Sembari memakan makanan sisa peserta penyuluhan yang hanya tinggal beberapa kardus, anggota KKN duduk berjajar dengan kipas di sebelah tangan mereka. Tidak bisa dipungkiri kalau hari ini cukup melelahkan meskipun tidak banyak yang mereka lakukan. Namun dengan melihat antusiasme peserta selama sesi tanya jawab sudah cukup membayar semuanya kerja keras mereka.
Yusuf datang menghampiri mereka setelah membuang bungkus-bungkus makanan yang tercecer, "bentar lagi kita ngapain?"
"Pulanglah, emang mau ngapain lagi?" ucap Hilman dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Udah nih gini doang?"
"Lo kalau mau jaga di sini sampe malem boleh juga kok, Suf."
"Maksudnya apa gitu. Foto bareng kek. Biasanya, kan, kalau selesai acara bakal ada foto panitia."
Semuanya terlihat memandangi Yusuf. Ternyata mereka benar-benar melupakan satu hal. Padahal sesi dokumentasi seperti ini yang paling di perlukan—walaupun untuk anggota KKN sendiri. Lumayan bisa digunakan untuk laporan kegiatan KKN atau sekedar di aploud melalui Instagram story dan juga WhatsApp.
Jev yang merasa diperlukan pun segera beranjak dari duduknya. Laki-laki itu menepuk-nepuk pantatnya yang dirasa kotor pasca duduk di lantai tanpa alas tersebut. "Yok, biar gue yang motoin."
"Eh, kita foto bareng aja. Jadi nanti lo juga ikutan foto. Kalau nggak ada lo anggotanya jadi nggak lengkap," saran dari Ajeng mendapatkan anggukan dari lainnya.
"Yaudah, baris yang rapi."
Jev mengarahkan teman-temannya di depan pamflet penyuluhan. Memperlihatkan kalau mereka baru saja selesai melakukan tahapan pertama dari program kerja yang sedang mereka laksanakan.
Barisan sudah rapi hanya dalam beberapa saat. Para anggota laki-laki mengisi barisan paling depan. Sementara anggota perempuan mengikuti di belakangnya. Jev yang bertugas mengatur pemotretan pun mempersiapkan kamera miliknya dan siap mengambil beberapa jepretan gambar.
"Nih, pakai HP gue. Mau sekalian boomerang," ucap Sella sembari menyodorkan ponsel dengan tiga mata pada kamera bagian belakang.
Seperti anak muda pada umumnya, mereka bergaya di depan kamera. Hal lucu pun tak luput dari perhatian mereka. Seno yang biasa terlihat pendiam juga berhasil dibuat kerepotan hanya karena Sella yang memintanya untuk bergaya macam-macam.
Pelan namun pasti, anggota KKN sedikit demi sedikit mulai melaksanakan program kerjanya. Meskipun sekarang masih tahap awal, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa perasaan lega datang menghampiri benak mereka. Sebab satu kegiatan sudah berhasil mereka laksanakan dengan lancar dan tertib.
Ini semua tidak terlepas dari kerjasama para anggota KKN Desa Waringin serta dukungan dari warga sekitar. Kalau bukan karena kekompakan mereka. Mungkin kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan lancar.
***
Hari sudah menunjukkan pukul 6 sore. Setelah selesai dengan urusan penyuluhan, rencananya saat ini anggota KKN berniat untuk melakukan evaluasi. Namun sepertinya evaluasi tidak akan berjalan seperti biasanya. Dikarenakan cuaca saat ini terbilang cukup buruk.
Hujan disertai angin kencang membuat anggota KKN keteteran. Apalagi dengan keadaan dapur yang bocor. Meskipun mereka tidak sepanik seperti awal dulu. Tapi mereka berhasil dibuat was-was, takut kalau tiba-tiba ada yang roboh.
"Dapur udah aman, kan?" tanya Hilman memastikan kalau dapur dalam keadaan baik-baik saja, setidaknya dalam beberapa jam ke depan.
"Kayaknya sih aman. Udah nggak perlu khawatir, bangunan rumah bagian belakang kayaknya masih kuat. Sekarang kita mending evaluasi dulu," sahut Jendra sembari mengarahkan yang lainnya ke ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, KKN
General FictionKisah tentang kegiatan kampus yang mengharuskan dua belas anak manusia hidup dan berbagi tempat tinggal selama 30 hari. Tawa, suka, duka dan ketakutan akan menghampiri mereka setiap harinya. Mereka dituntut untuk bisa menyatukan banyak kepala menjad...