"Kau sudah melihat beritanya?" tanya Londa seraya menerobos masuk begitu Ethan membukakan pintu rumahnya.
Ethan tampak bingung dengan kemunculan Londa dan semua yang dikatakannya.
"Apa? Bisakah kau bersikap seperti tamu normal lainnya menyapa dan menunggu dipersilahkan masuk" Londa menghentikan langkahnya dan menatap Ethan.
"Boleh Aku masuk?"
"Itu tidak ada gunanya sekarang, kau sudah di dalam"
"Sulit sekali menjadi temanmu" keluh Londa sambil terus berjalan masuk
"Harusnya aku yang mengatakan itu"
Ethan menutup pintu dan mengikuti Londa ke arah ruang tamu. Londa mengambil remote televisi dan menyalakannya
"Terjadi kematian pemain teater tadi malam?"
Londa menunjuk kearah televisi yang sedang menayangkan berita tersebut. Ethan memperhatikan layar televisi dengan seksama.
"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud"
Ethan menoleh kearah Londa dan memandangnya tidak mengerti.
"Kemarin aku melihat foto-foto para pemain yang mati dalam pertunjukkan" Londa menggantung ucapannya
"Lalu?" Tanya Ethan tidak sabar
"Wajahmya tidak membiru"
"Wajah siapa?"
"Tidak ada in healer di sana, untuk penderita asma seperti Toby Dawson bukankah itu hal yang aneh dia tidak membawanya hari itu?"
"Dari mana kau tahu?"
Ethan menatapnya curiga, ia tahu Londa tidak mungkin mendapatkan informasi itu dari media televisi atau lainnya, informasi bersifat rahasia dan detail tidak mungkin disebarkan ke publik.
Londa menoleh ke arah Ethan sebelum akhirnya menjawab "Rio" Ethan mendecakkan lidahnya mendengar nama tersebut.
"Kau masih saja meminta tolong pada pria itu, kau tahu dia..."
"Ssstttt... ada yang lebih penting dari itu "
Londa menaruh jari telunjuk ke depan bibirnya mengisyaratkan Ethan untuk diam.
"Apa?" Ethan tampak kesal
"Itu artinya prediksiku benar" Jawab Londa tidak sabar, ia pun bangkit dari tempat duduknya, berjalan mondar-mandir sambil sesekali bergumam.
Ethan menghela nafas panjang, ia tahu pertunjukkan Londa Holmes akan segera dimulai dan tidak ada gunanya berdebat dengan gadis ini sekarang.
Laki-laki itu mengambil kaleng bir dari lemari pendingin dan duduk di sofa santai miliknya. Membuka tutup kaleng bir itu perlahan dan meneguknya seraya menunggu Londa memulai aksinya.
"Pertama dilihat dari polanya, pelaku hanya membunuh para pemain setelah pertunjukkan terjadi, tapi hanya pemain yang mati dalam perannya"
Alis Londa berkerut, ia menempelkan jari telunjuk ke bibirnya dan berjalan mondar-mandir tampak sekali ia sedang berpikir keras.
"Lalu?"
"Lalu mencari pertunjukan teater yang akan tampil dalam waktu dekat ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertunjukan Terakhir
Mystery / ThrillerSeorang pemain teater tewas tertimpa lampu saat pertunjukan. Tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Dua minggu sebelumnya, pemain lain mati karena serangan jantung di panggung. Londa seorang wartawan majalah gosip, melihat kega...