..
.
"Aku pikir kamu hanyalah bunga tidur bagiku." Gumam Angga.
"Saya adalah sesuatu yang nyata tapi tidak dapat anda lihat."
"Kemana kita akan pergi sekarang?"
"Anda akan kembali bersama saya kedunia sebelumnya."
"Sebelumnya?"
"Ya,dunia yang anda anggap mimpi."
Angga mengangguk,mungkin ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bertemu dengan kedua sahabatnya.
Angga menempatkan tangannya di atas tangan Alan yang sedang menggenggam tangan dari tubuhnya. Walaupun itu akan menembus,tetapi Alan masih dapat merasakan tipisnya kehangatan di atas punggung tangannya.
"Angga? Kau disana?" Kata Alan sembari melihat sekeliling ruangan.
Jiwa Angga terkekeh saat melihat sahabatnya kebingungan. Dia masih memiliki naluri yang tajam seperti dulu.
Ia tidak tega meninggalkan kedua sahabatnya demi mengikuti jalan takdirnya.
"Alan maaf telah merepotkan mu dan Crish selama ini dan.." Kata Angga meminta maaf walaupun ia tahu bahwa Alan sekarang tidak dapat mendengarkan nya.
"Terima kasih."
Kata terakhir Angga yang dapat didengar samar oleh Alan. Alan mempererat genggaman ditangan Angga dan menempelkan di keningnya.
"Sama-sama" lirih Alan.
Tanpa peringatan,jiwa Angga secara tiba-tiba ditarik oleh kegelapan. Jiwa yang terombang-ambing dalam kegelapan dan dikelilingi oleh gambaran asing. Gambaran itu mungkin dapat dideskripsikan dengan kata hancur yang terus mengelilingi jiwanya hingga akhirnya menghilang begitu saja.
.
Suasana dingin yang menyejukkan dan damai menyambut seorang anak yang terbangun tadi tidur nyenyak nya.
Elovis bangkit dari tidurnya dan merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku kemudian memandang sekeliling. Ia ingat bahwa sebelum tidur ia masih berada didalam kamar lalu mengapa ia bisa berada ditempat asing lagi.
Elovis mendapati kedua bayi harimau disampingnya yang ia temukan waktu lalu sedang tertidur tetapi sepertinya mereka memiliki ukuran tubuh lebih besar dari sebelumnya.
"Sistem."
"Ya."
"Tempat apa ini?"
"Anda sedang berada didalam goa."
Elovis sekali lagi melihat sekeliling,terdapat beberapa tanaman yang tidak terkena oleh salju karena tertutup oleh langit-langit goa yang tinggi.
Suhu didalam goa cukup dingin tetapi sesuai dengan tubuh Elovis. Elovis berpikir mungkin saja terjadi sesuatu di desa sehingga ibunya memindahkan dirinya kedalam goa karena sedang tertidur.
"Berapa lama aku tertidur?"
"3 Minggu 2 hari."
"Selama itu? Kenapa saat aku berpamitan tadi hanya sementara?"
Tidak mendapatkan jawaban dari sistem,Elovis berdiri dengan sedikit cemberut lalu mengambil mantel miliknya yang ia gunakan sebagai alas tidur tadi dan memakai mantel itu.
"Sistem,apakah tidur selama itu juga merupakan ciri khas dari klan pemilik asli tubuh ini?"
"Ya,saat anda tertidur,tubuh anda melakukan pemulihan."
"Pemulihan?"
"Ya,tubuh anda akan selalu melakukan pemulihan pada musim dingin sekecil apapun luka di tubuh anda." Kata sistem dan diangguki oleh Elovis.
Kedua harimau yang tertidur tadi sudah bangun dan menggosokkan kepala mereka di kaki Elovis. Elovis membungkuk dan mengelus keduanya.
"Apakah kalian lapar? Maaf,aku baru saja bangun,kita akan kembali ke desa dan mendapatkan makanan." Kata Elovis kepada kedua harimau itu.
Kedua harimau itu terlihat lebih bersemangat dan tampaknya memahami perkataan Elovis.
Elovis menyadari bahwa di jari tengah bagian kanannya terdapat sebuah cincin dan Elovis mengenali cincin ini. Cincin itu milik Emilie yang selalu digunakan olehnya. Cincin perak yang nampak biasa-biasa saja.
Elovis memperhatikan cincin itu lalu mengguncangnya hingga satu koin emas keluar dari cincin itu.
"Apakah ini cincin penyimpanan? Ini milik ibu dan mengapa benda ini berada padaku." Kata Elovis lalu mengambil kembali koin yang terjatuh.
"Bagaimana cara memasukannya kembali? Apakah kau bisa mengajariku sistem?"
"Anda hanya perlu membayangkan cincin itu menyerap koinnya."
Setelah mencoba beberapa kali,akhirnya koin itu kembali masuk kedalam cincin. Ia akan mengembalikan cincin itu kepada Emilie jika berada didesa nanti. Elovis memeriksa tubuhnya apakah terdapat benda lain. Ia menemukan belati miliknya dan sebuah anting ruby tergantung di telinga kanannya. Anting itu pemberian dari Valrdes dan merupakan sebuah perangkat sihir tingkat menengah yang akan aktif secara sendirinya jika penggunanya jika dalam bahaya.
"Sistem,apakah terjadi sesuatu didesa?"
"Ya,sesuatu yang buruk."
"Mungkin itu sebabnya ibu membawaku kesini."
"Goa ini tidak jauh dari desa?"
"Ya,jika anda ingin kembali ke desa,anda hanya perlu berjalan menuju arah selatan."
Elovis membawa kedua harimau kedalam gendongannya lalu berjalan menuju pintu goa.
"Apakah anda yakin ingin kembali ke desa?"
"Tentu saja,ibu pasti sudah menungguku."
Sesampainya didepan pintu goa,terdapat sesuatu yang besar menutupi jalan keluar Elovis.
"Apa ini? Sihir?" Kata Elovis sembari menyentuh sihir tersebut dan ternyata menembus.
"Siapa yang memasang sihir penghalang disini?"
Elovis berjalan dengan santai menembus sihir itu. Setelah berada di luar goa,Elovis mulai berjalan menuju arah selatan.
Elovis bersiul sepanjang perjalanan untuk mengurangi suasana sepi yang dilaluinya. Biasanya terdapat beberapa hewan yang masih berkeliaran di musim dingin tetapi sekarang tidak terlihat satupun.
Saat ditengah perjalanan,Elovis mendapati sebuah manik manik gelang yang berhamburan di atas salju.
"Bukankah ini milik ibu? Apakah ada yang mencuri barang-barang ibu?"
Elovis menurunkan kedua harimau di gendongannya dan memungut satu persatu manik manik itu untuk diserahkan nanti kepada Emilie dan dibuat kembali.
Kedua harimau yang bernama Chad dan Chal tersebut langsung berlari.
"Hei,tunggu!"
Elovis memungut manik manik itu dengan tergesa-gesa dan segera mengejar kedua harimaunya. Kedua harimau itu berhenti di depan seseorang yang terbaring diatas salju dengan darah.
Disaat Elovis melihat orang itu,seketika ia terbelalak dan berdiri mematung.
"Ibu.."
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Dream?
Teen FictionPada awalnya dia hanya menutup mata tetapi mengapa tiba-tiba terbangun di tempat asing? Apakah itu hanya mimpi? > Kata baku dan non baku. > Typo bertebaran. > Slow up.