsu.
Kulepas jaket dan segera bergabung dalam selimut untuk tidur. Rasa lelah dan bosanku seakan hilang hanya dengan memeluknya. Charger kesayangan’
Baru saja alam bawah sadar ku menyapa, samar-samar kudengar suara ketukan pintu. Kurasa tak masalah jika aku mengabaikannya, namun pikiran itu tak berlangsung lama.
Suara ketukan yang terdengar samar, kini terdengar lebih keras dan jelas. Zera yang sudah terlelap masih terlihat nyaman meskipun suara pintu cukup bisa membuat bangun seseorang.
“Ada apa bu, bukankah aku sudah bilang ‘i am free now’” tentu saja aku mengetahui tamu yang mengetuk pintuku. Ia menggerlingkan matanya, membuatku terlihat seperti anak-anak yang dapat diremehkan.
“Datang keruangan ibu, ada yang akan ibu bicarakan.” Hal menyebalkan pun terjadi. Kami beriringan menuju kantornya yang terletak di sebelah kamar ayah.
“Ku dengar, kau membuat tikus bersenang-senang.” Tentu saja itu bukan
pertanyaan. Ibuku yang cantik ini rupanya sudah mendengar pergerakan bedebah menjijikkan itu.“Hemm, tenang saja. Ia akan aku habisi sebentar lagi.” jawab ku sekenanya.
“Kau sudah tak seperti dulu, boy.” Aku mengernyit heran.
“Sekarang ada gadis mungil itu, bila para tikus itu datang mengetahui kekasihmu, aku sungguh percaya mereka akan mencelakakannya atau memanfaatkan gadismu.” Aku tau. Ia memanglah kekuatan ku, namun ia juga kelemahanku.
“Apa dia tau kau yang seperti ini, Carlo?” ia mengamati ku dengan cermat. Sungguh ibu yang luar biasa. Berbeda dengan mama Haliza, ibu dari kekasihku.
Ibuku sosok yang sangat disiplin dan menjunjung tinggi kejelasan. Ia sangat membenci berada di zona abu-abu ataupun menjadikan suatu hal yang bertele-tele.
“Belum, aku berharap ia tak akan pernah tau. Namun, itu tak mungkin kan.?” Jawabku dengan cengiran.
Selain menjadi Zayan Abimayu, aku jugalah penerus sindikat mafia yang termasuk dalam tiga raja di Itali. Menjadi lelaki yang menjamah dan merasakannya dengan nafsu, Yazze Carlo Leonardo.
Memang benar nama Zayan sebagai nama resmi anak dari ayah, namun Carlo adalah nama kebanggaan yang kakek buatkan untukku. Sedangkan Colin, ahh,,, nama yang sungguh membuatku nyaman.
Karna hanya ketika menjadi Colin, aku dapat membunuh, bermain, dan menikmati apapun layaknya binatang buas yang bernafsu.
“Kau sudah tau itu.” ibu sudah pasti menyadari maksud perkataanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
who is playing tricks?
RomansaDia yang terobsesi.. Dia yang mampu bercerita, menulis alur, dan menjalaninya... Tapi ternyata ia juga yang tercekik..! ~~~* Pria dengan kerumitannya. Dan Gadis tupai yang pintar? ~~~* . . . . . Bukan novel terjemah. 1000, 2000, 3000 +++...