Seorang gadis berambut panjang menuruni bus yang baru saja ia tumpangi, ia merubah raut wajahnya dari sendu menjadi ceria.
Tak ingin menunjukkan kepada siapapun tentang kesedihannya, ada dua kemungkinan saat orang melihat kesedihan kita, kemungkinan pertama adalah mengasihaninya , kemungkinan kedua adalah bahagia atau tak peduli.
Maka dari itu ia memutuskan untuk memakai topengnya, itu lebih baik , dari pada ia dikasihani ataupun melihat orang tertawa karena ia menderita.
Gadis itu bukannya berasal dari keluarga yang tidak mampu, keluarganya sangat mampu, terlampau mampu malah, tapi karena suatu hal, ia tak ingin menunjukkan jati dirinya kepada orang lain.
Namanya Chelsea Eve Soerendra... Tapi karena ia tak mau dikenali sebagai keluarga Soerendra, ia menanggalkan nama belakangnya.
Dunia ini penuh tipu-tipu, saat orang mengetahui ia dari keluarga Soerendra, banyak orang yang mencari muka dihadapannya, bersikap manis didepannya, bahkan berteman dengannya hanya untuk sebuah status dan memanfaatkan harta yang ia miliki.
Langkahnya memelan begitu memasuki sebuah universitas tempatnya mengenyam pendidikan. Ia menghela nafasnya lalu berjalan masuk tanpa menghiraukan bisikan-bisikan yang ada disekitarnya juga tatapan menghina dari orang disekitarnya.
Bagaimana ada orang yang akan sukarela mendekatinya, lihatlah bagaimana penampilannya saat ini, dengan rambut kepang dua, kacamata yang tebal, sepatu yang usang, tas juga usang, baju dress polkadot yang sampai dibawah lututnya, belum lagi ia juga menghias wajahnya dengan sebuah tompel dipipinya dan jangan lupakan ia tidak mengenakan make up .. malah ia sengaja mengoleskan cream agar kulit putihnya terlihat kusam.
Brukkkkkk....
Salahnya ia berjalan tanpa melihat kedepan malah melihat kebawah.
" Maaf.. kak!!!" Suara Eve bergetar, ia takut untuk sekedar menatap kedepan.
" Tak perlu meminta maaf, tak ada yang terluka, apa ada yang terluka di tubuhmu??" Jawab sosok itu.
Mendengar suara itu, membuat Eve langsung mendongak dan berani menatap lawan bicaranya.
" Tidak ada kak!!" Jawabnya.
Sosok itu mendekatinya lalu berbisik di telinganya.
" Pulang!! Daddy sama mommy kangen.. atau Abang bongkar semua penyamaran kamu!!" Ucapnya sambil tersenyum tipis.
Eve hanya mengangguk mengiyakan perkataan Abang.
Harvey Nichols Soerendra, kakak laki-lakinya, yang memiliki kembaran bernama Harrel Alex Soerendra.
" Kalau kamu gak pulang , Abang bakalan minta Harrel yang bertindak. Kamu tau kan Harrel gimana???" Ucapnya.
Ya ... Harrel akan selalu mengedepankan emosi ketika hal itu menyangkut dengan dirinya, ia adalah adik perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dan ia adalah bungsu dari 3 bersaudara.
Eve meneguk ludahnya kasar, akan sangat tidak baik jika Abang tertuanya turun tangan,ia mengingat kembali ketika ia dibully sewaktu kelas 2 SMP, abangnya itu memukul pembully nya secara membabi-buta, bahkan harus berurusan dengan kepolisian setempat, untungnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan, dengan uang tentunya.
" Nanti Eve pulang Abang, jangan beri tau Abang Harrel!" Ucapnya lirih, ia tidak mau orang disekitarnya mendengar percakapan mereka.
" Bagus!!! Abang tunggu, nanti pulangnya sama Abang, nanti Abang tunggu di minimarket depan!!" Ucapnya.
" Aku nanti naik bu....." Ucapannya terhenti karena gestur tangan sang abang.
" Abang gak nerima pelonakan, udah masuk sana!! Abang bakalan urus orang-orang yang ngatain kamu dari tadi!!" Ucap Harvey.
