..
.
"Geland,aku kembali."
"Selamat datang Emilie."
Sambut pria itu yang merupakan suami dari Emilie. Geland meletakkan anak panah yang baru saja ia tajamkan lalu menatap Emilie dan beralih pada sesuatu yang tertutup didalam gendongan Emilie.
"Wah Emilie,hari ini kamu panen banyak sayur."
"Aku hanya panen sedikit."
Kata Emilie sembari mengangkat bakul sayur yang dia bawa sedari tadi.
"Lalu apa itu? Apakah itu daging pemberian dari ibu?"
"Bukan Geland."
Emilie meletakkan bakul sayur itu disampingnya lalu membuka separuh mantel yang menutupi kepala Elovis hingga memperlihatkan rambut putih Elovis.
Geland yang melihatnya pun melebarkan matanya. Walau hanya terlihat sedikit saja tapi dapat ia simpulkan bahwa itu adalah seseorang. Ia segera bangkit dan berdiri didepan Emilie yang sedang tersenyum.
"Siapa dia Emilie? Anak siapa yang kau culik?"
Seketika senyum diwajah Emilie luntur dan memandang suaminya dengan cemberut.
"Aku bukan penculik."
Emilie kemudian berjalan memasuki rumahnya. Diruang tamu,dapat dilihat beberapa perabotan rumah yang terbuat dari kayu,mulai dari kursi dan meja kayu,hiasan dinding,dan beberapa lemari kecil disudut ruangan yang terbuat dari kayu juga.
Emilie memasuki salah satu kamar dari kedua kamar di rumahnya lalu membaringkan Elovis di sebuah kasur. Emilie sedikit terkekeh saat tidur Elovis sedikit terganggu saat di baringkan. Emilie segera keluar dari kamar dan menutup pintu kamar,ia tidak ingin mengganggu tidur putra barunya itu.
Emilie meninggalkan kamar dan menuju ruang tamu karena mendengar beberapa suara yang dia kenal. Setelah sampai diruang tamu Emilie melihat suaminya,Elena dan Kalina yang sedang duduk dikursi dan sepertinya sedang membicarakan sesuatu. Ia segera mendekati mereka dan duduk di samping suaminya.
"Dimana dia?"
"Dia sedang tidur dalam kamar." Jawab Emilie kepada suaminya.
"Emilie.. aku tahu kau sangat sedih karena kita tidak dapat mempunyai anak,tetapi menculik seseorang bukanlah solusi terbaik."
"Sudah aku bilang bahwa aku ti-"
Sebelum Emilie menyelesaikan perkataannya,secara tiba-tiba pintu rumah nya didobrak oleh seseorang.
"Putri ku! Dimana? Dimana cucu baruku?"
Seorang wanita dengan surai hitam dan beberapa helai putih tapi masih terlihat indah memasuki ruangan dan disusul oleh seorang laki-laki yang memiliki surai hitam dan beberapa helai putih juga. Mereka adalah ayah dan ibu Emilie yang bernama Ferroz dan Monna. Ferroz merupakan kepala desa didesanya selama beberapa tahun.
"Selamat siang tuan Ferroz dan nyonya Monna."
Salam Elena dan Kalina sembari berdiri dari kursi yang mereka duduki dan mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Selamat siang ayah dan ibu." Salam Geland dan Emilie.
"Selamat siang."
"Selamat siang!"
Ferroz dan Monna duduk dikursi yang ditempati oleh Elena dan Kalina sebelumnya,dimana kursi itu menghadap kearah Geland dan Emilie yang juga sedang duduk.
Beberapa suara dari warga desa yang sedang berkumpul didepan rumah Emilie karena penasaran dengan anak yang di bawa oleh Emile,mungkin saja berita tentang Emilie sudah tersebar dengan cepat. Terdapat beberapa anak yang berlari kesana-kemari dan ada juga anak-anak yang sedang mengintip dijendela ruang tamu Emilie.
"Emilie,ayah mendapatkan laporan dari salah satu penjaga perbatasan bahwa kamu membawa seorang anak asing,apakah itu benar?"
"Apa maksudmu Ferroz,dia itu cucu baru kita."
Kata Monna memandang tidak suka kearah Ferroz dengan menyilangkan kedua tangannya.
"Benar ayah."
Ferroz menghela napas saat mendapatkan jawaban dari putri sulungnya itu.
"Kembalikan dia Emilie,keluarganya akan mencarinya."
"Tapi dia tidak mempunyai keluarga ayah." Jawab Emilie dan seketika alis Ferroz mengerut.
"Apa maksudmu putriku?" Tanya Monna.
Emilie kemudian menjelaskan dimana dia awalnya pergi memetik sayur hingga bertemu dengan Elovis. Ferroz,Monna,Geland,Elena dan Kalina mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Emilie hingga selesai.
"Hutan di pegunungan?"
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Dream?
Teen FictionPada awalnya dia hanya menutup mata tetapi mengapa tiba-tiba terbangun di tempat asing? Apakah itu hanya mimpi? > Kata baku dan non baku. > Typo bertebaran. > Slow up.