Episode Tiga Puluh

1.7K 78 10
                                    

Happy Reading 🥰

Ada adegan Vickry sama Jingga nih😁😂🤗
***
Mendengar keinginan Vickry yang mengatakan jika pernikahan mereka ingin dipercepat, tentu saja hal itu membuat hati Jingga terasa dilema. Pasalnya, baru saja dia berbincang dengan Aisyah mengenai tentang calon suaminya hingga dirinya dapat menyimpulkan pula jika keduanya saling mencintai.

Hal itu sungguh membuat Jingga marah, Aisyah seolah ingin merebut pujaan hatinya yang sudah dengan susah payah dia perjuangkan hingga akhirnya dapat juga.

Mengenai pembicaraan tersebut, Aisyah memohon pada wanita yang sudah lama tinggal di kota tentang Vickry.

"Aku sudah tahu, Jingga. Jika kamu adalah tunangannya Vickry. Lelaki yang pernah kuidamkan untuk menjadi imam pilihan terbaik. Tapi, nyatanya, semesta seolah tidak mengizinkan kami." Tatapannya kosong disertai sendu. Siapa pun bisa melihat bola matanya yang tampak berkaca-kaca, sepertinya dia tengah menahan bulir bening yang menggenang di sana.

Jingga justru hanya tersenyum samar, dia sebenarnya malas jika harus membicarakan hal ini. Terlebih lagi, jika dia

"Bisakah kamu jangan menyakitinya kalau pun kamu memiliki sepenuhnya?" Pertanyaan yang entah keinginan diajukannya begitu saja. Hal itu sungguh membuat hati Jingga terasa sangat sakit sekali. Kalimat itulah yang dikatakan oleh Aisyah sepulangnya dari rumah sakit.

"Tanpa kamu harus minta pun aku tidak akan pernah menyakitinya, Mbak." Sudut bibir Jingga tertarik ke atas, dia pula berusaha mempertahankan senyumannya. Mengepalkan kedua tangan dengan sangat kuat seolah tengah menenangkan dirinya.

"Jangan memilikinya karena kamu sama saja dengan melukai hatinya. Dia mengharapkanku, tapi kamu justru malah menginginkannya." Aisyah berkata seperti itu dengan sangat lirih, tapi Jingga mampu mendengarnya dengan sangat jelas.

"Lalu, apa hubungannya dengan Mbak? Bukankah Mbak sudah menikah dan mempunyai suami?" tanya Jingga. Saat itu juga kedua tangannya tampak mengepal. Wanita itu benar-benar tidak bisa menutupi kekesalannya.

"Iya. Tapi, saya tidak mencintainya."

Mengingat percakapannya dengan Aisyah membuat Jingga tidak bisa tenang. Bahkan untuk memejamkan matanya saja dia tidak bisa.

Saat Vickry mengatakan jika dia ingin mempercepat pernikahan, maka saat itu juga Jingga menyetujuinya dengan mantap. Hal itu karena dirinya merasa sangat takut sekali jika saja lelaki itu justru kembali ke dalam pelukan masa lalunya.

"Dipercepat?" tanya Jingga saat itu. Kedua bola matanya membulat, bahkan nyaris keluar dari tempatnya.

"Ya. Saya ingin mempercepatnya untuk menghalalkan kamu, Jingga." Vickry mengatakannya dengan penuh keyakinan.

Kala itu juga suasana hening, semua pasang mata melirik ke arah Jingga juga Vickry secara bergantian. Akan tetapi, pihak dari wanita belum saja menjawabnya. Hal itu membuat kedua keluarga meragukan dengan jawaban dari wanita tersebut. Bagaimana jika Jingga belum siap untuk dinikahi olehnya? Bukan hanya keluarganya Arsyad saja yang tampaknya menunggu jawaban dari Jingga, bahkan Sunandar selaku ayahnya meragukan hal itu. Terlebih, putrinya masih terlalu kekanak-kanakan, mungkin saja dia belum siap untuk membina rumah tangga.

Akan tetapi, setelah lama sekali suasana menjadi hening. Hingga pada akhirnya pun terdengar suara berupa jawaban yang tengah dinanti.

"Kalau gitu Jingga insyaallah bersedia."

Mereka serempak saling melirik, lalu pada akhirnya pun mengucapkan hamdalah bersama.

Jingga kembali mengalihkan pemikirannya pada hal lainnya. Dia sudah melalui semua itu beberapa jam lalu, dan kini sudah seharusnya dia tidur. Akan tetapi, rasa kantuk tersebut seolah sirna begitu saja hingga membuatnya beranjak dan terduduk di balik jendela.

IMAM TARAWIH (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang