(25)

334 29 13
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Sudah mulai jam istirahat kedua, yang tentunya lebih lama daripada waktu istirahat pertama. Beberapa murid ada yang ke kantin, juga ada yang melakukan kegiatan mereka masing - masing.

Kelas XII MIPA 2 kini terlihat sedikit sepi karena beberapa murid pergi ke kantin. Jeffrey, Jeremy, dan Ralyne menetap di kelas karena ditahan oleh Shania untuk berdiskusi tentang kelompok ujian praktek mereka.

"Serius lo ngajak kita diskusi pas lagi istirahat begini?" Jeremy bertanya sambil menatap heran gadis bernama Shania itu.

Shania tersenyum tipis dan mengangguk mantap. "Serius, dong. Kita bahas, ya."

"Lo ada ide cerita?" tanya Jeffrey sambil bersedekap dada.

"Ada, udah gue bikin sinopsis dan karakternya juga, loh." Shania menaruh secarik kertas yang berisikan tulisannya tentang drama mereka.

Mereka pun mendekat kearah meja dan melihat tulisan diatas kertas itu. Ralyne mengerutkan keningnya saat melihat namanya dan ia menjadi karakter antagonis disana.

"Kita bertiga protagonis, kenapa Ralyne sendiri yang antagonis?" Tanya Jeffrey.

Shania menghela napasnya. "Kan di setiap drama itu pasti ada tokoh antagonis sama protagonis. Jadi, gue jadiin Ralyne antagonis aja. Lo setuju, kan, Ral?"

Ralyne tak langsung menjawab namun ia beralih menatap kearah Jeffrey dan Jeremy yang kini juga menatapnya. "Kenapa enggak lo aja yang antagonis?"

"Kalo gue bandingin, raut lo lebih cocok jadi antagonis daripada gue soalnya. No offense, ya, Ral. Ini cuma drama juga, kan?" Ralyne tak menyangka dengan jawaban dari Shania.

No offense, katanya.

"Kenapa enggak lo aja yang jadi antagonis? Lo mau jadi pemeran utama di drama ini?" Jeremy bertanya lagi dengan nada ketusnya yang mulai terdengar jelas.

Ralyne yang duduknya berhadapan dengan Jeremy itu langsung menendang kaki Jeremy pelan. Merasakan tendangan dari Ralyne, lelaki itu beralih menatap Ralyne yang menggelengkan kepalanya.

"Kan gue yang bikin. Gue juga yang mikirin ide cerita. Kalian tinggal main drama aja, kan? Uprak doang, kan?" Jawab Shania santai sambil bersedekap dada.

Ralyne mengangguk mengiyakan. "Yaudah, iya. Udah beres, kan?" Shania mengangguk malas pada Ralyne.

"Kalo gitu, kita boleh bubar berarti," ucap Ralyne sambil tersenyum kecil.

Jeffrey mengangguk setuju dan berdiri dari duduknya. "Udah, kan? Gue mau keluar dulu soalnya."

"Mau kemana lo?" Tanya Jeremy.

"Ngapelin cewek gue, lah."

Jeremy berdecak pelan saat Jeffrey sudah menghilang dari pandangannya. "Kalo udah sesepuh emang beda bucinnya."

AMIGOS | Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang