28

1.5K 169 10
                                    


.

.

.

   Sepulangnya dari pesta kedewasaan pangeran Eugene, Elovis disambut hangat oleh Luna dan langsung mengantar Elovis ke kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan Teo berjalan lurus kedalam kamar miliknya tanpa memandang mereka berdua lalu menutup pintu kamarnya dengan keras.

"Ada apa dengannya?" Bingung Elovis.

"Mungkin saja tuan muda Teo sudah sangat lelah. Sekarang waktunya untuk beristirahat tuan muda." Ucap Luna lalu mendorong Elovis masuk kedalam kamarnya.

"Baiklah, selamat malam Luna."

"Selamat malam juga tuan muda."

   Didalam kamar, Elovis melepas pakaian yang begitu berat ditubuhnya. Dia mengganti dengan baju tidur putih polos lalu berdiri didepan cermin yang cukup besar.

"Aku merindukan ibu." Elovis meletakkan telapak tangannya didepan cermin.

"Sistem, apakah kau mengerti apa yang di katakan penyihir itu sebelumnya?"

"Sangat mengerti, sistem ini ingin memberitahu beberapa informasi penting akan tetapi yang menciptakan ku tidak mengizinkan."

"Apakah informasi tersebut sesuai dengan apa di katakan penyihir itu?"

"Benar, penyihir tersebut bukanlah penyihir biasa."

"Maksudmu, dia mempunyai keistimewaan lain selain sihir?"

"Benar sekali, penyihir tersebut memiliki kemampuan melihat masa lalu."

   Elovis yang sedang memandang wajahnya didalam cermin langsung melebarkan matanya.

"Benarkah? Apakah artinya pemilik tubuh asli sebelumnya adalah seorang pangeran."

"Informasi tidak ditemukan."

"Oh? Bukan?" Elovis berjalan menuju tempat tidurnya dengan perasaan kecewa. Elovis sedikit senang karena mengira pemilik tubuh asli adalah seorang pangeran tapi ternyata salah.

"Lalu mengapa dia memanggilku pangeran sedangkan dua pangeran bersaudara yang asli ada di hadapannya. Apakah penyihir itu benar-benar gila."

"Dia tidak gila, seluruh kenangan dan kejadian masa lalu sudah memenuhi otaknya hingga dia tidak dapat berpikir jernih. Pernyihir itu hanya mengatakan apa yang ada di pikirannya."

"Dan juga penyihir tersebut tinggal di menara geraja kerajaan."

   Elovis menjentikkan jarinya.

"Mungkin saja aku bisa mendapatkan beberapa informasi dari tempat tinggalnya." Elovis menjatuhkan dirinya kekasur yang empuk lalu menyentuh anting Ruby yang tergantung indah di telinganya.

"Saya akan menemani anda."

"Tentu saja kau harus menemaniku, sekarang kita istirahat dulu, selamat malam sistem."

"Selamat malam."

.

  Disisi lain, didalam hutan yang gelap. Suara burung hantu membuat suasana semakin mencengkam. Siulan angin malam membuat beberapa anak daun pohon bergoyang.

   Terdapat rumah tua sederhana dan juga kecil yang diselimuti kubah ilusi. Didalam rumah tersebut tidak terurus dan dikelilingi oleh serangga-serangga kecil yang menjijikkan.

Brak!

"Kami menemukannya disekitar sini." Ucap seorang pria yang menggunakan tudung hitam sembari merenggangkan bahunya.

Just a Dream?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang