..
.
Kicauan merdu di pagi hari memasuki indra pendengaran seseorang yang baru saja terbangun dari tidurnya dan lebih tepatnya pingsan.
Terbangun di ruangan yang terdapat beberapa benda-benda kuno tetapi terlihat sangat mewah dan elegan serta ukiran-ukiran rumit pada dinding ruangan yang terlihat indah membuat Elovis terduduk bingung akan dimana keberadaan dirinya sekarang.
Ia mengingat bahwa ia terjatuh dari atas jurang tetapi ia tidak menemukan luka sedikitpun ditubuhnya. Ia berpikir mungkin saja seseorang telah menyembuhkannya.
Ibunya menyuruh dirinya berlari untuk menyelamatkan diri. Mengingat kejadian sebelumnya membuat dadanya terasa sesak. Andai saja ia dapat mengendalikan mananya sehingga tidak memancing monster,kemungkinan besar ia dan Emilie masih dapat selamat.
Ia sangat sedih karena tidak mengetahui bagaimana keadaan desanya sekarang setelah diserang oleh para monster.
Elovis meremas rambutnya dan membenamkan wajahnya dikedua lututnya lalu merutuki dirinya sendiri karena tidak dapat membantu banyak dan hanya menyusahkan hingga tidak bisa melindungi desanya sendiri.
Terlalu berlarut dalam pikiran dan kesedihannya hingga ia tidak sadar seseorang pria yang terlihat akan menginjak kepala empat memasuki ruangan.
"Permisi tuan muda."
Elovis mengangkat wajahnya dan memandang pria itu. Ia menggunakan seragam pelayan pria yang terlihat sangat rapi serta kacamata satu sisi yang ia gunakan.
"Apakah ada sesuatu yang salah tuan muda?"
"Tuan muda? Aku?" Bingung Elovis.
"Ya,tuan muda." Ucap pria itu lalu berjalan kearah Elovis.
"Saya akan membantu anda untuk membersihkan diri."
Pria itu menyibak selimut yang sudah tidak digunakan Elovis dan hendak menggapainya tetapi tangan pria itu ditepis oleh Elovis.
"Maaf,sangat tidak sopan menyentuh seseorang tanpa izin dan siapa anda?"
"Maaf tuan muda,perkenalkan saya Edward. Kepala pelayan dikediaman Viscount Acheren." Kata pria itu memperkenalkan diri.
"Viscount? Bangsawan?"
Elovis teringat akan perkataan keluarganya saat didesa bahwa ia harus berhati-hati jika bertemu dengan bangsawan. Kita tidak dapat mengetahui isi pikiran seseorang jika telah dihadapkan dengan kekuasaan dan kekuatan yang dapat dikuasai secara langsung dan pribadi.
Sekarang ia tidak tahu apakah bangsawan yang ia tempati kediamannya saat ini adalah bangsawan serakah atau tidak. Jika iya,ia harus segera keluar dari sini.
Elovis meningkatkan kewaspadaan nya lalu segera turun dari tempat tidur dan sedikit menjauh dari Edward.
"Aku ingin kembali. Keluargaku menungguku." Ucap Elovis kepada pelayan itu.
"Kembali?"
Terdengar suara berat seorang pria yang berasal dari arah pintu. Elovis mengalihkan pandangannya kearah pintu dan melihat dua pria dewasa yang masih tampak muda berdiri diambang pintu dengan seorang anak kecil yang sepertinya memiliki umur yang sama dengan Elovis bersembunyi dibelakang kaki salah satu pria itu.
Kehadiran mereka membuat Elovis semakin tersudut. Ia berusaha untuk tidak panik dan mengendalikan mananya dengan baik.
Kedua harimau milik Elovis berlari memasuki ruangan dan menghampiri Elovis lalu menggosokkan tubuh mereka di kaki Elovis. Mereka tampak begitu gembira karena tuan mereka telah sadar. Elovis berlutut lalu mengelus mereka berdua.
"Seharusnya kau tidak berada disitu." Kata salah satu pria yang memiliki rambut silver. Pria tersebut memakai setelan bangsawan pria pada umumnya dan dilengkapi dengan jubah hitam yang dihiasi dengan sedikit gradasi emas pada jubahnya serta pedang silver yang berada pada pinggang bagian kirinya.
Sesaat kemudian,Elovis merasakan tubuhnya melayang dan kakinya sudah tidak menyentuh lantai lagi. Tubuhnya dikelilingi oleh cahaya perak dengan sedikit kilauan emas yang berasal dari pria rambut perak tersebut.
Melihat tuannya melayang,kedua harimau itu langsung berlari kearah pria itu dan menggigit kaki pria tersebut. Tuan mereka baru saja pulih dan pria ini sudah berbuat sesuka hatinya.
Pria itu mengerutkan keningnya,walaupun tidak terasa sakit tetapi akan berbahaya jika hewan itu menggigit anak-anak. Ia meletakkan Elovis di tempat tidur lalu diganti dengan mengangkat kedua harimau itu.
"Sepertinya kalian perlu aku buang."
Elovis melebarkan matanya,seenaknya pria itu ingin membuang miliknya.
"Jangan!"
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Dream?
Teen FictionPada awalnya dia hanya menutup mata tetapi mengapa tiba-tiba terbangun di tempat asing? Apakah itu hanya mimpi? > Kata baku dan non baku. > Typo bertebaran. > Slow up.