Pekerjaan selesai lebih awal. Bukan tentang sesibuk apa, tapi tentang sebanyak apa usaha yang Zayan kerahkan untuk segera menyelesaikannya.Karna kekasih nya mengabaikan pesannya, membuatnya bertemu dengan saingan bisnisnya. Bisnis tak sesuci tempat ibadah, terutama posisinya kini yang juga adalah golongan dunia bawah.
'Jerico blair' salah satu ketua tikus yang saat ini diburu agen-agen yang sedang dikerahkan Zayan untuk membasmi tikus-tikus tamak yang berkeliaran.
"Siapa yang sudah berani membeberkan rencana ku." Gertaknya. Kini ia berada diruang kerjanya. Di Sana sudah ada Addan, Moza, Dan Satria. Kedua orang tuanya juga sedang duduk tenang sembari meminum teh yang disajikan.
"Apa hal itu sangat mengganggumu, boy? Bukannya biasanya kau akan membunuh tikus itu segera setelah mengetahuinya, dibanding mengurung dan menyiksanya agar mengaku?" Hendra menimpali.
Sebelumnya Moza juga mengalami kekecewaan sebab ketuanya melarangnya bermain hingga membunuh mangsanya, itu
sangat tak masuk akal baginya."Dia hanya pion, dan yang membesarkan masalah ini tentu orang yang memiliki
kedudukan dan uang. Yang gak akan ku curigai.""Oh? Apa maksudmu orang tua dan bawahan setiamu ada peluang untuk mengkhianatimu?" kini Nizzy ikut menimpali meskipun pandangannya masih fokus pada teh yang ia minum.
"Anda sendiri yang bilang untuk harus memastikan apapun, pada hal yang tak
memungkinkan sekalipun." Nizzy mengangguk. Begitulah yang ia inginkan."Tak masalah boy, hanya saja apa kau sudah mendapatkan kepastiannya?" Zayan tersenyum meremehkan. Atau kini yang lah Zayan, melainkan Carlo. Ia sudah menyunggingkan senyum liciknya.
"Yah, mungkin saja. Kalian tau kan aku bukan orang yang tak pandai menilai." Mereka mengangguk serempak. Hendra sudah melepaskan tawanya dan menepuk-nepuk bahu putranya.
"Kau akan selangkah menemukannya lebih cepat." Carlo diam. Meskipun ia tau bahwa semua yang ada di ruangan ini bukan lah penghianat, namun ini semakin membuatnya pening. Ia jelas tau bahwa dalang dari semuanya ada didekatnya.
"Cepatlah untuk menangkapnya, itu berisik dan semakin membuatku kesal." Nizzy menyelesaikan tehnya dan beranjak keluar diikuti oleh suaminya.
"Kalian, duduklah. Ada yang harus kita bahas mengenai senjata yang datang dari amerika." Mereka mematuhinya.
Addan tau bahwa ini bukan ranahnya segera menyiapkan tab dan alat-alat yang biasa digunakan untuk mencatat dan menghubungi seseorang dengan cepat. Benar-benar sekertaris sejati.
"Kau bilang kakek sudah membubuhkan tanda tangan perjanjian, namun yang ku tahu, kakek yang malah memintaku untuk mengancam pihak Mexico jika mereka terlibat."
"Benar, seharusnya begitu. namun siapa sangka ketua besar dikhianati oleh bawahannya. Tuan besar baru tahu setelah agen Amerika yang menjadi mata-mata mengabarkan bahwa Amerika juga bekerja sama dengan Mexico. Kelihatannya mereka
sedang ingin berjabat tangan sebanyak mungkin agar kuat dan menundukkan organisasi kita, tuan muda." Begitulah yang Satria katakan. Informasi yang benar-benar akurat.Sedangkan Addan sudah mencari artikel dan menyiapkan nomer-nomer yang kemungkinan besar akan segera diberi perintah.
"David, hubungi Aegro untuk membereskan Mexico. Oh, aku baru mengingat jika kawan lama ku adalah pimpinan mereka. Lupakan, biar aku yang langsung menghubunginya." Addan mengangguk.
Ia segera mengganti perintahnya dengan
menelpon sekertaris dari Hammer, temannya yang ia maksud. Janji temu harus diatur secepatnya, sebelum ini semakin runyam.
KAMU SEDANG MEMBACA
who is playing tricks?
RomanceDia yang terobsesi.. Dia yang mampu bercerita, menulis alur, dan menjalaninya... Tapi ternyata ia juga yang tercekik..! ~~~* Pria dengan kerumitannya. Dan Gadis tupai yang pintar? ~~~* . . . . . Bukan novel terjemah. 1000, 2000, 3000 +++...