..
.
Malam hari telah tiba,saat ini Elovis sedang berada didalam kamarnya sembari memandang sebuah keranjang disampingnya yang berisikan dua ekor bayi harimau yang sedang tertidur.
Emilie mengizinkannya untuk merawat mereka asalkan tidak mengganggu ketenaran penduduk desa.
"Sistem,apa kamu disana?"
"Ya,saya disini."
"Bagian mana yang harus aku periksa terlebih dahulu?"
"Dimana pun yang anda inginkan."
"Oke."
Elovis mulai mencari apakah ada sesuatu yang aneh dengan kedua bayi harimau dihadapannya ini. Mulai dari kepala hingga ekor tapi tidak ada sesuatu yang aneh dari keduanya.
"Tidak ada apa-apa pada mereka."
"Anda melewatkan telapak kaki mereka."
"Ah,benar aku melewatkannya."
Elovis kemudian mengangkat salah satu kaki harimau yang berwarna putih. Apa yang dikatakan sistem memang benar, sebuah gambar lingkaran kecil dan terdapat empat kristal biru didalamnya dengan posisi yang saling berhadapan. Ia memeriksa kaki bayi harimau yang lainnya dan terdapat juga sebuah gambar lingkaran kecil tetapi dengan empat kristal yang berwarna kemerahan.
"Apa ini?" Tanya Elovis kebingungan.
"Sebuah lambang mana sihir."
"Lambang mana sihir?"
"Ya,lambang mana sihir dapat menyimpan mana sihir dalam jumlah banyak dan juga lambang mana sihir dapat dipindah alihkan dengan bayaran jiwa pemilik awal."
"Jadi mereka bisa sihir?"
"Ya."
"Hebat,mereka mungkin saja bisa lebih hebat dariku,aku akan melatih mereka jika aku sudah bisa sihir juga."
"Keduanya cukup cepat beradaptasi dengan sihir mereka dan anda juga memiliki lambang mana sihir."
"Benarkah? Sejak kapan? Dimana?"
"Sejak awal."
Elovis mencari lambang mana sihir yang dimaksud sistem di telapak kakinya tapi tidak menemukan apapun.
"Tidak ada apa-apa."
"Lambang mana sihir anda terletak dipunggung anda."
Elovis turun dari tempat tidurnya kemudian berdiri dihadapan kaca yang lumayan besar didalam kamarnya. Ia membuka baju yang digunakan lalu membelakangi kaca itu hingga memantulkan gambaran punggungnya disertai dengan sebuah kepingan salju yang bersinar di punggungnya.
"Woah,sangat indah dan berkilau."
Elovis kembali memakai bajunya dan menaiki tempat tidurnya.
"Apakah aku bisa menggunakan mananya?"
"Ya,anda memiliki lambang mana sihir dengan mana yang lebih banyak dari pada lambang mana sihir yang lainnya."
"Sepertinya aku mendapatkan sebuah keberuntungan."
Elovis memindahkan keranjang bayi harimaunya ke sudut ruangan.
"Mereka belum memiliki nama."
"Yang putih bernama Chad dan yang kuning? Mungkin jingga,kamu bernama Chal."
Elovis membelai kepala mereka lalu kembali berbaring di tempat tidurnya.
"Aku lelah,selamat malam sistem."
"Selamat malam."
Elovis menutup matanya dan tidak membutuhkan waktu lama hingga ia terlelap.
Malam yang panjang telah berlalu dan kini digantikan dengan pagi yang dingin disertai hujan salju.
Emilie membuka pintu kamar anaknya lalu berjalan menuju Elovis yang masih tertidur pulas tanpa merasa kedinginan sedikitpun.
Emilie duduk disisi tempat tidur lalu menepuk pelan pipi Elovis untuk membangunkannya.
"El,bangunlah,ini sudah pagi." Kata Emilie dengan lembut.
"Nak,ayo bangun,ibu membuatkan sup kesukaanmu."
"El?"
Emilie kemudian mengguncang bahu Elovis tetapi tidak mendapatkan respon sedikitpun. Biasanya jika mendengar suara ketukan di pintu anaknya ini langsung terbangun tapi mengapa kali ini sangat susah dibangunkan?
"El,ayo bangun nak."
Dengan perasaan panik,Emilie memeriksa suhu tubuh dan detak jantung milik Elovis tetapi semuanya normal. Apa yang terjadi?
Emilie kembali menepuk pipi Elovis tetapi anaknya seperti tidak merasa terganggu sedikitpun.
"Geland!"
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Dream?
Teen FictionPada awalnya dia hanya menutup mata tetapi mengapa tiba-tiba terbangun di tempat asing? Apakah itu hanya mimpi? > Kata baku dan non baku. > Typo bertebaran. > Slow up.