Satu minggu sudah Clarence terlihat berbeda, dan Jeffran tidak menyukainya.
" Clay nanti temenin gw ke party Revan!"
" Iya" nahhh, seperti ini, Clarence seolah bukan menjadi dirinya, gadis itu memang menjadi pacarnya dan selalu mengiyakan apapun yang Jeff inginkan, hanya saja ia merasa gadis itu menerimanya seperti dibawah tekanan.
" Lo mau makan apa?? Bakso apa mie ayam??" Saat ini keduanya berada di cafetaria kampus, Clarence duduk bersama dengan Jeffran dan teman-temannya, tanpa Rayn dan Yasmine.
Jeffran menatap lekat wajah Clarence yang tertunduk, bahkan gadis itu memilin ujung bajunya, seperti sedang menahan takut.
Sejujurnya kejadian itu memang membuat Clarence sedikit terguncang, malamnya tak lagi bisa merasakan tidur nyenyak, dan kejadian itu mengingatkannya kepada sang sahabat yang dulu meninggal karena menjadi korban kekerasan seksual.
" Coba kalau ngomong lihat ke gw Clay, gw didepan lo, bukan dibawah lo!" Ucap Jeffran seraya mengambil tangan Clarence dan menggenggamnya. Kening Jeffran mengeryit ketika merasakan tangan itu dingin juga berkeringat. Ia membawa tangannya untuk mengangkat wajah Clarence agar berhadapan dengannya.
Deg..........
Mana tatapan berani miliknya, mengapa kini manik itu melihatnya dengan tatapan takut, lalu sejak kapan lingkaran mata itu menghitam, bahkan pipi chubby-nya terlihat sedikit menirus.
" Lo sakit, gw anterin pulang aja ya??" Tawar Jeffran.
" Dia pulang sama gw!" Ucap Rayn.
" Gak!! Dia pulang sama gw! Gw pacarnya!! Iya kan Clay??" Pandangan Clarence beralih kepada Yasmine seolah meminta pertolongan namun kepalanya mengangguk mengiyakan perkataan Jeffran.
" Biarin Clarence pulang sama gw!! Dan Lo!!! Tolong kasih sedikit pengertian ke cowok itu!!" Yasmine menunjuk wajah Rayn lalu dia mendekati Clarence dan memegang kedua bahunya, ia akan menuntun Clarence ke parkiran, sepertinya ini akan menjadi masa yang sulit untuknya juga Rayn, mereka harus menghadapi trauma Clarence yang muncul yang bahkan tidak diketahui oleh Daddy juga Hendery.
" Apa hak lo, sampai lo bawa cewek gw! Udah gw bilang!! Gw yang bakalan anterin dia!!" Seru Jeffran yang langsung berdiri dari tempat duduknya, merasakan aura dingin disekitarnya membuat tubuh Clarence bergetar, namun Yasmine tak gentar sedikitpun ia berlalu tanpa menghiraukan panggilan Jeffran dibelakangnya.
" Gw butuh ngobrol berdua sama lo Jeff! Penting!! Ayo ikut gw!!" Rayn menyeret kerah Jeffran dan anehnya Jeffran tak menolak, terkesan menurut diperlakukan seperti itu. Sebenarnya Rayn pun terintimidasi dengan perbedaan postur tubuhnya dengan Jeffran, hanya saja saat ini ketenangan dan kesehatan mental Clarence lebih penting.
Sepeninggalan mereka berdua banyak yang berbisik-bisik dan menduga apa yang terjadi pada Clarence juga Jeffran dan apa yang akan dibicarakan oleh Rayn kepada Jeffran.
Blammmmm....
Pintu rooftop itu tertutup sempurna lalu Rayn menguncinya.
" Gw mau tanya, ini sedikit privacy Jeff!" Tanpa basa-basi, itulah Rayn.
" Tanya apaan, anjing!! Gw kok mau diperlakukan kayak binatang sama lo sih!!" Baru sadar dia kalau dia diseret layaknya anak kecil yang dimarahi emaknya.
" Sehabis race apa yang terjadi antara lo sama Clay??" Rayn mendudukkan tubuhnya di sofa usang yang ada disana, pandangannya menerawang jauh ke langit yang nampak mendung. Jeffran mengeryitkan keningnya, lalu ia ikuti langkah Rayn, dia duduk disebelah kanan Rayn.
" Gw kelepasan !" Ucap Jeffran sambil menunduk.
" Kelepasan?? Apa yang lo lakuin menjurus ke pelecehan seksual??" Rayn bertanya tanpa melihat kearah Jeffran, sementara Jeffran nampak menyenderkan kepalanya dan mendongak menatap langit dengan mata terpejam.
