(17)

409 50 52
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Dua bulan yang akan datang, kelas 12 akan menghadapi masa - masa uprak. Kini, kelas mereka masing - masing menyiapkan diri untuk menghadapi uprak di setiap mata pelajarannya.

Tahun lalu, mata pelajaran yang dibuat uprak hanya beberapa saja. Namun pada tahun ini, mereka menghadapi uprak semua mata pelajaran yang mengharuskan setiap guru harus mempersiapkan bahan dan materi untuk ujian praktek minggu depan.

"Anak - anak, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, kalian diharuskan untuk membuat drama berkelompok, ya. Satu kelompok berisi minimal 4 orang dan maksimal 8 orang, ya."

Pengumuman dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas XII MIPA 2 itu sekaligus mengakhiri jam belajar mengajar di sekolah. Bel pulang berbunyi dan membuat para murid membereskan barang - barang mereka.

"Eh, sekelompok ayo!" Jeremy mengajak Jeffrey dan Ralyne untuk satu kelompok dengannya.

Jeffrey mengangguk mengiyakan. "Boleh, tuh. Berarti kita tinggal nambah orang aja, kan?"

Jeremy mengangguk mengiyakan. "Iya, terserah, deh. Mau siapa yang gabung sama kita langsung gas aja."

"Em, sorry. Gue denger kalian butuh tambahan orang buat kelompok, ya?" tanya seorang gadis yang membuat ketiganya menghentikan langkah mereka.

Ralyne menoleh sekilas pada Jeremy dan Jeffrey. "Iya, kita butuh. Lo, mau gabung sama kita?"

Gadis itu menganggukkan kepalanya. Gadis dengan name tag Shania Wiratama itu tersenyum kecil. "Boleh, kan?"

"Boleh aja. Lo doang?" tanya Jeffrey sambil menunjuk gadis itu dengan dagunya.

Shania menganggukkan kepalanya. "Iya, gue doang. Biar pas dua cewek sama dua cowok. Biar gue yang mikirin naskah dramanya juga."

Jeffrey, Jeremy, dan Ralyne langsung saling pandang. Mereka mengedikkan bahu mereka dan akhirnya menyetujui gadis itu bergabung dengan mereka.

"Kalo nanti ada tambahan anggota, lo jangan protes, ya?" Ralyne tersenyum tipis pada Shania.

Shania diam cukup lama. Ia terlihat berpikir dan membuat ketiga orang itu menatapnya bingung, terutama Ralyne, karena ia yang mengatakan itu.

"Bisa, kan?" tanya Ralyne menyadarkan Shania.

Shania mengerjapkan matanya cepat. Ia mengangguk mengiyakan. "Tenang aja. Asalkan enggak terlalu banyak aja, ya. Gue takut bingung bikin naskahnya."

"Lo enggak bikin sendirian, Shan. Kan ada gue sama yang lainnya," celetuk Jeremy sambil menunjuk Jeffrey dan Ralyne bergantian.

Jeffrey mengangguk menyetujui Jeremy. "Gue juga bisa mikir gimana alur ceritanya. Biar gue bukan jadi beban kelompok."

"Iya, tenang aja. Kalo mau mulai kerja kelompok kabarin aja, ya? Apa perlu gue bikinin grup buat kita?" Shania mendapat anggukan kepala dari yang lain - menyetujui ucapan Shania.

AMIGOS | Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang