Happy Reading 🤗
***
"Kenapa Ayah terima dia lagi?" tanya Jingga pada pria yang kini tengah menyusun buku milik putrinya.Selama Jingga pergi kembali ke kota, Sunandar memang tidak pernah memindahkan barang-barang milik putrinya, dia hanya sekedar membersihkannya dan tetap menyimpan di tempat.
"Karena Ayah tahu, Vickry kali ini memilihmu."
"Ayah hanya melihat dari satu sisi saja?" Jingga kini mengindahkan pandangannya dari jendela kamar yang masih dibiarkannya terbuka meski sudah menjelang larut malam.
"Kamu juga masih memilihnya kan, Nak?" ucapnya, tebakannya itu membuat putrinya terdiam di tempat.
Dia bahkan tidak tahu apa yang harus dikatakan setelahnya.
"Enggak, Ayah." Suaranya terdengar tegas, tapi terlihat dari sorotan matanya bahwa gadis itu berbohong saat mengatakannya.
"Kamu berbohong, Nak." Sunandar mengatakannya dengan nada suara yang terdengar lirih.
Perkataan ayahnya membuat wanita itu segera memalingkan pandangannya.
"Gian bilang, kamu selalu menolaknya setiap kali dia mengatakan perasaannya. Apa itu karena Vickry?" Pertanyaan Sunandar membuat Jingga merasa tersentak, dia menundukkan pandangannya sangat dalam.
Seolah tidak tahu apa yang harus dijawabnya. Hanya saja, bulir matanya menggenang di pelupuknya begitu saja. Dia selalu berusaha menyembunyikannya, tapi nihil karena air matanya meluncur dengan bebas.
Ketukan pintu membuat Sunandar beranjak dari duduknya, dia menghampiri pintu dan segera membukanya.
Begitu dia membukanya ternyata Vickry yang sudah berada di depannya. Wajahnya tampak sumringah meski hari lalu ditolak niatnya oleh Jingga.
"Boleh bicara sama Jingga, Pak?" tanyanya dengan sopan.
"Tentu, tunggu di sini ya, Nak." Sunandar mempersilakannya duduk di teras rumahnya yang tersedia dua kursi serta meja kecil, memang disediakan untuk tamu.
Sunandar segera memanggil putrinya, mengatakan jika ada tamu yang ingin bertemu dengannya.
Meski sempat menolak bertemu siapapun, tapi ayahnya bersikeras agar putrinya segera menemui tamu tersebut.
"Temui saja, Nak. Tidak baik jika membiarkan tamu. Padahal ingin bertemu kamu." Sunandar berpesan, membuat putrinya mengangguk mengiyakan.
Begitu Jingga melangkahkan kakinya ke teras rumahnya, kedua matanya terpaku pada sosok pria yang sudah setahun lalu membuatnya menangis karena pernikahannya dibatalkan olehnya sendiri.
Jingga hendak berbalik badan, tapi dia mendapati ayahnya di belakang dan mengisyaratkan padanya untuk berbincang dengannya, beri dia kesempatan.
"Padahal aku sudah memberi kalian jalan untuk kembali bersama, mengapa tidak dilakukan?" tanya Jingga dengan suara parau.
Dadanya terasa sesak begitu dirinya mengingat sosok Aisyah yang berterus-terang mengenai perasaannya terhadap Vickry. Hal itu sangat sakit sekali, bahkan Jingga sampai saat ini belum bisa membuka hatinya untuk siapapun.
"Karena aku sudah memilihmu, Jingga." Kedua matanya menatap Jingga beberapa saat, tapi setelah itu dia segera menyudahinya.
"Bukankah kamu merasa senang saat aku berhenti mengejar?" ucap Jingga.
"Justru aku tidak bisa tidur saat kamu membatalkan pernikahan kita begitu saja." Nada suaranya terdengar lirih, Jingga merasa adanya kesedihan yang mendalam di hati Vickry, tapi dia tidak tahu apakah sedalam yang dirasakannya selama ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM TARAWIH (Terbit✔️)
Spiritual[FOLLOW SEBELUM BACA DAN SPAM VOTE JUGA KOMEN BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA] Rank #01 ceritaislami (20 Juli 2023) Rank #11 Hijrah Cinta (21 Juni 2022) Rank #7 Hijrah Cinta (24 Juni 2022) "Kenapa hatiku bergetar saat mendengar suara Imam Tarawih...