Chapter 26

478 69 7
                                    

Cahaya matahari memasuki kamar yang di tempati oleh Seungmin dan Chris. Keduanya tidak lagi dibatasi oleh tirai. Tirai itu tergeletak dibawah kaki mereka yang tidur sambil berpelukan. Entah apa yang terjadi semalam yang membuat Seungmin tidur berbantalkan lengan Chris.

Chris berhati-hati menggerakkan badannya karena takut membangunkan Seungmin. Ia tersenyum melihat wajah sang adik yang seperti anak kecil 5 tahun saat sedang tidur. Pipi berisi itu ia sentuh dengan jarinya, ia kagum karena Seungmin memiliki kulit yang sehat padahal hanya melakukan perawatan seadanya. Chris mengecup singkat kening adiknya yang tertutup poni.

"Emm hyung." Seungmin mengerang karena Chris memeluknya begitu erat sehingga ia merasa kepanasan mengingat kamar ini tidak memiliki pendingin ruangan. Hanya kipas angin kecil yang tidak menyala yang terdapat di sebelah pintu. Padahal kakeknya tidak semiskin itu untuk sekedar membeli alat pendingin ruangan.

Seungmin menjauhkan tangan Chris yang usil memainkan hidungnya. Ia bangun sembari menyingkirkan selimut yang semula milik Chris tapi semalam mereka tidur dibalik selimut itu, sedangkan selimut Seungmin sudah terbang ke bawah jendela.

"Chris, Seungmin, cepat bangun. Sarapan sudah siap." Suara nenek Bang di luar mengingatkan Seungmin pada sesuatu.

"Astaga aku lupa kalau kakekmu mengajakku memetik bunga." Seungmin buru-buru bangun dan mencuci muka sekaligus menggosok gigi. Ia meninggalkan Chris yang masih bermalas-malasan berbaring di lantai.

"Ayo bangun hyung!"

"Akh aku malas sekali." Meski mulutnya berkata malas, tapi tubuhnya tetap bergerak menuju kamar mandi.

○○○

Han menatap Minho yang menyibukkan diri di dapur membuatkan pesanan pelanggan yang sudah menunggu di luar. Bahkan Minho melarangnya untuk menyentuh benda apa saja yang akan digunakan untuk memasak.

Suasana hati Minho sedang tidak baik pasca mendengar Chris membawa Seungmin pergi entah ke mana. Apakah ia terlalu berharap pada hubungannya dengan Seungmin? Seungmin tidak mungkin selemah itu untuk menolak paksaan Chris. Atau mungkin Seungmin memang ingin pergi bersama Chris ke tempat yang tidak ada yang bisa mengganggu mereka.

TUK TUK TUK

Han begitu ngeri melihat cara Minho mencincang bawang bombay. Ia mendekat tetapi langsung mendapat tatapan mematikan dari lelaki itu. Selama mengenal Minho, baru kali ini ia melihat pemuda itu bertingkah seperti ini.

"Hyung, biar aku bantu."

"Tidak usah."

"Kau bisa melukai tanganmu."

"Aku bilang tidak usah! Apa kau tuli?!"

Han langsung bungkam. Minho belum pernah membentaknya sekeras ini, hal tersebut tentu saja melukai perasaannya. Han membuka celemek berwarna coklat yang selalu ia pakai lalu melemparnya ke atas kursi kemudian pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah-katapun.

Minho menghela nafas gusar. Pikirannya kini bercabang. Antara menebak keberadaan Seungmin dan Han yang baru saja bentak, padahal lelaki mungil itu mengkhawatirkannya. Minho benar-benar kacau sekarang.

○○○

Chris mondar-mandir di depan pagar menunggu kakeknya dan Seungmin pulang dari mengantar bunga ke toko bunga. Ini sudah satu jam, tapi kenapa mereka belum kembali? Pikirnya.

Tidak lama kemudian kakeknya muncul dengan berjalan kaki. Meski sudah tua, kakek Bang masih terlihat sehat dan bugar dan sering berkeliling dengan berjalan kaki. Ia juga sangat dihormati di desa ini dan para warga sering meminta bantuannya.

"Kenapa kakek pulang sendiri? Mana Seungmin?"

"Oh anak anjing itu, tadi dia pergi begitu saja mengikuti anak-anak yang baru pulang sekolah."

Never Ending Story -CHANMIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang