27. Cerita Tentang Hari Ini

1.4K 167 38
                                    

Yesmin bergerak gelisah dalam tidurnya. Malam ini ia tidak bisa tidur mengingat besok akan kembali ke posko dimana KKN tengah berlangsung. Meskipun ada kesenangan tersendiri karena selama di sana ia bisa bertemu dengan seseorang yang menjadi alasannya untuk terus tersenyum di tengah alasannya untuk segera pulang.

Iya, diam-diam Yesmin tertarik dengan seseorang. Pasti tahu, kan, siapa orangnya?

Renandika Halil Prasaja.

Memikirkannya saja sudah membuat Yesmin tersenyum sendiri. Apalagi ketika mengingat perlakuan terakhir yang laki-laki itu berikan padanya. Ingin rasanya Yesmin mengatakan pada dunia, boleh tidak jika laki-laki itu untuknya saja?

Cinlok seperti ini memang seringkali terjadi selama kegiatan KKN. Makanya tak jarang dari mereka-mereka yang takut hubungannya akan berakhir dengan sang kekasih jika godaannya berat begini.

Dering ponsel terdengar samar. Sebelum mengangkatnya Yesmin lebih dulu melihat jam dinding yang terletak di kamarnya, ternyata sudah jam setengah sebelas malam. Untuk apa Jendra menelponnya di jam segini. Memangnya laki-laki itu tidak pergi tidur?

Hallo? Kenapa, Jen?”

Gapapa, cuma mau mastiin aja. Ternyata lo belum tidur.”

“Oh itu, iya nih. Gue nggak bisa tidur. Btw besok gimana? Jadi jemput guenya?”

Jadi. Mau dijemput dimana? Di rumah atau di depan gang?

Hahaha, di depan gang banget nih? Kayak bocil yang lagi pacaran aja.”

Emang orang gede gimana pacarannya?

Sejenak Yesmin tampak berpikir. “Dijemput di depan rumahlah, biar gentle.”

Okeh, besok gue jemput di depan rumah.”

“Tapikan kita nggak lagi pacaran.”

Ada hening sejenak setelah suara Yesmin terdengar oleh gendang telinga Jendra. Kenapa tiba-tiba suasananya berubah menjadi canggung begini. Yesmin jadi tak enak hati setelah mengutarakan kalimat tersebut. Lagian menurutnya tak ada yang salah dari ucapannya.

Tidur, Yes. Udah malem. Nggak baik cewek-cewek tidur malem-malem begini. Besok kesiangan loh.”

Hehehe, lo juga tidur sana. Besok sama-sama kesiangan yang ada.”

Yaudah, gue tidur ya. See you.”

See you too, Jen.” Yesmin segera menutup panggilan tersebut setelah tak ada lagi balasan dari laki-laki di seberang sana.

Di sisi lain Jendra tengah merebah dirinya sembari melihat pada langit-langit kamarnya. Dia bahkan baru ingin mendekati Yesmin, namun sepertinya usahanya akan susah. Jendra tahu kalau Yesmin tengah tertarik pada ketua himpunannya. Siapa yang tak bisa melihat sorot mata yang Yesmin tunjukkan ketika sedang berbicara dengan Renan. Mata yang berbinar dan pipi yang merona.

Oh ayolah, Jendra juga mau ditatap dengan kondisi yang sama seperti itu.

Dan jika dilihat-lihat Renan dan Jendra tak jauh berbeda. Malahan menurut Jendra, ia jauh lebih ganteng. Itu sih menurutnya, beda lagi jika menurut orang yang lagi jatuh cinta, kan.

**********


Kepala Seno terasa pening setelah semalam ia tidak bisa tidur karena terus saja mengingat sosok yang menyerupai Shasha. Padahal Seno sudah berusaha melupakannya tetapi bayangan itu terus saja muncul.

Dear, KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang