Me and my life 2

361 27 4
                                        

Ruangan putih dengan bau obat-obatan menyapa indera penciumanku, aku bisa merasakan hidungku tertutup dengan alat bantu pernafasan, separah itukah??? Berapa lama aku tak sadarkan diri?? Jika aku berada di rumah sakit sekarang, artinya dialah yang membawaku bukan?? Lalu sekarang dia berada dimana?? Mataku mulai memindai sekitar, ada seorang wanita paruh baya yang sangat cantik tengah tertidur di sofa, ahhh sepertinya ini ruang VIP. Apakah dia yang memintaku dirawat di ruangan ini?? Ohhh tidak!!! Sepertinya gajiku selama satu bulan tak akan cukup untuk membayar biaya perawatanku. Tunggu dulu!! Wanita itu, wanita itu adalah nyonya besar keluarga Djuanda!! Tidak!! Aku tidak ingin terlibat dengan dirinya lagi!!

" Hhhh... Ahhh..." Mulutku mulai mengeluarkan suara, sepertinya wanita itu begitu sensitif pendengarnya, hingga kini ia sudah berada di dekatku, tangannya memencet tombol yang berada di dekat brankarku, lalu tangannya terulur mengelus suraiku.... Hangat.. rasanya hatiku menghangat hanya dengan perlakuan kecilnya, bisa ku lihat maniknya mengeluarkan bulir air mata!! Ohhh!! Apakah keadaanku begitu menyedihkan, hingga membuatnya bersimpati terhadapku??

Tak lama setelahnya beberapa dokter masuk kedalam ruangan ku, Wow!! Samapi 4 dokter yang menanganiku!! Benar-benar kuasa keluarga konglomerat! Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, alat bantu pernafasan itu terlepas dari wajahku! Wanita itu terlihat berbicara dengan para dokter itu secara berbisik-bisik. Mata itu!! Aku melihat mata bulan sabitnya yang mengintip dari luar ruangan yang ku tempati. Sejenak kami bertukar pandang dan tubuhku menegang kembali.

" Hei.. hey.. Sunny.. Sunny.. tenanglah.. tenanglah" nyonya Tya menggenggam tanganku lalu mengelus punggung tanganku. Aku mulai bisa mengendalikan diriku, badanku mulai rileks, namun tanganku menggenggam erat tangan nyonya Tya, seolah aku sedang menyerap kekuatan tambahan darinya. Saat aku mengalihkan pandanganku, dia sudah tidak berasa disana.

" Maafkan saya nyonya" cicitku ketika kesadaran ku mulai normal.

" Kenapa meminta maaf?? Tenanglah!! Ada saya disini, jika kamu merasakan sesuatu yang membuatmu merasa tidak nyaman, katakan langsung!" Bagaimana aku mengatakannya?? Putramu!! Putramu yang membuatku tak nyaman, bahkan ia yang membuatku merasakan ketakutan.

Aku hanya bisa tersenyum kecil membalasnya, tak mungkin juga aku berkata jujur padanya! Memangnya siapa aku??

Setelahnya hanya keheningan yang terjadi diantara kami berdua! Ohh ya.. dokter yang memeriksa keadaanku semuanya dokter berjenis kelamin perempuan. Tak lama kemudian suster membawakan makanan untukku, suster itu membantuku untuk duduk bersandar . Genggaman tanganku dan nyonya Tya terlepas, lalu nyonya besar keluarga Djuanda itu duduk di ranjang ku, ia mengambil mangkuk berisi bubur khas rumah sakit ini lalu ia menyuapiku.

" Tak perlu sampai seperti ini nyonya...." Kataku sambil memegang sendok yang sudah ia pegang.

" Biarkan aku merawatmu.. " nadanya sanagat lembut, teramat lembut, sejenak mengingatkanku dengan sosok bunda ku, rasa rindu itu menyeruak, aku menerima suapannya dengan air mata yang mengalir di pipiku. Ia panik saat menyadari hal itu.

" Hey... Apa ada yang sakit?? Bagian mana?? "

" Tidak nyonya, saya hanya merasa seolah ibu saya hadir disini"

" Kalau begitu anggaplah aku ibumu!! Mulai sekarang kamu bisa memanggilku ibu.." lalu haruskah aku benar-benar memanggilnya ibu?? Tentu saja tidak!! Aku cukup sadar diri untuk hal ini.

" Maafkan jika pertanyaan saya lancang nyonya, tapi sudah berapa lama saya pingsan??"

" Ahh itu.. hehehe bagaimana ya?? Sebenarnya kamu pingsan cukup lama!! Sekitar 2 hari, ahh kamu tak tahu bagaimana anak bodoh itu sampai menangis melihat keadaanmu!! Haissss anak bodoh itu benar-benar!!" Siapa yang dipanggil bodoh olehnya?? Apakah itu Arjuna??? Bolehkah aku berharap demikian!! Ahh apa-apaan otakku ini!! Tak mungkin ia mengkhawatirkan keadaanku!!.

" Lalu apakah harus di kamar ini nyonya?? Gaji saya tak akan cukup untuk membayar biaya rumah sakit ini!" Aku benar-benar takut akan menguras seluruh tabunganku jika harus ditempatkan di ruangan VIP ini.

" Tenang saja, kau tak perlu mencemaskan tentang biaya rumah sakitmu!! Anak bodoh itu yang akan menanggung seluruh biaya!!" Anak bodoh, anak bodoh!! Sedari tadi kata-kata itu yang ia keluarkan!! Siapa yang ia maki dengan sebutan anak bodoh?? Tak mungkin ia memaki putranya sendiri bukan??

" Saya pasti akan berhutang sangat banyak kepada anda dan keluarga nyonya!!"

" Ibu!! Panggil aku ibu!! "

Ya walaupun setelahnya kami bercakap-cakap, hanya saja percakapan kami hanya seputaran basa-basi semata. Setelah menyuapiku dan memberikan obat untukku, beliau berpamitan ingin mengurus sesuatu katanya. Tak lama setelahnya , aku merasakan mataku memberat, mungkin efek samping dari obat yang ku minum tadi.

******

Sayup-sayup kudengar seseorang berbicara denganku, aku bisa merasakan tanganku di genggamnya, bahkan ada tetesan air mata yang jatuh di punggung tanganku yang terasa di cium olehnya. Jika kalian menebak itu adalah Arjuna, maka tebakan kalian tepat!!

" Kamu gak tau seberapa gilanya aku setelah kamu pergi kan?? Aku sudah berkoar-koar tentang hubungan kita kepada seluruh temanku, berbangga hati karena akulah lelaki pertama yang memasukimu, mungkin saat itu caraku salah, karena aku ingin mengikatmu secara utuh denganku, rencananya aku akan melamarmu, tapi saat aku kembali ke kostan tempatmu tinggal, tak ada sehelai kain pun yang tersisa di sana, kamu pergi begitu saja!! Padahal aku sudah menyiapkan segalanya, aku juga sudah memberi tahu kedua orang tuaku bahwa aku merenggut mahkotamu, dan kamu tahu apa yang ku dapatkan?? Aku dicambuk 15 kali serta dihadiahi pukulan bertubi-tubi hingga wajah tampan yang bisa kamu puji ini membiru di beberapa bagian, ahh salah!! Warnanya ungu!! Ayahku sangat murka denganku, hingga ia langsung memintaku untuk bertanggungjawab atas apa yang kulakukan terhadapmu! Yahhh... Walaupun sebenarnya tanpa dipinta olehnya aku pasti akan meminangmu. " Kudengar ia menghela nafasnya, ku biarkan dia bercerita sepuasnya, mungkin ini cara Tuhan untuk menjernihkan semua kesalahanpahaman antara kami berdua. Aku hanya terus berpura-pura tidur, walaupun jantungku berdetak tak karuan serta tubuhku mulai  menegang namun aku tetap memilih untuk berpura-pura tidur.

" Cara yang kugunakan memang salah, bodohnya aku merenggut mahkotamu hanya karena cemburu dengan para kumpulan pria yang tertarik denganmu, membuatku merasa terancam dan memilih jalan pintas, maksudku menceritakan tentang kita dengan mereka adalah untuk menegaskan bahwa kamu milikku, milikku seorang dan tidak ada yang bisa merebut mu dariku, namun sepertinya kamu salah mengartikan!! Salahku juga sebenarnya!! Kamu tahu gak??? Aku bahkan berdoa kepada Tuhan agar ia meniupkan ruh ke dalam rahimmu agar kita bisa menikah, namun sepertinya Tuhan sangat menyayangimu, jadi benihku tak berkembang menjadi kecebong!! Sunny... Coba rasakan detak jantungku!!" Tidak!!! Tanganku ia bawa ke dadanya, bisa ku rasakan detak jantungnya berdetak kencang. Sangat ribut!!!

" Masih sama seperti sebelumnya, dia berdetak tak karuan jika berada di dekatmu!! Sunny jika kamu sadar nanti tolong lihat aku, gapai tanganku, jangan menjadi asing denganku!! Cinta kita kuat bukan?? Kamu harus berjalan denganku tak boleh dengan yang lainnya!!! Aku harap kita bisa memperbaiki hubungan antara kita, tolong maafkan aku dan beri aku kesempatan!! Maaf jika kelemahan dan ketakutanku adalah penyebab utama rasa sakitmu!! Cukup selama ini aku melihatmu menderita sekarang biarkan aku menebus segalanya!! Tolong beri aku kesempatan!!"

Tuhan.... Haruskah aku memberinya kesempatan??? Lalu bagaimana dengan traumaku??? Akankah ia mampu mengobati rasa takutku???

********

TBC

Oneshoot  gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang