03

22 2 1
                                    

"Auchhh!"Gumam Adreanna sambil menggosok gosok sikunya yang terseret di  jalan tar .Dia merasakan ada seseorang yang menolaknya daripada  dilanggar.

Pantas Adreanna pandang  sekeliling.Sakit di sikunya tidak dipedulikan.Membulat matanya apabila melihat susuk seseorang terbaring lemah di tengah tengah  jalan raya.

"HARIZZ"Laju Adreanna menerpa   ke arah tubuh yang dipenuhi  darah itu.

Adreanna mengangkat sedikit wajah Hariz lalu diletakkan di atas ribanya.Laju air matanya  jatuh.

"H-ha-Hariz..s-saya minta maaf...tolong jangan  tinggalkan saya..s-saya janji akan maafkan awak tapi jangan tinggalkan sayaa.."Teriakan Adreanna  menarik perhatian orang yang lalu lalang di kawasan  org ketika itu.Semerta Adreanna dan Hariz  dikerumuni.

Perlahan lahan Hariz  cuba membuka matanya yang terasa sangat meberat ketika  ini  apabila mendengar rintihan Adreanna.Dia tersenyum pahit.Adakah ini pengakhirannya? Dia belum sempat ingin  memberitahu Adreanna suatu perkara.

"Someone pleasee call the ambulance now "Adreanna memandang satu persatu orang yang ada di situ.Nasib ada orang yang tengah  menelefon  ambulans.Dia sudah tidak  peduli  apabila orang orang  di situ melihat  dia menagis.Hariz lebih penting!

Perhatian Adreanna  tertumpu pula pada wajah yang sudah dipenuhi darah.

"Pleasee.. Hariz..bertahan."

"I'm o-ok-okay..pretty"Ujar Hariz  tersekat sekat.Sakit yang mencucuk cucuk segala urat sendinya dan bahagian kepalanya membuatkannya pening .Pandangannya berbalam balam  sebelum semuanya hitam.

Gulp!

"HARIZZZ!!"

Sayup sayup kedengaran..

Protect Our Love Where stories live. Discover now