Kepingan Puzzle

106 11 0
                                    

Dean berdiri menghadap jendela di gedung lantai 29 kamar apartemennya. Lampu kamar tersebut tampak mati, terdengar suara musik klasik lamat-lamat dari speaker aktif di kamarnya. Ia menghela nafas, foto-foto yang diterimanya tadi siang benar-benar mengganggu pikirannya. 

Laki-laki itu membalikkan badannya dan berjalan ke arah meja yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri. Ia memperhatikan dengan teliti foto-foto yang tampak berserakan di atas meja tersebut. 

Foto para korban dari kasus kematian teater yang sedang ditanganinya saat ini. Dean Hopkins tampak berpikir, ia meneguk kopi di tangannya dan berjalan ke arah jendela ruang kerjanya. Jam di tangannya berbunyi, menunjukkan waktu dini hari. 

Matanya memandang keluar, hujan yang telah turun sejak tadi sore akhirnya berhenti, membuat jalan-jalan yang dilaluinya basah. Jalanan di depannya masih tampak ramai oleh beberapa mobil yang lalu lalang, kantor tempatnya bertugas memang berada di pusat kota. 

Ia teringat perkataan salah satu petugas polisi waktu sore itu. Ia sedang menulis laporan kasus yang ditanganinya ketika Blake Fletcher datang ke ruangannya

"Maaf mengganggu Anda Detektif" Dean menghentikan kegiatannya

"Silahkan duduk, ada yang bisa kubantu?" Blake Fletcher terlihat ragu sesaat.

"Beberapa saat yang lalu ada seorang perempuan yang datang ke kantor polisi dan mengatakan akan ada pembunuhan di panggung teater lagi, dan kami harus menghentikannya" Blake Fletcher terdiam sesaat

"Beberapa hari kemudian apa yang dikatakan wanita itu menjadi kenyataan ada kematian lagi di panggung teater, tapi bukan pembunuhan seperti yang dikatakan perempuan itu"

"Apakah nama wanita itu Gertie Lolanda?"

"Ya Detektif, bagaimana Anda bisa tahu?"

"Beberapa hari yang lalu aku membawanya ke kantor untuk diinterogasi, ada yang melihat dia mengatakan hal yang sama pada salah satu kru di teater tersebut, tapi sayang aku tidak bisa bertanya lebih jauh padanya, pengacaranya datang untuk membebaskannya"

"Apa mungkin apa yang dikatakan perempuan itu benar Detektif? bahwa telah terjadi pembunuhan berantai, aku tahu semua bukti tidak ada yang menguatkan bahwa telah terjadi pembunuhan tapi" Fletcher tidak meneruskan kata-katanya

"Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ada kesamaan dalam kematian pemain teater tersebut Detektif, seperti perempuan yang bekerja di majalah gosip itu katakan"

"Apa yang dia katakan?"

"Mereka mati setelah pertunjukkan, dan ke semuanya adalah pemain yang mati dalam cerita" Dean tertegun

"Aku pikir kita harus melakukan penyelidikan ulang terhadap kasus ini, dimulai dengan memanggil perempuan majalah gosip itu" Jelas Fletcher

"Perempuan itu sepertinya tahu lebih banyak dibandingkan kita detektif, kita harus mencegah sebelum terjadi pembunuhan lagi "

Dean mengambil beberapa foto serta map dari atas meja kerjanya dan berjalan ke arah papan yang terbuat dari kaca yang ditaruh tepat di seberang meja kerjanya, dan mulai menempelkannya beberapa foto sesuai tanggal terjadinya.

Kasus pertama tiga bulan lalu, Tom Morris pemain yang mati tertimpa lampu saat pementasan, penyelidikan yang dilakukan menyatakan tidak ada unsur kesengajaan, murni kecelakaan. Meskipun begitu teater tersebut dikenakan sanksi untuk dilarang melakukan pertunjukkan sampai waktu yang ditentukan.

Kasus kedua, Toby Dawson dinyatakan meninggal setelah mengalami sesak nafas saat pertunjukkan

Kasus ketiga kematian Danny Owen yang diduga bunuh diri dengan meminum racun saaat pertunjukkan berlangsung

Kasus ke empat, Jamie Wade yang mati karena serangan jantung saat pertunjukkan.

Ada kesamaan dalam kasus Jamie Wade dan Austin, meskipun keduanya memiliki riwayat penyakit yang telah menahun, namun keduanya terlihat sangat sehat sebelum pertunjukkan.

"Dan ke semuanya adalah pemain utama yang mati di cerita yang mereka mainkan " Dean tertegun akan fakta yang baru saja disadarinya.

"Sial, bagaimana perempuan itu bisa lebih dulu tahu" umpat Dean kesal, ia lalu mengambil ponsel dari sakunya dan mengetikan sebuah nama di kontak teleponnya lalu menekan tombol panggil. Terdengar nada sambung, tidak berapa sebuah suara menyapanya

"Akhirnya kau menghubungiku Hopkins"


Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang