(04)

807 92 31
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Keesokan harinya saat jam menunjukkan pukul enam tepat, Melody baru saja tiba di sekolah dan berjalan menuju kelasnya. Earphone yang terpasang di telinganya menandakan bahwa ia sedang tidak ingin diganggu saat ini. Dengan gitar yang ia bawa di punggung, ia berjalan sembari melihat sekeliling sekolah.

"Neng," panggil seseorang yang ternyata adalah penjaga sekolah, pak Cakra.

Melody melepas earphone miliknya dan berbalik menghadap Cakra. "Kenapa, pak?"

"Kok tumben jam segini udah dateng aja? Biasanya, neng suka dateng mepet pas mau masuk," tanya Cakra penasaran dengan raut wajah polosnya itu.

Melody tersenyum tipis. "Saya tadi bangunnya pagi banget. Jadi, sekalian aja saya mandi terus langsung ke sekolah. Daripada, kalo saya tidur lagi, nanti saya malah enggak bisa bangun soalnya ketiduran."

Cakra mengangguk mengerti. "Oh, begitu, ya, neng. Kalo gitu, saya buka dulu, ya, kelasnya. Soalnya, masih gembokan."

Melody mengangguk mengiyakan dan menunggu Cakra mengambil sesuatu dari pos satpam dan ternyata adalah kunci. Melody mengikuti langkah Cakra menuju kelasnya. Cakra merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kunci bertuliskan 'XII MIPA 5' itu.

Pintu kelas terbuka dan Cakra mempersilahkan Melody untuk masuk. Tak lupa, Melody mengucapkan terima kasih pada Cakra dan masuk ke dalam kelas.

Melody menutup pintu kelasnya dan menyalakan AC kelas dan langsung merasakan sejuknya angin yang menerpa wajahnya dan sekujur tubuhnya. Melody tersenyum tipis dan menaruh gitarnya di belakang kelas dulu, lalu ia kembali ke bangkunya.

Kembali pada earphone nya, Melody memilih memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu lewat earphone miliknya itu.

Tak lama, ia merasakan ada yang duduk di sebelahnya. Cahaya matahari yang tadi menyinari langsung ke wajah Melody, kini langsung menghilang karena terhalang oleh seseorang.

Melody berdecak dan mengedipkan matanya berkali - kali sebelum membuka matanya dan melihat siapa disampingnya. Melody kira, itu adalah teman sebangkunya.

Mata Melody membulat kala melihat siapa yang datang. "Bian?"

Bian yang ada disamping Melody itu pun tersenyum kecil pada gadis itu. Melody tidak membalas senyuman itu, dan ia membalasnya dengan kerutan keningnya.

"Gue tutupin, nih, cahayanya," ucap Bian membanggakan diri.

Melody merotasi bola matanya dan justru mengubah posisi yang awalnya menghadap kanan, kini menjadi menghadap ke kiri. Bian menggigit bibir bawahnya dan tangannya terangkat, berniat untuk menyentuh surai Melody.

Namun, Bian menyadari, kalau sepertinya Melody sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun. Bukannya pindah, Bian masih tetap duduk disana. Melody tidak memedulikan Bian sama sekali.

AMIGOS | Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang