Chapter 5

719 82 0
                                    

Seungmin menyembulkan kepala di pintu ruang kerja Chris yang terdapat di mansion. Dua hari ini Chris membawa pekerjaannya ke rumah dan membiarkan Changbin mengambil alih tugasnya di hotel. Seungmin membawakan sarapan untuk kakaknya karena Chris tidak kunjung turun padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.35.

"Aku bawakan sarapan." Seungmin ingin membalas kebaikan Chris yang sudah mau merawatnya ketika demam. Selama ini tidak ada yang merawatnya saat sakit. Ia hanya sendirian ketika sakit, ia juga enggan meminta bantuan temannya. Tindakan Chris hari itu berhasil membuatnya terharu. Sekarang ia mengerti seperti apa rasanya disayangi.

Seungmin meletakkan nampan diatas meja kaca yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu. Ruangan ini persis seperti kamar Chris yang serba berwarna gelap. Persis seperti orangnya yang tidak begitu menyukai warna-warna mencolok. Bagi Seungmin warna bukanlah masalah. Ia lebih suka ruangan yang terang dibandingkan ruangan seperti ini. Suasananya terasa berbeda.

"Kau sarapan dulu hyung."

"Nanti saja." Chris tidak mengalihkan pandangannya dari ipad dan kertas-kertas yang berserakan di meja.

"Ini sudah hampir siang, tapi kau belum memakan apapun."

"Aku bilang nanti, Kim Seungmin." Chris masih enggan memanggil Seungmin menggunakan marga ayahnya.

Seungmin secara tidak sadar memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Chris.

"Padahal aku sampai rebutan  tempat dengan bibi Shin demi membuatkan omelet untukmu. Tidak mudah berdebat dengan wanita itu. Aku sangat kecewa jika kau tidak memakan sarapanmu."

Chris menghela nafas. Ia meletakkan apple pen yang sejak tadi ia pegang lalu menuruti keinginan Seungmin. Seungmin tersenyum senang mengikuti Chris duduk di sofa berwarna abu-abu tersebut.

"Kenapa kau sampai berebut tempat dengan bibi Shin hanya karena omelet ini? Dapur di sini sangat luas."

"Bibi Shin ngotot ingin dia saja yang memasak karena merasa tidak enak melihatku berkeliaran di dapur. Dia tidak tahu saja aku juga pandai memasak."

Chris mengulum senyum mendengar celotehan adiknya.

"Dia hanya takut kau akan membakar dapur."

"Yak! Aku tidak sebodoh itu ya. Kau seharusnya berterima kasih padaku, bukan malah meledekku."

Chris hanya mengiyakan. Ia menyantap sarapannya dengan lahap. Chris teringat sesuatu.

"Apa kau masih bekerja di kedai ayam milik temanmu?"

"Iya."

"Apa dia orang yang baik?"

"Lee Minho hyung adalah seniorku sejak SMP. Dia sudah banyak membantuku. Dia orang yang sangat baik."

"Lee Minho?"

"Hm namanya Lee Minho. Tapi dia bukan Lee Minho yang aktor itu. Dia hanya lelaki biasa yang memiliki kedai ayam."

Chris menatap Seungmin yang sibuk bercerita tentang kebaikan Minho. Chris berharap Lee Minho yang dimaksud bukanlah Lee Minho yang ia kenal. Ada banyak nama Lee Minho didunia ini, pasti mereka orang yang berbeda.

TOK TOK TOK

"Seungminnie... ehm! Maksudku tuan Seungmin, ada temanmu sedang menunggu dibawah." Dowoon melarat panggilannya begitu sadar ada Chris di sana, seharusnya ia lebih pintar, tentu saja ada Chris karena ia sedang berdiri didepan ruang kerja Chris. Seungmin benar-benar membuatnya serba salah. Kemaren anak itu memohon agar berhenti dipanggil tuan muda karena merasa tidak nyaman dengan panggilan itu.

"Itu pasti Haje." Seungmin menyelonong begitu saja meninggalkan Chris.

"Haje? Siapa Haje?" Tanya Chris pada Dowoon.

Never Ending Story -CHANMIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang