(05)

848 93 33
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Para anak Amigos, diminta untuk kembali berkumpul di ruang Band untuk membahas tentang perlombaan yang sempat menjadi perbincangan mereka kemarin.

Untungnya, hari ini tidak ada yang terlambat datang ke ruangan lagi. Mereka datang tepat waktu untuk hari ini.

Marvel mengamati teman - temannya dan memastikan kalau sudah lengkap. Usai menghitung dan memastikan siapa saja yang datang, Marvel tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

“Oke, yuk. Sebelum kita mulai kegiatan, mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing - masing. Berdoa, dimulai.” pimpin Marvel dan akhirnya mereka berdoa dengan keyakinan masing - masing.

Usai berdoa, mereka pun sibuk membahas tentang siapa yang akan tampil untuk perlombaan kemarin.

“Tapi kabar bagusnya, gue tanya Bian lagi tadi siang. Dan, dia bilang, kalo kita bisa ngirim dua tim dalam perlombaan.” ujar Marvel menyampaikan pada yang lainnya.

Jeffrey tersenyum senang. “Jadi, enak dong. Kita dapet jatah perform semua.”

Marvel mengangguk mengiyakan. “Jadi, kita sekarang bagi dua tim aja, gimana? Yang pasti, nanti Ralyne sama Winna harus beda tim. Karena, kalian sama - sama pemain biola, dan dibutuhkan di masing - masing tim.”

Winna dan Ralyne mengangguk. “Siap, pak ketua!” seru mereka bersamaan.

“Terus, cara milihnya gimana, Vel?” tanya Kalista pada Marvel.

Marvel berpikir sejenak. “Kita acak aja. Pake spin the wheel. Nah, nanti bisa tahu tim A sama tim B disini.”

Kalista menganggukkan kepalanya tanda mengerti. “Oke, deh. Kalo gitu, kita mulai aja.”

Mereka pun duduk melingkar dan melihat putaran dari aplikasi spin the wheel yang berisikan nama mereka masing - masing. Marvel memposisikan tangannya diatas layar ponselnya yang menampilkan putaran itu.

“Kalian udah siap, ya?” tanya Marvel, diangguki oleh yang lainnya. Marvel menarik napas perlahan dan menghembuskannya, sebelum ia memutarkan nama - nama mereka.

Putaran itu pun mulai memelan dan menunjuk satu nama disana. Nama Rhea tertunjuk disana, dengan posisi drummer.

“BUSET LANGSUNG RHEA AJA!” seru Hazka, membuat Rhea yang ada di sampingnya langsung tersentak mendengar suara Hazka.

Rhea langsung memukul punggung Hazka, membuat sang empu mengaduh. “Biasa aja, kali! Kalo gue budeg dadakan gimana?”

Hazka mencak - mencak dalam hati. Sedangkan itu, Marvel hanya menghela napasnya melihat keduanya yang tiba - tiba heboh sendiri.

AMIGOS | Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang