(38)

327 34 3
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Keesokan harinya, tepatnya saat malam hari, mereka kembali berkumpul di sebuah cafe untuk kembali membicarakan tentang konsep penampilan mereka yang harus mempesona. Karena, penampilan ini adalah penampilan terakhir di sekolah SMA Neorion, sebelum mereka benar - benar meninggalkan masa putih abu - abu dan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi.

Jeffrey dan Kalista datang lebih awal dan belum ada tanda - tanda kedatangan anggota lainnya. Mereka pun segera konfirmasi pada petugas untuk menempati tempat yang sudah di reservasi oleh Chisko kemarin. Dan tak terkejut lagi, kalau Chisko memesan tempat yang sangat spesial dan hanya bisa di pesan oleh kelas tinggi saja.

"Bahkan cafe ada gininya, ya?" Gumam Kalista yang masih bisa di dengar oleh Jeffrey.

Jeffrey terkekeh dan mengangguk. "Aku juga baru tahu. Chisko keren bener, deh, bisa pesen tempat kaya begini."

Kalista mengangguk mantap. "Iya, ih, keren banget. Besar banget tempatnya."

"Sebenernya enggak kaget, sih. Restoran kemaren aja dia juga pesen tempat yang VIP, kan? Kamu inget, kan?" Tanya Jeffrey lalu menarik kursi untuk Kalista dan membiarkan gadis itu duduk di kursinya.

Kalista tersenyum tipis lalu duduk di kursi itu. "Iya, aku inget. Terima kasih, Jeff."

Jeffrey tersenyum manis dan mengangguk. "My pleasure, love." Lelaki itu lalu duduk di samping Kalista dan mereka berbincang kecil disana.

Pintu ruangan terbuka dan menampakkan Marvel serta Gebby disana. Mereka berdua pun masuk ke dalam ruangan lalu ikut bergabung bersama Jeffrey dan Kalista.

"Hei, udah lama kalian?" Tanya Gebby lalu mengajak Jeffrey dan Kalista untuk fist bump, begitupun Marvel.

Kalista menggelengkan kepalanya. "Enggak, Geb. Paling baru lima menit yang lalu." Gebby mengangguk paham dan ber-oh-ria.

Marvel dan Gebby juga duduk bersebelahan dan Marvel melakukan hal serupa dengan yang dilakukan oleh Jeffrey. Namun bedanya, Gebby tidak dapat menahan salah tingkahnya yang membuat pipinya bersemu merah.

"Padahal pacarannya lebih lama, tapi nahan salting aja susah." Sindir Jeffrey, membuat Gebby menoleh cepat padanya dan menatapnya sinis.

"Sirik aja lo, Jeff." Gebby pun beralih menatap Marvel dan tersenyum kecil. "Makasih, ya, sayang."

Marvel membalas senyuman itu. "Iya, sama - sama, sayang."

Jeffrey langsung memperagakan gerakan mual. "Sayang - sayangan. Emang masih jaman?"

"Emang jamannya pacaran cuma manggil nama doang?" Balas Gebby, membuat Jeffrey berdecih pelan.

AMIGOS | Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang