"Apa yang harus kulakukan sekarang" Londa mengoyang-goyangkan pulpen di jarinya dengan tidak sabar
"Aku tidak akan bisa berpikir jika berada di tempat ini"
Ia melirik jam berbentuk kucing di atas mejanya, entah siapa yang menaruh jam itu di sana, orangn yang menaruhnya sepertinya tahu betul Londa tidak menyukai kucing.
"Jam 1 lewat 25 menit... ah kenapa waktu berjalan lambat sekali hari ini" Desah Londa.
Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari kemungkinan untuk dia pergi dari tempat ini. Semua orang tampak sibuk, dering telepon saling bersahutan, Julia Hawkins tampak berbicara dengan telepon genggam di telinga sebelah kirinya.
Tidak jauh dari sana terlihat Carter baru saja kembali dari pantry sambil membawa kopi di tangannya, mulutnya terlihat penuh, remah-remah makanan terlihat di sudut mulutnya, Telepon gengam Londa berbunyi
"Beth Hughes " Londa membaca nama yang muncul di layar teleponnya dan segera menempelkan ke telinga kirinya
"Temanku telah mengirim hasilnya tadi" Suara Beth terdengar di ujung telepon,
"Tunggu sebentar Beth, di sini bising sekali"
Dengan cepat Londa berjalan ke arah toilet dan memeriksa semua ruangan kubikel di dalamnya, setelah memastikan semuanya kosong ia lalu mengunci toilet itu dari dalam.
"Obat yang kau berikan padaku itu adalah sejenis obat penghilang nyeri NSAID. Nama lainnya non-steroid anti-inflamasi yang umum digunakan untuk mengobati gangguan muskuloskeletal" jelas Beth panjang lebar
"Bukan obat jantung?" Tanya Londa memastikan
"Tidak, obat ini biasanya diminum seseorang saat sakit kepala atau nyeri karena cedera pada tubuhnya" Londa menganguk mengerti
"Baiklah Beth, terima kasih"
"Telepon aku jika kau memerlukan sesuatu Nona"
Telepon pun terputus, Londa tampak berpikir, namun konsentrasinya seketika terganggu ketika terdengar terdengar keributan di balik pintu toilet
"Siapa yang mengunci pintu toilet ini?"
"Aku tidak tahu, mungkin kita harus memanggil petugas untuk membukanya"
Londa memasukan telepon genggamnya kedalam kantong sweaternya dan memutar kunci pintu toilet tersebut. Hening sesaat, semua orang di balik pintu tersebut menunggu.
Perlahan Londa membuka pintu toilet. Seketika terdengar seruan dari para karyawan lain begitu melihat wajah yang muncul dari balik pintu tersebut.
"Astaga jadi kau yang mengunci pintu itu dari dalam, kupikir ada penjahat masuk ke kantor kita" Pekik Julia histeris
"Maaf aku tidak sengaja" Jelas Londa cepat sambil berjalan melewati Julia. Beberapa wanita lain hanya melongo melihat kepergian Londa yang begitu saja.
Londa kembali duduk di meja kerjanya, pikirannya kini berkecamuk
"Kenapa ada obat penghilang nyeri di sana"
Kenyataan itu masih menggangunya. Ia menghela nafas dan mengambil gelas berisi air di atas meja kerjanya lalu meneguknya. Londa bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pantry
"Secangkir kopi mungkin bisa membantuku" gumannya pada dirinya sendiri.
Asap mengepul ketika Londa menuangkan cairan hitam itu dari mesin pembuat kopi kedalam cangkir di depannya. Setelah meniup permukaan gelas tersebut, Londa menyeruput kopi di tangannya.
"Haruskah aku menghubungi detektif sombong itu?"
Ia mengggit bibirnya, mengedarkan pandangannya ke langit langit pantry mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. Lalu berpindah ke bagian pintu pantry dan melihat kearah luar, lalu bertemu pandang dengan sepasang mata yang sedang memperhatikannya dari kejauahan.
"Carter? " Laki-laki itu dengan cepat menoleh ke arah lain dan menempelkan telepon genggamnya ke telinga kanannya.
"Kenapa dia melihatku seperti itu?" Tanya Londa pada dirinya sendiri, Londa menyeruput kembali kopinya
"Untuk apa aku memikirkan dia, bukankah sejak dulu dia memang tidak menyukaiku"
Londa mengangkat bahunya, dan menaruh gelas kopi yang telah kosong ke atas meja.
"Lebih baik aku mencari tahu tentang obat itu" putusnya sambil berjalan keluar dari arah pantry dan kembali ke meja kerjanya

KAMU SEDANG MEMBACA
Pertunjukan Terakhir
Misteri / ThrillerSeorang pemain teater tewas tertimpa lampu saat pertunjukan. Tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Dua minggu sebelumnya, pemain lain mati karena serangan jantung di panggung. Londa seorang wartawan majalah gosip, melihat kega...